Berlian Kaum Milenial
Teknik pemotongan yang ekstra hati-hati juga akan membuat sebuah berlian memiliki bentuk sempurna. Teknik pemotongan menentukan tingkat kecemerlangan atau kemilau (sparkle) dari berlian itu sendiri. Untuk bisa mendekati bentuk yang sempurna sebuah berlian harus dipotong dengan sangat hati-hati, terutama dengan memperhatikan parameter khusus tertentu, seperti sudut dan dimensi pemotongan.
Ada beberapa bentuk standar potongan berlian, seperti round, princess, oval, marquise, dan emerald, yang masing-masing memiliki keunikan dan keindahan bentuk tersendiri.
Kontribusi sosial
Namun begitu, sejumlah parameter tadi kini tak lagi melulu menjadi patokan bagi orang dalam membeli berlian. Terutama bagi kalangan generasi milenial atau mereka yang lahir di tahun 1980-an hingga 2000. Buat kaum milenial, kejelasan tentang status asal berlian dan kontribusi terhadap masyarakat di sekitar tempat berlian itu ditambang juga menjadi patokan yang menentukan apakah mereka akan membelanjakan uang untuk membeli berlian tersebut.
Menurut Stephen Lussier, CEO Forevermark yang juga Wakil Presiden Eksekutif Pemasaran The De Beers Group of Company, Rabu (11/4/2018), pergeseran tren dan perilaku seperti itu bahkan dia alami dan saksikan sendiri.
Lussier menceritakan salah satu pengalamannya saat mampir berkunjung di sebuah toko perhiasan di salah satu kota besar di Amerika Serikat. Hingga kini, ”Negeri Paman Sam” itu memang masih menjadi negara konsumen berlian terbesar di dunia, disusul dua negara di Asia, yakni China dan India.
Saat berada di toko perhiasan tadi, Lussier mencuri dengar percakapan antara seorang wanita muda dan penjual. Mereka terlibat perbincangan serius. Sang perempuan muda yang tengah mencari cincin pernikahan itu, menurut Lussier, tengah galau menentukan cincin berlian mana yang akan dia beli dari dua merek terkenal, salah satunya Forevermark.
”Dia sepertinya masih bingung untuk menentukan akan membeli cincin berlian yang mana. Sambil terus mengobrol, si penjual kemudian bercerita tentang peran De Beers yang ikut terlibat membantu pemberdayaan masyarakat sekitar, terutama perempuan di Bostwana. Sepertinya si calon pembeli tadi terkesan dan kemudian memutuskan membeli cincin berlian kami,” ujar Lussier.
Pada si calon pembeli tadi diceritakan, De Beers, perusahaan produsen berlian itu, ikut memberi bantuan permodalan bagi salah seorang pengusaha mandiri perempuan di Bostwana, yang bergerak di bidang transportasi umum taksi. Dengan bantuan itu, perusahaannya berkembang dan bahkan bisa merekrut 25 perempuan muda Bostwana lainnya untuk bekerja.
Bostwana memang dikenal sebagai salah satu negeri penghasil tambang batu berharga, terutama berlian di kawasan selatan Afrika. Penambangan dilakukan di bawah bendera perusahaan De Beers Holding Botswana. Ada empat lokasi penambangan De Beers di negeri itu, antara lain Tsabong, Orapa, Palapye, dan Kang.
”Dengan memilih berlian, kami pembeli milenial tadi merasa dirinya terkoneksi dengan perempuan-perempuan Botswana yang kami bantu. Jadi, setiap kali melihat berlian yang mereka beli dan pakai, ada semacam perasaan positif. Kaum milenial memang merasa ingin bisa terkoneksi secara emosional dengan cerita-cerita tadi,” ujar Lussier.
Lebih lanjut Lussier menganggap Indonesia sebagai pasar potensial, seperti juga sejumlah negara lain di Asia. Potensi itu akan semakin tinggi seiring dengan besarnya jumlah populasi kelompok usia muda. Namun, Lussier menambahkan, pihaknya tetap harus selalu mengedukasi pasar potensial tadi agar mereka paham seperti apa produk berlian berkualitas.
Kehadiran Lussier di Jakarta juga sekaligus untuk meluncurkan produk berlian Forevermark. Diperkenalkan pula bahwa produk ini sudah cukup lama dikoleksi dan menjadi bagian dari penampilan para pesohor di sejumlah momen karpet merah (red carpet) seperti penganugerahan piala Oscar atau Golden Globe.
Beberapa koleksi perhiasan berlian yang dipakai para pesohor dunia itu juga turut dipamerkan di Jakarta, 11 April 2018. Di antaranya, koleksi perhiasan yang pernah dikenakan beberapa artis, seperti Angelina Jolie di momen penganugerahan tahunan Golden Globe ke-75, Jennifer Garner di acara Oscar 2014, dan Jessica Biel di acara Emmy tahun 2017.
Desain konservatif
Di Indonesia, Central Mega Kencana (CMK) adalah perusahaan terbatas rekanan eksklusif, yang memegang lisensi penjualan berlian produksi Forevermark. CMK juga menaungi empat merek perhiasan lain di Indonesia, yakni Mondial, Frank & co., Miss Mondial, dan The Palace.
Saat ditemui secara terpisah, Chief Operating Officer (COO) Central Mega Kencana Petronella Soan bercerita perhiasan-perhiasan berdesain konservatif dan sederhana masih relatif disukai oleh para konsumen perhiasan dan berlian di Indonesia, khususnya mereka yang berlatar belakang milenial.
Namun, menurut Soan, pihaknya tetap akan menjaga dan memperhatikan pasar konsumen yang lebih matang, yang berusia di atas 40 tahunan, terutama karena segmen ini secara finansial terbilang mapan, berdaya beli lebih stabil dan tinggi.