Pandemi Covid-19 yang diikuti kebijakan pembatasan sosial telah melambatkan roda perdagangan. Namun, sejumlah pelaku usaha bersiasat agar usaha tetap jalan.
Oleh
BM Lukita Grahadyarini / Erika Kurnia / M Paschalia Judith
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Ruang gerak pedagang makin sempit seiring meluasnya pembatasan sosial. Namun, permintaan tetap datang. Sejumlah pelaku perdagangan pun bersiasat agar barang dagangan sampai ke tangan konsumen.
Donny Charli, pemilik PT Darta Pangan Maju Bersama (Sembago), misalnya, menjajal peluang penyediaan dan pengantaran produk sayur dan buah untuk kebutuhan rumah tangga. ”Omzet terus turun. Banyak restoran dan outlet (toko) di mal atau pasar modern tak lagi pesan,” ujarnya, Selasa (31/3/2020).
Mitigasi penyebaran virus yang kian masif membuat permintaan turun hingga 70 persen. Jika biasanya Donny melayani 20 restoran dan toko per hari, belakangan paling banyak 10 toko. Namun, lewat toko di platform e-dagang ia melayani penjualan. Paket sayur-mayur ditawarkan untuk memudahkan pemesanan. Dia juga menyediakan layanan pengantaran.
Maryam (46), pedagang kecil yang biasa menjual dimsum di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta, juga berinisiatif agar usaha tetap jalan. Ketika penjualan di pusat perbelanjaan sepi, ia fokus jualan secara daring. ”Saya manfaatkan kontak pelanggan buat promosi. Walau tak mudah, mau tak mau dilakukan supaya dapur tetap mengepul,” ujarnya.
Dalam kedaruratan akibat pandemi, teknologi menjadi jalan keluar bagi para pedagang. Jaringan perbelanjaan Hypermart, misalnya, membuka layanan pesan-antar barang kebutuhan sehari-hari dengan memanfaatkan media sosial. Lewat Whatsapp, konsumen bisa memesan dan membeli barang yang kemudian diantar langsung ke rumah.
Adapun peritel yang tergabung dalam Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) berupaya menggarap pasar melalui jejaring media sosial, mengoptimalkan aplikasi e-dagang, serta melayani pesan-antar barang kebutuhan sehari-hari.
Menurut Head of RegoPantes Wilda Romadona, transaksi melalui aplikasi ponsel naik 3-4 kali lipat dari masa normal. Sebelumnya pengiriman ke konsumen berlangsung sekali dalam sepekan. Kini pengiriman tiga kali dalam sepekan. Platform yang memungkinkan petani menjual hasil panennya langsung ke konsumen itu mendapatkan pasokan buah-buahan dari petani di Jawa Timur, sayur dari Jawa Barat, dan beras dari Jawa Tengah.
CEO dan Founder Etanee Cecep Muhammad menyatakan, transaksi naik sepuluh kali lipat dibandingkan kondisi normal. Secara harian, pertumbuhan transaksi saat ini mencapai 5-10 persen. Etanee memanfaatkan sistem yang memastikan konsumen memesan barang yang tersedia di tingkat petani.
Etanee memasok sayuran, buah, dan daging ayam dari Jawa Barat untuk disalurkan pada konsumen di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Menurut Cecep, kehadiran teknologi penjualan pangan secara daring membantu petani yang pendapatannya tergerus karena permintaan dari hotel, restoran, dan kafe menurun.
Optimalkan pasokan
Sejumlah usaha rintisan berbasis daring menjamin pasokan barang tersedia untuk memenuhi kebutuhan konsumen di tengah pandemi Covid-19. Kemitraan dengan warung dan toko mitra jadi salah satu upaya memenuhi kebutuhan konsumen yang belanja dari rumah.
Head of Corporate Communications Bukalapak Intan Wibisono menyatakan, pihaknya memastikan ketersediaan pasokan warung mitra untuk melayani konsumen serta pengiriman tepat waktu. Saat ini, 1,5 juta warung mitra bisa memanfaatkan aplikasi Mitra Bukalapak untuk pesan barang tanpa meninggalkan warung.
Guna menjamin pasokan tersedia dan dikirim tepat waktu, Bukalapak menyiapkan mitigasi terkait logistik dan pergudangan, antara lain meningkatkan stok produk inti terutama bahan pangan pokok. Layanan ini menjangkau kota-kota utama dan sekunder di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali, dan Nusa Tenggara Barat.
Secara terpisah, Vice President Online to Offline Blibli David Michum menyatakan, para pelanggan tetap bisa memenuhi kebutuhan dari toko mitra Blibli terdekat. Pihaknya memiliki mitra logistik untuk memastikan pengiriman.
Terkait pembatasan sosial, Vice President Corporate Communications Tokopedia Nuraini Razak menyatakan, pihaknya akan mengubah operasional pengiriman beberapa daerah. Tokopedia akan bekerja dengan mitra untuk memastikan masyarakat dapat mengirim atau menerima produk kebutuhan sesuai pesanan.
”Belanja daring jadi alternatif mengurangi risiko penyebaran virus di tempat ramai sekaligus mendorong bisnis lokal terus beroperasi secara daring,” katanya.