Pasien dengan Covid-19 juga memerlukan pemeriksaan kotoran. Tanpa ketersediaan jamban dan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan diri, akan sulit menghentikan penularan virus Covid-19.
Oleh
Ninuk Mardiana Pambudy
·3 menit baca
Sejumlah hasil penelitian memperlihatkan penularan virus Covid-19 dapat terjadi melalui kotoran manusia. Temuan ini menambah cara pemeriksaan virus korona dan mengingatkan tentang gaya hidup sehat.
Selama ini pemeriksaan apakah seseorang terkena virus korona baru SARS Covid-19 atau yang lebih umum disebut Covid-19 hanya melalui dahak atau lapisan lendir (mukosa) di tenggorok dan hidung.
Hasil penelitian terbaru oleh para peneliti di di China dan Hong Kong menemukan bahwa virus korona Covid-19 hidup juga terdapat di kotoran manusia. Penemuan ini membuka peluang memeriksa ada tidaknya virus korona seseorang melalui kotorannya.
Temuan ini juga dapat lebih menegakkan kepastian pasien sudah sepenuhnya bebas virus korona.
Standar untuk menyatakan pasien bebas Covid-19 selama ini adalah dua kali pemeriksaan dahak atau mukosa tenggorok dan hidung dengan jarak sama atau lebih dari 24 jam. Jika dua kali hasilnya negatif, pasien dinyatakan bebas virus.
Penelitian di China dan Hong Kong menemukan bahwa pasien yang sudah dinyatakan bersih dari Covid-19 ternyata memiliki virus korona hidup di kotorannya yang berasal dari saluran cerna. Hal ini mengindikasikan orang bersangkutan masih memiliki virus di tubuhnya dan berpotensi menularkan ke orang lain.
Tanda-tanda mual, muntah, dan buang air tanpa kendali pada hari kedua juga ditemukan pada pasien pertama Covid-19 di Amerika Serikat. Pemeriksaan menunjukkan adanya Covid-19 di kotoran pasien.
Temuan tersebut mengingatkan pentingnya menjaga kebersihan diri dan pola hidup sehat. Buat mereka yang menjaga pasien Covid-19, tinggal satu rumah dan berbagi kamar mandi, harus juga memperhatikan kebersihan kamar mandi.
Penularan berpeluang terjadi saat memegang keran air, membuka pintu kamar mandi, dan memegang benda lain di kamar mandi.
Kepentingan lebih luas lagi bagi kesehatan masyarakat adalah warga tidak boleh bertinja di sembarang tempat, termasuk membuang limbah kamar mandi langsung ke badan air, terutama sungai.
Bukti ilmiah
Bukti ilmiah penularan melalui kotoran manusia dilaporkan Xiao F, Tang, M, Zheng X, Liu Y, Li X, Shan H dari Sun Yat-sen University di Zhuhai, Guangdong, China dalam Gastro Journal (www.gastrojournal.org) pada 27 Februari 2020.
Bukti ilmiah juga disampaikan peneliti dari Chinese University di Hong Kong melalui penelitian pada tinja 14 pasien Covid-19 di Hong Kong. Profesor Paul Chan Kay-sheung menyebut, contoh kotoran dari 14 pasien positif mengandung Covid-19, tidak tergantung dari tingkat keparahan sakit pasien.
Tim dari Universitas Sun Yat-sen memeriksa RNA (asam ribonukelat) virus dari tinja 71 pasien yang sudah terkonfirmasi terinfeksi SARS Covid-19 antara tanggal 1-14 Februari 2020. Tim juga memeriksa serum darah, ulas dari daerah tenggorok, hidung, air seni, kotoran, dan contoh jaringan seluruh saluran pencernaan (melalui endoskopi) 73 pasien Covid-19.
Hasil pengujian menunjukkan, dari 73 pasien sebanyak 39 orang terdiri dari 25 laki-laki dan 14 perempuan terbukti kotorannya mengandung Covid-19. Usia pasien antara 10 bulan dan 78 tahun.
Hal penting dari penelitian ini adalah kotoran mereka masih mengandung virus Covid-19 bahkan setelah pemeriksaan contoh jaringan dari sistem pernapasan menunjukkan hasil negatif.
Jalur penularan
Hasil penelitian tersebut menunjukkan ada jalur baru penularan, yaitu dari kotoran ke mulut. Selama ini informasi yang tersedia menyebutkan penularan hanya melalui tetesan ludah yang terlontar saat orang terinfeksi batuk. Karena itu, pencegahan yang dianjurkan adalah mencuci tangan dengan sabun atau membilas memakai cairan antiseptik, menjaga jarak fisik interaksi, dan menjauhi kerumunan.
Hasil penelitian tim Xiao F menunjukkan, 20 persen pasien tetap memiliki virus Covid-19 bahkan setelah dinyatakan bebas virus melalui pemeriksaan contoh jaringan saluran pernapasan.
Temuan ini mengingatkan bahwa pasien dengan Covid-19 juga memerlukan pemeriksaan kotoran. Pasien harus tetap dirawat jika hasilnya positif Covid-19.
Bagi pemerintah pusat dan daerah, temuan ini mensyaratkan adanya tindakan segera untuk melarang buang kotoran sembarang tempat. Ketersediaan jamban yang memenuhi standar kesehatan masyarakat menjadi semakin mendesak.
Tanpa memperhatikan ketersediaan jamban dan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan diri, akan sulit menghentikan penularan virus Covid-19.