Makau
Jalan-jalan sesi ini ditemani pemandu Tony dan Tino yang mengawal rombongan tur para peserta International Film Festival and Awards Macau (IFFAM). Tujuannya adalah spot turistik yang sering dikunjungi wisatawan, yakni A-Ma Temple, bekas kawasan ”lampu merah”, Pai Tak Temple, Sun Yat-sen Memorial House, dan kawasan Senado Square. Jelajah ini hanya butuh waktu tiga jam.
Kuil A-Ma sering pula disebut Kuil Barra karena letaknya di atas Bukit Barra, tidak jauh dari pelabuhan yang dipercaya sebagai tempat mendaratnya Portugis pertama kali di Makau. Kuil A-Ma yang dibangun tahun 1488 merupakan kuil tertua di Makau. Kuil ini didedikasikan kepada Mazu atau A-Ma, dewi pelindung nelayan. Nama Makau juga diperoleh dari nama kuil ini. Ketika Portugis datang dan menanyakan nama daratan tersebut lalu dijawab ”Mage” yang kemudian terdistorsi menjadi Makau. Penduduk setempat sebenarnya salah mengartikan pertanyaan karena mengira Portugis menanyakan nama kuil tersebut.
Seperti halnya A-Ma, banyak kuil di Makau dibangun sebagai persembahan kepada dewi laut. Lokasinya rata-rata berada di wilayah yang dulunya kampung nelayan, seperti Pai Tak Temple. Mayoritas penduduk Makau beragama Buddha dan tercatat ada 45 kuil yang tersebar di dua pulau utama Makau sehingga bisa dijadikan wisata tematik tersendiri.
Makau menjadi koloni Portugal sebelum dikembalikan ke China pada 1999 di bawah kebijakan One Country, Two Systems. Meski telah diserahkan ke China, Makau masih memiliki otonomi untuk mengurus keuangan, hukum, dan imigrasinya hingga tahun 2049. Urusan militer dan luar negeri di bawah China.
Bicara tentang China, tidak lepas dari sosok Sun Yat Sen, presiden pertama dan pendiri Republik Rakyat China. Makau menjadi basis Sun mengobarkan revolusi China. Tidak heran jika kemudian didirikan Memorial House of Sun Yat-sen. Ia sempat tinggal sebentar di Makau bersama istri pertamanya, Lu Muzhen. Rumah yang dijadikan memorial house adalah rumah Lu yang dibangun pada 1912. Sun yang lulusan sekolah kedokteran di Hong Kong juga tercatat sebagai dokter pertama yang mempraktikkan kedokteran Barat di Makau. Sore hari, ia sering praktik gratis melayani warga sekitar. Memorial house-nya berisi kisah perjalanan Sun yang dipaparkan lewat tulisan, gambar, atau foto yang dipajang di dinding atau meja pajang berkaca.
Dari sana mampir sebentar ke bekas kawasan red light district yang eksis tahun 1840-1960. Sekarang kawasan ini terdiri dari gang-gang dengan rumah penduduk, toko oleh-oleh, toko bahan obat china, dan rumah makan di kanan kirinya. Dari sini sudah tidak jauh menuju pusat bersejarah Makau dengan Alun-alun Senado dan reruntuhan Gereja St Paul sebagai ikon. Di wilayah seluas 8 kilometer persegi ini, terdapat delapan bangunan yang dicatat UNESCO sebagai warisan dunia. Kita bisa keliling seharian di kawasan yang tidak pernah sepi turis tersebut. Perjalanan bersama rombongan IFFAM berakhir di sini dan masing-masing melanjutkan dengan kegiatannya sendiri-sendiri.
Pukul 14.00
Pada akhir tahun, pemandangan di kawasan Senado Square akan lebih berlimpah cahaya dengan Festival Cahaya yang digelar. Selain gedung-gedung dan jalanan yang dipasangi lampu-lampu hias, pada dinding beberapa gedung juga akan diproyeksikan permainan sinar laser pada jam-jam tertentu yang mengisahkan sejarah Makau.
Selain delapan gedung tersebut, masih ada 22 situs dan bangunan lain yang juga diakui UNESCO sebagai warisan budaya dunia yang menjadi modal Makau untuk menjual pariwisatanya. Gedung-gedung bersejarah ini biasanya digunakan sebagai fasilitas publik atau perkantoran pemerintah, seperti balai kesehatan, kantor pos, atau balai kota. Gedung-gedung tua lainnya di luar itu masih dipertahankan bentuknya dan di bagian bawah dimanfaatkan sebagai pertokoan dan rumah makan.
Dengan begitu, kita bisa berjam-jam menghabiskan waktu di kawasan ini, mulai dari mengunjungi bangunan bersejarah hingga belanja. Jangan lupa untuk singgah di Mount Fortress yang terletak di sebelah Ruins of St Paul untuk melihat panorama Makau dari ketinggian. Benteng ini sekarang dimanfaatkan sebagai Museum Makau yang juga sangat menarik karena menceritakan serba-serbi Makau, mulai dari sejarah hingga perkembangan terkini hingga budayanya.
