PALEMBANG,KOMPAS - Sebanyak 17 atlet cabang menembak yang sempat menginap selama 12 hari di loker Lapangan Tembak, Kompleks Olahraga Jakabaring (JSC), Palembang, sudah pindah ke wisma atlet, Senin (13/8/2018). Adapun 10 atlet lainnya masih tinggal di hotel sampai masa kontrak penginapan mereka habis.
Para atlet menembak tersebut menginap di loker karena tidak mendapatkan tempat menginap di hotel dan belum bisa masuk wisma atlet. Loker adalah ruang tunggu selama pertandingan. Di lapangan tembak JSC, terdapat 20 loker, adapun ke 17 orang tesebut mendapatkan bantuan tiga loker dari Pengurus Provinsi Perbakin Sumatera Selatan.
Manajer tim menembak Indonesia Sarozawato Zai menerangkan, kepindahan ini terjadi setelah ketua kontingen yang sekaligus Wakapolri Komisaris Jenderal Syafruddin mengunjungi Palembang, Minggu (12/8/2018).
Sarozawato mengatakan, selama ini, pihaknya belum bisa memindahkan 17 atlet ke wisma atlet lantaran terbentur regulasi. Berdasarkan aturan, atlet hanya boleh pindah ke wisma atlet dua hari sebelum pertandingan atau pada 17 Agustus 2018. Kalau menginap sebelum hari itu, pihaknya akan dibebankan biaya sebesar 50 dolar AS per hari per orang.
Namun, berdasarkan keputusan Ketua Kontingen Indonesia, akhirnya ke-17 atlet yang sempat menginap di loker lapangan tembak dipindahkan ke wisma atlet. Adapun untuk 10 atlet lainnya masih berada di hotel hingga kontrak dengan hotel habis.
Sarozawato menerangkan, tidak ada pembedaan perlakuan pada atlet. Namun, faktanya hanya 10 atlet yang dibiayai negara karena mereka masuk dalam program pelatnas jangka panjang yang sudah dibentuk sejak Januari lalu. “Kami hanya menjalankan peraturan,” ucapnya.
Minggu (12/8) malam, Kompas sempat melihat kondisi 17 atlet yang menginap di loker. Mereka tidur di atas karpet, bahkan ada atlet yang tidur tidak beralaskan karpet sama sekali. Karena banyak atlet yang merasa badannya sakit, akhirnya beberapa di antaranya membeli alas tidur dengan uangnya sendiri.
Sylvia Silimang (tertulis Silvia Silima, Kompas, 13/8/2018) mewakili atlet mengatakan, sebagai anggota TNI AD, dirinya tidak mengeluhkan kondisi ini. Bahkan, dirinya berterima kasih karena ada bantuan dari Pengurus Provinsi Perbakin Sumsel yang sudah menyediakan tempat. Sementara untuk makan menggunakan dana dari TNI AD.
Sylvia berharap ada kesetaraan sebagai atlet yang sama-sama membela “Merah Putih”. Walau demikian, semua atlet telah berkomitmen akan berjuang sekuat tenaga untuk mendapatkan hasil terbaik.
Arena takraw belum siap
Enam hari sebelum Asian Games, arena sepak takraw di GOR Ranau JSC belum tuntas. Hingga saat ini, pengelola masih menunggu sejumlah peralatan yang didatangkan dari Thailand.
Presiden Federasi Sepak Takraw Asia (ASTAF), Dato Abdul Halim bin Kader, saat mengunjungi lapangan sepak takraw mengatakan, saat ini proses pemasangan peralatan terus dilakukan. Rencananya, akan ada tujuh lapangan sepak takraw yang disediakan untuk Asian Games, tiga lapangan untuk pertandingan, empat lapangan untuk pemanasan.
Untuk pemasangan lantai dasar lapangan sudah selesai dilakukan. Saat ini, lanjut Abdul, pihaknya masih menunggu peralatan takraw yang masih dalam perjalanan dari Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta menuju JSC Palembang. ”Kemungkinan besok (Selasa ini), semua peralatan sudah tiba di Palembang,” katanya.
Adapun untuk target penyelesaian, ujar Abdul, diperkirakan selesai pada Kamis (16/8). Untuk mempercepat proses pengerjaan, sebanyak 60 sukarelawan disiagakan untuk memasang peralatan. Oleh karena waktu penyelesaian arena sangat dekat dengan waktu pertandingan, yakni pada 19 Agustus, lanjut Abdul, pihaknya tidak akan melakukan uji lapangan.