JAKARTA,KOMPAS - Sebanyak 300 pelajar kelas XI dan XII SMA /SMK dari seluruh Indonesia berkesempatan mengikuti Program Belajar Bersama Maestro yang digelar Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Para siswa-siswi ini tersaring dari 2.953 pendaftar.
Sejak dibuka pendaftaran secara daring pada 15 Mei 2018, ribuan siswa SMA/SMK langsung mendaftarkan diri dalam program ini. Pada tahap seleksi kedua, terjaring sebanyak 1.661 pelajar.
Dari jumlah tersebut, panitia seleksi Program Belajar Bersama Maestro (BBM) akhirnya menyaring kembali para peserta hingga terpilih 300 pelajar pada tahap seleksi akhir. Salah satu kriteria pemilihan peserta BBM dilihat dari tulisan dan karya video yang dikirimkan para peserta.
Hidup Bersama maestro
Direktur Kesenian Ditjen Kebudayaan Kemdikbud Restu Gunawan mengatakan, berbeda dengan penyelenggaraan BBM beberapa tahun sebelumnya, tahun ini para siswa akan tinggal menginap dan belajar di rumah para maestro selama 14 hari. “Dalam istilah Jawa, mereka akan nyantrik atau belajar langsung dari para maestro di rumah mereka langsung. Sebelumnya, para siswa tinggal di hotel kemudian baru datang belajar ke rumah para maestro, tapi tahun ini kami sengaja mengajak para pelajar untuk hidup dan tinggal bersama di rumah para maestro agar proses belajar lebih intens,” ucapnya, Kamis (14/6/2018) saat dihubungi dari Jakarta.
Salah satu maestro pada bidang seni musik Djaduk Ferianto dalam peluncuan website BBM di Yogyakarta bulan lalu sangat optimistis para siswa-siswi yang terpilih ikut BBM akan mendapatkan sesuatu jika mau memanfaatkan betul kesempatan ini. “Pada dasarnya semua orang memiliki jiwa seni. Hanya saja, ada yang mau mengasahnya dan ada yang tidak,” kata dia
Sebanyak 300 pelajar yang terpilih dalam Program BBM selanjutnya akan dikelompokkan berdasarkan minat masing-masing, mulai dari seni rupa, seni pertunjukan, seni tari, seni media, hingga seni musik. Yang jelas, seperti pesan pelukis Nasirun, BBM sama sekali tidak bertujuan untuk mencetak atau menjadikan pelajar sebagai seniman.“Program ini bertujuan melatih siswa-siswi menjadi manusia-manusia kreatif,” ujar Nasirun.
Selain Nasirun, para maestro yang akan menemani siswa-siswi belajar, antara lain Djoko Pekik (pelukis dari Yogyakarta), Ni Ketut Arini (penari dari Bali), Dindon WS (aktor teater dari Jakarta), Iswadi Pratama (aktor teater dari Lampung), I Made Sidia (penari dari Bali), Irwansyah Harahap (musisi dari Medan), Ayu Laksmi (musisi dan aktris dari Bali), Djaduk Ferianto (musisi dari Yogyakarta), Hanafi (pelukis dari Jakarta), Putu Sutawijaya (pelukis dari Yogyakarta), Angki Purbandono (perupa dari Yogyakarta), Fendi Siregar (fotografer dari Jakarta), Arief Yudhi (perupa seni media asal Majalengka), Gilang Ramadhan (musisi dari Jakarta), Ni Ketut Arini (penari dari Bali), Miroto (penari dari Yogyakarta), dan Wangi Indriya (penari dari Indramayu).