Budaya Makau merupakan percampuran antara China dan Portugal. Bahasa Portugis masih dipakai sebagai bahasa resmi dan tecermin pada nama-nama jalan yang ditulis dalam dua bahasa. Namun, warga setempat melarang anak-anaknya belajar bahasa Portugis untuk mempertahankan budaya asli sehingga muncul dua macam sekolah, yakni sekolah China yang mengajarkan bahasa China dan Inggris serta sekolah Portugis yang mengajarkan bahasa Portugis, Inggris, dan Perancis. Bangunan-bangunan di Makau mendapat pengaruh dari China dan Portugal dengan gaya mock moorish, art deco, colonial, dengan warna pastel serta jalanan yang disusun dari batu-batu cobble dan pebble.
Pukul 19.00
Wisata kasino juga bisa menjadi daya tarik tersendiri tanpa harus berjudi. Setiap kasino rata-rata dilengkapi dengan hotel yang setiap saat berlomba menarik pengunjung. Pada kesempatan sebelumnya, Tony bercerita, sebelum tahun 2001, kasino dimonopoli oleh Stanley Ho dengan 19 kasino. ”Pemilik kasino tidak pernah takut rugi. Mereka hanya takut pengunjung tidak kembali,” kata Tony.
Tidak heran jika kasino dan hotel-hotelnya dibuat sangat mewah dengan fasilitas spektakuler untuk menarik kunjungan. Setelah tahun 2002, bisnis kasino dibuka juga untuk pengusaha lain dan sejak itu pengusaha judi dari Las Vegas membuka usahanya di sana. Hotel-hotel berafiliasi kasino dari Amerika biasanya membangun daya tarik berupa miniatur bangunan Eropa, seperti Menara Eiffel, kanal Venesia lengkap dengan gondolanya, Coloseum Roma, kolam air mancur menari, atau kereta gantung di dalam hotel. Fasilitas lain yang patut dicoba adalah bianglala dengan dinding dan lantai kaca di ketinggian 130 meter hingga tontonan empat dimensi Batman Dark Flight yang seru. Terdapat bus gratis yang disediakan hotel dan kasino yang bisa dimanfaatkan untuk datang dari satu hotel ke hotel lainnya. Tidak ada pemeriksaan khusus untuk melihat aktivitas kasino kecuali anak di bawah umur 18 tahun dilarang masuk.
Pukul 10.00
Bosan dengan segala kemewahan Makau, mari berkunjung ke Coloane Village atau Vila de Coloane di Pulau Taipa yang bersebelahan dengan Pulau Makau. Bekas kampung nelayan ini tenang tanpa gedung tinggi mewah dan hiruk-pikuknya. Sebelum reklamasi, Coloane adalah pulau yang menjadi pusat produksi garam bagi China. Setelah Portugis datang, pulau ini dijadikan pelabuhan dagang. Pernah pula dijadikan basis para perompak. Jangan lewatkan kesempatan untuk berjalan-jalan menyusuri gang-gangnya yang di satu bagian bernuansa Eropa dan di bagian lain bersuasana oriental. Cicipi pula gaya hidup setempat dengan duduk atau makan di kafe-kafenya yang bertebaran. Ada banyak bangunan bersejarah, seperti kuil dan gereja. Banyak pula toko ikan kering dan ikan asin. Coloane juga dianggap sebagai tempat lahirnya eggtart, kue yang paling terkenal di Makau. Sejarahnya terpampang di depan Toko Lord Stow, produsen eggtart pertama di Makau.
Dari Coloane sudah dekat dengan Macao Giant Panda Pavilion. Ada empat ekor panda dari jenis giant panda yang ditempatkan dalam tiruan habitat alam yang dibatasi dengan dinding kaca. Dengan demikian, pengunjung bisa leluasa melihat aktivitas panda dengan aman. Sebagian besar waktu panda dihabiskan untuk makan bambu yang menjadi santapan utamanya. Tempat ini dilengkapi keterangan tentang panda dan kehidupannya secara lengkap dan menarik.
Makau yang mungil ini mampu menarik kedatangan turis hingga 31 juta orang per tahun. Sebagian besar datang untuk berjudi dan berasal dari daratan China. Dengan penduduk 650.000 orang, pendapatan Makau sangat tinggi, terakhir mencapai 40 miliar dollar Amerika Serikat per tahun yang separuhnya diperoleh dari bisnis judi.
Bisnis judi di sini tujuh kali lebih besar dari bisnis judi di Las Vegas. Pariwisata juga menyumbang pendapatan besar. Hasil ini dikembalikan ke warga Makau berupa fasilitas kesehatan dan pendidikan gratis hingga 15 tahun. Warga lansia juga mendapat tunjangan dan fasilitas baik. Gedung-gedung tua dan bersejarah dibeli pemerintah agar dapat dipelihara dan digunakan untuk tempat publik.