JAKARTA, KOMPAS — Panitia pelaksana ibadah haji memprioritaskan pelayanan bagi jemaah haji yang mempunyai tingkat kesehatan risiko tinggi. Petugas kesehatan juga akan memberikan perhatian ekstra bagi jemaah dengan tingkat kesehatan risiko tinggi.
Jemaah haji dengan tingkat kesehatan risiko tinggi dibagi lagi menjadi tiga kategori. Yang pertama adalah jemaah haji dengan usia lebih dari 60 tahun, yang kedua adalah lansia yang mengidap penyakit kronis tertentu, dan ketiga adalah jemaah haji dengan usia di bawah 60 tahun yang mengidap penyakit kronis tertentu.
Dari 391 jemaah kelompok terbang (Kloter) II jemaah haji yang tiba di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Senin (17/7/2018), misalnya, sebanyak 243 jemaah dikategorikan sebagai jemaah haji dengan tingkat kesehatan risiko tinggi. Mayoritas mereka berusia lebih dari 60 tahun.
Setelah melalui pemeriksaan kesehatan tahap ketiga, Panitia Pelaksana Ibadah Haji Embarkasi (PPIH) Pondok Gede Jakarta memberi gelang berwarna oranye bagi jemaah haji dengan tingkat kesehatan risiko tinggi.
Koordinator Bidang Kesehatan PPIH Pondok Gede Jakarta Anas Ma\'ruf mengatakan setiap kloter akan didampingi oleh tiga tenaga kesehatan yang terdiri dari satu dokter dan dua perawat. "Para petugas kesehatan tiap kloter akan memantau kesehatan para jemaah haji dengan tingkat kesehatan risiko tinggi secara intensif, terutama jemaah haji tingkat kesehatan risiko tinggi kategori dua," kata Anas.
Kepala PPIH Embarkasi Jakarta Syaiful Mujab mengatakan, jemaah haji yang mengenakan gelang oranye akan mendapatkan prioritas layanan selama mengikuti ibadah haji. "Petugas di Indonesia dan di Arab Saudi sudah diarahkan untuk memprioritaskan jemaah dengan tingkat kesehatan risiko tinggi," kata Syaiful.
Petugas kesehatan juga akan memberikan perhatian ekstra bagi jemaah dengan tingkat kesehatan risiko tinggi. Syaiful mengatakan, pelayanan haji tahun ini sudah dirancang agar memudahkan para lansia yang mengikuti ibadah haji. Salah satu contohnya adalah pelayanan biometrik yang kini dilakukan di tanah air.
Salah seorang jemaah haji, Musyahril (53), menyambut baik kebijakan baru tersebut. "Mendingan di negeri sendiri, lagi pula hanya dua menit, kalau di negeri orang nanti terhambat soal kemampuan berbahasa," kata Syahril.
Wakil Kepala Bidang Penerimaan dan Keberangkatan PPIH Embarkasi Pondok Gede Deni Rusli mengatakan ada dua jemaah kloter kedua yang mengundurkan diri. Hal itu dikarenakan dua jemaah tersebut merasa belum siap menunaikan ibadah haji pada tahun ini. "Dua jemaah itu menyatakan akan mengikuti ibadah haji pada tahun depan," kata Deni.
Menurut rencana, jemaah Kloter II akan terbang dari Soekarno-Hatta pada Rabu (18/7/2018) pukul 05:10 WIB, dan tiba di Madinah pukul 10:30 waktu setempat. "Jemaah Kloter II akan berangkat menggunakan pesawat jenis Boeing-777 yang berkapasitas 393 penumpang," kata Deni. (PANDU WIYOGA)