logo Kompas.id
Bebas AksesRevolusi
Iklan

Revolusi

Belakangan ini, sebisa mungkin, ia menghindari Nana. Begitu sering ia menyaksikan pembantaian manusia di dunia lewat monitor di ruang kerjanya, yang lamat-lamat membuat ia begitu serius menerjemahkan arti kosong.

Oleh
Mardian Siagian
· 9 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/EDCMN6FJ1BZGGIv7W02zcwVSK9I=/1024x1521/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F12%2F20191219-Ilus-CERPEN-Revolusi_85861966_1576691428.jpg

Profesor Asimov tidak beranjak dari ruang kerjanya. Tidak seperti biasa, kali ini ia berdiam di sana seharian. Tak ada monitor yang menyala—yang menghubungkannya pada kekacauan dunia atau secercah kabar ditemukannya peretas yang selama ini berupa misteri, bukan lagi teka-teki. Lampu tak ia nyalakan. Cahaya sore hanya masuk dari sekotak ventilasi, di salah satu sudut kubus ruang kerjanya. Bayang-bayang menari di lantai berkarpet kelabu. Di ruang kecil itu, ia dipeluk keremangan yang kental.

Ia hanya ingin menyendiri, mengurai lelah dan banyak pikiran yang begitu setia menyambanginya. Belakangan ini, ia tampak mudah letih, suka merenung, dan, dari cermin kamar mandi pagi tadi setelah bercukur, cukup yakin ia akui kalau rautnya tampak sepuluh tahun lebih tua dari usianya. Penuh kerut, layu, lusuh. Ia mengabaikan anjuran Nana agar kembali rutin berolahraga: lari pagi atau sore di sepanjang pesisir.

Editor:
arcanaputu
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000