logo Kompas.id
Bebas AksesIMF: Perekonomian Zimbabwe...
Iklan

IMF: Perekonomian Zimbabwe Terancam

Oleh
· 3 menit baca
Iklan

JOHANNESBURG, KAMIS — Kepala Misi Dana Moneter Internasional atau IMF di Zimbabwe Gene Leon menyatakan, pertumbuhan ekonomi Zimbabwe makin terancam. Seiring pengunduran diri Presiden Robert Mugabe (93) yang telah berkuasa selama 37 tahun, deraan belanja pemerintah yang tinggi, kebijakan nilai tukar yang serampangan, dan minimnya reformasi menjadi faktor penekan utama perekonomian negeri itu. "Situasi perekonomian Zimbabwe tetap sangat sulit," kata Leon, Rabu (22/11) di Johannesburg, Afrika Selatan. Leon menyatakan, aksi segera harus diambil untuk mengurangi defisit menuju level yang berkesinambungan di negeri itu. Langkah yang terukur juga diperlukan untuk mempercepat reformasi struktural. Reformasi perekonomian yang sudah ada di zaman Mugabe dinilai belum cukup. Jika dua hal itu dapat berjalan dengan baik, diharapkan hubungan yang baik dapat kembali terjalin antara Zimbabwe dan komunitas-komunitas internasional. Ini dinilai Leon penting untuk mendapatkan dukungan keuangan bagi negeri itu. Zimbabwe pernah dinilai sebagai salah satu negara di Afrika dengan kinerja ekonomi yang menjanjikan. Namun, beberapa dekade terakhir, kondisi itu berbalik arah. Penurunan ekonomi terjadi seiring kebijakan-kebijakan yang diambil Mugabe. Dua hal yang disorot adalah pengambilalihan peternakan-peternakan komersial yang banyak dimiliki warga kulit putih dan kebijakan untuk terus mencetak uang yang berujung pada terjadinya hiperinflasi. Sejak tahun 1999, Zimbabwe tidak dapat berutang dari pihak internasional. Itu terjadi setelah Zimbabwe dinyatakan gagal bayar. Tunggakan utang yang harus ditanggung Zimbabwe mencapai 1,75 miliar dollar AS. Menurut Leon, Zimbabwe sepatutnya mengurus tunggakan- tunggakan utangnya ke sejumlah lembaga, seperti Bank Dunia, Bank Pembangunan Afrika, dan Bank Investasi Eropa. Jika langkah itu dilakukan, senyampang dengan aneka kegiatan reformasi terkait perekonomian, IMF yakin kebijakan itu dapat mendorong perbaikan manajemen keuangan bagi negeri itu, termasuk dari sisi pinjaman berkelanjutan. Zimbabwe, menurut Leon, harus siap menerapkan aneka kebijakan makroekonomi yang kuat. Reformasi struktural dibutuhkan untuk mengembalikan pengelolaan fiskal untuk mendorong pembangunan Zimbabwe.Melihat situasi itu, calon pengganti Mugabe, yaitu mantan Wakil Presiden Emmerson Mnangagwa, ditengarai tak akan mudah membalikkan keadaan. Namun, di hadapan ribuan warga Zimbabwe, Rabu lalu, Mnangagwa dengan yakin menjanjikan pembukaan lapangan kerja bagi rakyat Zimbabwe. Remigio Mutero, pemuda lulusan fakultas teknik yang selama ini menganggur, menyambut baik janji Mnangagwa. "Yang saya inginkan adalah penciptaan lapangan kerja," kata Mutero.Hak imunitas Sementara itu, Presiden Robert Mugabe diberi hak imunitas atau kekebalan dari hukuman. Ia mendapatkan jaminan keamanan dan keselamatan dari pemerintah. Menurut sumber di pemerintahan Zimbabwe, hal itu merupakan bagian dari perjanjian yang berujung pada pengunduran diri Mugabe. Sumber tersebut mengatakan, Mugabe ingin meninggal di Zimbabwe, negeri yang dipimpinnya hampir empat dekade terakhir itu. Mugabe pun tidak ingin meninggalkan Zimbabwe. "Pengunduran diri itu sangat emosional bagi Mugabe dan ia mencoba dapat menerimanya, Penting bagi dirinya untuk mendapatkan jaminan keamanan agar dapat tetap tinggal di negeri ini meskipun kita tidak melarang dia bepergian ke luar negeri jika dia mau," kata sumber tersebut. (AFP/REUTERS/BEN/JOS)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000