Diet atau pola makan sehat ternyata bisa meningkatkan mutu sperma dan efeknya muncul dengan cepat. Hal itu terlihat dalam studi selama dua pekan terhadap sejumlah pria muda yang sehat.
Oleh
Evy Rachmawati
·2 menit baca
Diet ternyata memengaruhi mutu sperma dan efeknya muncul dengan cepat. Demikian hasil riset oleh tim peneliti di Universitas Linköping. Sejumlah pria muda sehat diminta mengonsumsi makanan bergizi dan kaya gula. Hasil studi yang diterbitkan PLOS Biology tersebut memberi wawasan baru fungsi sperma dan bisa berkontribusi pada metode diagnosis baru untuk mengukur kualitas sperma.
”Diet mempengaruhi motilitas sperma dan kami dapat menghubungkan perubahan dengan molekul spesifik di dalamnya. Riset kami mengungkapkan efek cepat yang terlihat setelah 1-2 minggu,” kata Anita Öst, dosen senior di Departemen Kedokteran Klinis dan Eksperimental di Universitas Linköping, dan ketua tim peneliti itu, Jumat (27/12/2019).
Mutu sperma diketahui dapat dirusak beberapa faktor lingkungan dan gaya hidup, di antaranya obesitas dan penyakit terkait seperti diabetes tipe 2. Dalam studi baru ini, peneliti tertarik pada fenomena epigenetik yang melibatkan sifat fisik atau tingkat perubahan ekspresi gen, bahkan ketika materi genetika dan pengurutan DNA tidak berubah.
Diet memengaruhi motilitas sperma dan kami bisa menghubungkan perubahan dengan molekul spesifik di dalamnya. Riset kami mengungkapkan efek cepat terlihat setelah 1-2 minggu.
Studi itu melibatkan 15 pria muda dalam kondisi sehat dan tidak merokok yang menjalani diet di mana mereka diberi makanan dari ilmuwan selama dua minggu. Diet berbasis Nordic Nutrition Recommendations untuk pola makan sehat dengan satu pengecualian, yakni selama pekan kedua, peneliti menambahkan gula, setara dengan 3,5 liter atau 450 gram gula-gula, setiap hari.
Mutu sperma partisipan diteliti sejak awal studi, setelah minggu pertama (selama partisipan mengonsumsi pola makan sehat), dan pekan kedua (saat partisipan juga mengonsumsi banyak gula). Di awal studi, sepertiga partisipan mengalami motilitas (faktor penentu mutu) sperma rendah. Selama studi, motilitas sperma semua partisipan menjadi normal.
”Studi menunjukkan, motilitas sperma dapat diubah dalam jangka pendek dan terlihat terkait erat dengan diet. Itu memiliki implikasi klinis penting. Namun, kami tidak dapat menyatakan apakah itu terjadi karena konsumsi gula. Ada kemungkinan komponen diet sehat memberi efek positif terhadap sperma,” kata Anita Öst.
Para peneliti juga menemukan, fragmen RNA kecil, yang terkait dengan motilitas sperma, juga berubah. Kini, mereka berencana melanjutkan riset dan menyelidiki apa ada hubungan antara kesuburan pria dan fragmen RNA dalam sperma. Mereka juga akan menentukan apakah kode RNA bisa digunakan untuk metode diagnosis baru mengukur mutu sperma selama fertilisasi in vitro.