Terowongan Tugu Ngurah Rai Diresmikan demi Dukung Pertemuan IMF-Bank Dunia
Oleh
Cokorda Yudistira
·2 menit baca
BADUNG, KOMPAS — Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Sabtu (22/9/2018), meresmikan terowongan (underpass) Simpang Tugu Ngurah Rai yang berlokasi di sekitar Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai dan Jalan Tol Bali Mandara, Tuban, Kabupaten Badung.
Terowongan Simpang Tugu Ngurah Rai menjadi salah satu proyek infrastruktur yang dikerjakan di Bali untuk mendukung kelancaran penyelenggaraan pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia (World Bank) di Bali pada Oktober 2018.
Sebelum meresmikan terowongan Simpang Tugu Ngurah Rai, Luhut mengatakan, pemerintah melengkapi infrastruktur Bali untuk menunjang keberadaan Bali sebagai daerah tujuan (destinasi) pariwisata dunia.
Proyek terowongan Simpang Tugu Ngurah Rai merupakan satu dari beberapa proyek infrastruktur yang sedang dikerjakan di Bali. Proyek lainnya di antaranya perluasan landasan parkir pesawat (apron) Bandara I Gusti Ngurah Rai dan peningkatan kapasitas Pelabuhan Benoa.
”Presiden sudah meminta agar Bali betul-betul ditata,” kata Luhut ketika memberikan sambutannya.
Simpang atau bundaran Tugu Ngurah Rai merupakan pertemuan akses Bandara I Gusti Ngurah Rai, akses Jalan Tol Bali Mandara, dan akses jalur Denpasar-Nusa Dua dan sekitarnya. Kemacetan terjadi di Simpang Tugu Ngurah Rai karena tingginya volume kendaraan yang melintasi kawasan itu.
Terowongan Simpang Tugu Ngurah Rai menambah akses dari Denpasar ke Nusa Dua dan sebaliknya, dari Nusa Dua ke Denpasar, selain jalan yang sudah ada.
Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Sugiyartanto mengatakan, keberadaan underpass diharapkan mampu mengurai kemacetan di kawasan Simpang Tugu Ngurah Rai dan sekaligus mendukung kelancaran lalu lintas untuk pelaksanaan pertemuan tahunan IMF-World Bank di Bali pada Oktober 2018.
Proyek underpass Simpang Tugu Ngurah Rai dikerjakan PT Adhi Karya, PT Nindya Karya, dan PT Wira secara kerja sama operasi (KSO). Pembangunan underpass dimulai pada September 2017 dengan nilai proyek sekitar Rp 168,3 miliar.
Panjang terowongan mencapai 128 meter dari total panjang jalan yang mencapai lebih dari 700 meter. Terowongan dilengkapi dengan lampu penerangan jalan yang dipasang pada dinding, tidak dipasang di tiang, agar tidak mengganggu aktivitas penerbangan di kawasan bandara.
Gubernur Bali I Wayan Koster menyatakan, Bali membutuhkan pembangunan infrastruktur untuk mendukung pembangunan dan keberadaan Bali sebagai daerah tujuan pariwisata dunia.
Menurut Koster, Bali sebagai destinasi pariwisata dunia dan tempat penyelenggaraan pertemuan internasional membutuhkan infrastruktur yang layak. Koster berharap pemerintah pusat terus mendukung pembangunan Bali, terutama pembangunan infrastrukturnya.