logo Kompas.id
Bebas AksesDilarang Makan Babi
Iklan

Dilarang Makan Babi

Natal kami tak pernah sama lagi, sejak peristiwa berdarah di Mardika, Ambon, tujuh belas tahun silam. Mama, paling tegar di antara kelima anaknya yang sejak peristiwa itu memilih pindah, mengulum takdir di tanah rantau.

Oleh
Wika G Wulandari
· 9 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/LBtBUU9FBcj-yqCm40ALSSvLJrE=/1024x1452/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F12%2FILUSTRASI-CERPEN-DIGITAL-DILARANG-MAKAN-BABI_1576060102.jpg

Tapi Mama, meski sempat mengungsi ke rumah sanak keluarga satu hari setelah kejadian, tetap kembali ke rumah asal. Menetap di sana. Seorang diri. Menua, melihat anaknya satu per satu merantau membawa trauma.

Kami sepakat untuk selalu merayakan Natal di kampung halaman. Bersama suami dan anak-anak kami. Tidak peduli semahal apa pun tiket pesawat, kami akan pulang dua-tiga hari sebelum natal. Karena itulah satu-satu cara merawat kenangan kami bersama Bapak, dan mengobati luka Mama yang tak pernah betul-betul kering.

Editor:
Maria Susy Berindra
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000