logo Kompas.id
Bebas AksesAksi Ambil Untung Besar Marak,...
Iklan

Aksi Ambil Untung Besar Marak, Penindakan Masih Lemah

Aksi ambil untung besar di tengah pandemi Covid-19 kembali marak. Ini menunjukkan lemahnya pengawasan dan penindakan. Sementara APD dan ventilator terus diupayakan.

Oleh
M PASCHALIA JUDITH J/AGNES THEODORA
· 4 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/GXji3sPxzo7N9CXdYTQyaTMuG38=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F04%2Fc77dbf93-dbaf-4491-b82b-1b038fb597a5_jpg.jpg
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO

Yane Ardian Racham menyelesaikan proses menjahit untuk Gerakan Sejuta Masker Kain di Tanah Baru, Bogor Utara, Kota Bogor, Senin (6/4/2020). Yane Ardian Racham yang merupakan istri Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto ini memprakarsai gerakan ini dengan tujuan mengajak masyarakat Kota Bogor sadar pentingnya menggunakan masker dalam menghadapi pandemi Covid-19 saat ini.

JAKARTA, KOMPAS — Harga alat pelindung diri, terutama masker, baik yang dibutuhkan tenaga medis maupun nonmedis, kembali melambung tinggi. Kementerian Perdagangan, selaku pengawas tata niaga, mengakui kesulitan menindak para pedagang perorangan yang mengambil untung besar di tengah pandemi Covid-19.

Di beberapa toko daring, harga masker masih mahal, yaitu berkisar Rp 200.000-Rp 400.000 per kotak. Setiap kotak berisi 50 masker. Padahal, dalam situasi normal, harga per kotak berisi 50 masker hanya Rp 25.000.

Editor:
Hendriyo Widi
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000