JAKARTA, KOMPAS — Sebagian kawasan Sumatera, Jawa, dan Kalimantan masih harus mewaspadai dampak hujan lebat dalam beberapa hari ke depan. Penjalaran gelombang atmosfer Madden-Julian dan siklon tropis Owen ke wilayah timur Indonesia yang meningkatkan intensitas hujan dan cuaca ekstrem juga perlu diwaspadai.
Saat ini, 77 persen wilayah Indonesia telah memasuki musim hujan. Kepala Subbidang Prediksi Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Agie Wandala Putra mengatakan, hujan lebat di sebagian wilayah barat Indonesia dipengaruhi gelombang munson dingin Asia dan sisa-sisa aliran udara basah gelombang Madden-Julian Oscillation. Selain hujan lebat, cuaca ekstrem juga masih akan mengancam karena atmosfer belum stabil.
”Ketidakstabilan kondisi atmosfer sampai akhir pekan ini masih perlu diwaspadai. Pada saat atmosfer tidak stabil, ditambah radiasi sinar matahari dan belokan-belokan angin, energi besar bisa terbentuk dan memicu fenomena cuaca ekstrem, seperti angin kencang, kilat, dan petir,” ujar Agie saat ditemui di Kantor BMKG di Jakarta, Jumat (14/12/2018).
Secara umum, dalam waktu 10 hari ke depan, beberapa daerah diprediksi mendapatkan akumulasi curah hujan sangat tinggi atau setara dengan 150 milimeter/dasarian. Daerah tersebut antara lain pesisir barat dan timur Sumatera, Kalimantan Barat bagian barat, Sulawesi Selatan bagian selatan, serta sebagian Papua sekitar Pegunungan Jayawijaya.
Agie menambahkan, hujan cukup intensif juga akan terjadi di Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Bali. ”Di timur Indonesia ada siklon tropis Owen yang datang dari utara Benua Australia. Dengan adanya ini, gelombang atmosfer dari utara ketarik ke kawasan sini,” ucapnya.
Potensi hujan lebat dan angin kencang, diikuti gelombang tinggi 3-4 meter, sudah terjadi di Maluku Tenggara. Dampak dari siklon ini juga akan terasa di selatan Jawa dan Sumatera hingga tiga hari ke depan.
Cuaca ekstrem berkurang
Agie menyebutkan, intensitas hujan akan berkurang sementara selama beberapa hari pada awal pekan mendatang. Fenomena cuaca ekstrem juga diprediksi akan berkurang sekitar tanggal 16-18 Desember 2018 di wilayah Sumatera dan Jawa.
”Intensitas hujan yang berkurang nanti bisa dimanfaatkan daerah yang telah atau rentan alami bencana untuk pemulihan atau pencegahan,” kata Agie. Menurut dia, hujan dengan curah tinggi akan kembali terjadi pada 19-22 Desember di daerah Sumatera dan Jawa.
Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana, pada November lalu tercatat ada 72 kejadian banjir, 74 bencana longsor, dan 77 kejadian puting beliung. Hingga pertengahan Desember 2018, bencana alam seperti longsor, puting beliung, dan banjir juga telah terjadi di beberapa lokasi.
Kepala Subbidang Produksi Informasi Iklim dan Kualitas Udara Badan Meteorologi BMKG Siswanto mengatakan, Deputi Bidang Klimatologi BMKG meminta daerah-daerah yang diprediksi berpotensi curah hujan tinggi dan rawan banjir agar mewaspadai potensi banjir.
Daerah tersebut sebagian besar ada di Sumatera, Banten, sebagian Jawa Barat, sebagian Jawa Tengah, sebagian Kalimantan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, dan sebagian kecil Papua.
”Peta potensi banjir sepuluh harian yang lebih detail kini sudah disiapkan BMKG bekerja sama dengan Badan Informasi Geospasial dan Dirjen Sumber Daya Air,” ujar Siswanto dalam keterangan pers, Kamis. (ERIKA KURNIA)