Sirkus Sang Penampil Besar
Nilai moral seperti itu menjadi salah satu dari banyak ”wejangan”, yang coba disampaikan secara santai lewat kisah film musikal sekaligus koreografikal The Gratest Showman produksi Twentieth Century Fox. Sebuah cerita yang meramu beragam persoalan, seperti tentang bisnis pertunjukan, romansa, serta penghargaan terhadap perbedaan, terutama dalam bentuk fisik.
Adalah PT Barnum (Hugh Jackman), seorang pionir bisnis di masanya, yang berjuang keras dengan ide gemilangnya untuk menyuguhkan hiburan bagi masyarakat kalangan bawah. Diawali dengan mendirikan sebuah museum berisi benda-benda serba unik, yang diyakininya bakal membuat orang bersedia merogoh kocek untuk masuk.
Ide yang sayangnya kurang mendapat minat. Padahal, Barnum sendiri masih punya kewajiban melunasi utang pinjaman modal awalnya ke bank setelah berhasil mengelabui mereka dengan menyerahkan jaminan kapal dagang milik bekas perusahaan tempatnya bekerja. Padahal, perusahaan itu bangkrut karena banyak kapalnya tenggelam di Laut China Selatan dihantam badai.
Barnum sendiri sejak kecil, diperankan Ellis Rubin, adalah seorang anak yang cerdas dan punya imajinasi tinggi. Dia bekerja membantu ayahnya, Phillo (Will Swenson), seorang penjahit untuk kalangan orang kaya dan ningrat di Amerika Serikat di tahun 1800-an.
Dikisahkan saat membantu ayahnya bekerja di rumah salah seorang hartawan, Barnum mengalami kejadian tak mengenakkan. Sang hartawan, Hallett (Fred Lehne), marah dan menampar Barnum bocah, yang dianggap kurang ajar karena berani menggoda putri kecilnya.
Setelah sempat terpisah sekian lama, Barnum dan si putri kecil (Skylar Dunn) yang menjelma menjadi gadis cantik, Charity (Michelle Williams), menikah dan hidup dalam kondisi pas-pasan. Barnum yang sempat menggelandang sejak ditinggal mati ayahnya bertekad untuk menjadi orang kaya dan dihormati. Namun, sayang bisnis museum benda-benda unik Barnum tak menarik orang datang.
Atas saran dan ide dari kedua putrinya, Carolline (Austyn Johnson) dan Helen (Cameron Seely), Barnum melakukan perubahan drastis. Kedua putrinya menyebut orang enggan datang lantaran museum hanya menyediakan pertunjukan benda mati.
Barnum lalu mulai mencari dan merekrut orang-orang dengan penampilan dan kondisi unik untuk tampil di pertunjukan rutinnya. Pada saat kecil dan menggelandang, Barnum yang kelaparan pernah ditolong seorang perempuan berwajah ganjil, yang memberinya sebutir apel. Dari situ dia mampu berempati pada setiap orang yang hidupnya kurang beruntung.
”Biarkan saja mereka. Orang-orang toh akan tetap menertawakan keberadaanmu. Lantas mengapa tidak sekalian saja kita buat mereka membayar untuk itu,” ujar Barnum saat mencoba meyakinkan Charles Stratton (Sam Humphrey), seorang pemuda katai, yang pertama kali ditemuinya saat mengurus pinjaman ke bank.
Meledak
Dia didandani Stratton dengan pakaian seorang jenderal perang dan menunggang kuda besar, Jenderal Tom Thumb. Stratton memang ingin menjadi seorang tentara. Benar saja, pertunjukan dan orisinil Barnum ”meledak” dan orang datang berbondong-bondong untuk membayar tiket agar bisa menonton sekelompok manusia unik.
Barnum juga merekrut seorang perempuan gemuk berjanggut, tetapi bersuara emas, Lettie Lutz (Keala Seattle), ada juga pria berambut tebal yang menutupi seluruh wajah dan tubuhnya, yang kemudian dijuluki Manusia Anjing (Luciano Accuna Jr). Juga manusia super gemuk yang dinamai Lord of Leeds (Daniel Everidge), dan pria bertubuh sangat tinggi.
Singkat cerita Barnum berubah menjadi orang sukses dan terkenal. Rombongan sirkusnya bahkan sampai diundang untuk menemui Ratu Victoria (Gayle Rankin) di Istana Buckingham, Inggris. Sang Ratu bahkan sampai dibuat terpingkal-pingkal mendengar gurauan Stratton. Dengan kesuksesan dan uang yang didapatkannya, Barnum membeli sebuah rumah besar layaknya istana kecil untuk sang istri dan kedua buah hati mereka.
Sayangnya ketenaran Barnum masih harus menghadapi sejumlah tantangan. Penolakan dari segelintir kalangan masyarakat bawah, yang tak mau menerima keberadaan orang-orang berpenampilan unik beraksi di kota mereka, serta penghinaan dan pelecehan dari sebagian masyarakat kelas atas, yang menganggap Barnum tak sederajat walau statusnya kini sudah termasuk jajaran orang kaya di New York.
Trauma pernah dihina di masa lalunya muncul kembali. Hal itu memicu Barnum untuk kembali bekerja keras meraih prestasi lebih tinggi lagi. Dia merekrut seorang penulis naskah opera, Phillip Carlyle (Zac Efron), yang walau berasal dari kalangan terhormat, tetapi selalu gagal dalam pementasan sandiwara pertunjukan untuk kalangan atas.
Carlyle diharapkan Barnum menjadi pintu masuk pertunjukannya di kalangan menengah ke atas. Strategi Barnum lagi-lagi berhasil. Dia setuju dengan iming-iming mendapatkan 10 persen dari setiap keuntungan pementasan. Kehadiran Carlyle menjadi semacam darah dan semangat baru, yang semakin melejitkan pamor sirkus Barnum.
Namun, seolah tak pernah puas, Barnum merasa tergoda untuk terus meningkatkan status dan kesuksesannya lebih tinggi lagi. Dia bahkan berhasil meyakinkan penyanyi opera terkenal berjuluk ”Burung Bulbul dari Swedia”, Jenny Lind (Rebecca Ferguson), untuk menggelar tur pertunjukan (roadshow) di Amerika Serikat bersama dirinya.
Istri Barnum sebetulnya tak setuju dengan ambisi sang suami. Apalagi ketika dia menyadari ambisi itu juga didasari keinginan Barnum untuk ”membalas dendam” lantaran masih kerap dipandang rendah. Sayangnya ambisi yang menyala-nyala serta kerja keras tak selalu menghasilkan kesuksesan.
Konser tur yang tadinya berjalan lancar berubah kacau sementara gedung pertunjukan sirkus Barnum ludes dilalap api. Kecelakaan yang juga nyaris merenggut nyawa Carlyle, yang di saat bersamaan tengah berjuang untuk memenangi hati dan cinta Anne Wheeler (Zendaya), salah seorang pemain lompat trapeze di sirkus Barnum.
Akankah kisah Barnum berakhir bahagia? Dapatkan Barnum kembali bangkit sementara tak satu pun bank bersedia memberikan pinjaman lagi kepada dirinya? Atau dapatkah Barnum menyadari kalau apa yang sebenarnya dia inginkan sudah ada di depan matanya?
Terlepas dari alur ceritanya yang terlalu mengalir lancar, tontonan yang cocok untuk keluarga ini lumayan bisa dinikmati, terutama lantaran penyajian gerak lagu yang ciamik dan terbilang mendukung cerita.