Tahun 2020 jadi momentum tepat perkembangan industri gim dalam negeri. CEO Agate Arief Widhiyasa pun telah menyiapkan beragam inovasi.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·2 menit baca
Tahun 2020 menjadi momentum tepat perkembangan industri gim dalam negeri. CEO Agate Arief Widhiyasa (32) pun telah menyiapkan beragam inovasi. Ia meyakini, inovasi menjadi kunci sukses bersaing di tengah pesatnya perkembangan teknologi digital, khususnya industri gim.
Di tahun 2020, inovasi akan ia wujudkan dengan beragam produk gim yang siap mencuri perhatian pasar dalam negeri ataupun global. Ia akan meluncurkan gim konsol yang dapat dimainkan di Playstation 4, Nintendo Switch, dan komputer. Di samping itu, Agate akan meluncurkan setidaknya tiga mobile game.
”Kami menargetkan mobile game Agate akan masuk ke pasar dunia tahun ini. Kami juga akan mencoba masuk ke pasar gim konsol lokal,” katanya.
Gim konsol yang akan debut di Indonesia adalah Valthirian Arc: Hero School Story. Gim dengan tema simulasi ini bercerita tentang sekolah sihir yang kental dengan budaya Nusantara.
Sebelumnya, gim ini telah masuk ke pasar Eropa dan Amerika Utara dan mendapatkan respon positif. Karena itu, dia yakin gim yang diluncurkan akhir tahun 2018 lalu itu dapat mencuri perhatian pasar lokal.
”Dari pengalaman kami sebagai pelaku industri, tren perubahan di dunia sangat cepat sekali, terutama di industri gim global. Karena itu, tahun kemarin, sekarang, dan seterusnya, kami akan meningkatkan kecepatan produksi dengan meluncurkan beberapa beta test atau purwarupa sehingga bisa mendapatkan respon dari pengguna,” ujarnya.
Potensi besar
Eksis di industri gim bersama Agate lebih dari satu dekade, Arief melihat potensi besar di industri gim Tanah Air. Pendapatan transaksi gim Indonesia mencapai Rp 12 triliun per tahun. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan pendapatan dari industri kreatif lain, sebut saja penjualan tiket di bioskop sebesar Rp 4 triliun per tahun.
Tidak sampai di situ saja, perkembangan industri gim diprediksi akan melampaui industri lain. ”Beberapa pihak memprediksi, nilai transaksi dari industri gim global akan mencapai setengah dari industri rokok dalam 10 tahun ke depan,” katanya.
Pertumbuhan signifikan tersebut tidak terlepas dari perkembangan teknologi digital yang begitu pesat. Jika Indonesia ingin mengambil bagian, lanjutnya, sumber daya manusia di dalamnya perlu dikembangkan.
”Saya berharap beberapa tahun ke depan semakin banyak talenta di bidang teknologi digital. Jangan sampai kita hanya bisa menjadi penonton di pasar yang sangat besar ini,” ujarnya.