Jakarta Cari Sumber Pangan Tambahan untuk Antisipasi Lonjakan
Pembatasan sosial berskala besar mensyaratkan kecukupan pangan dan kelancaran arus logistik. Khusus untuk DKI Jakarta, stok sejumlah komoditas pangan dan energi dinilai cukup.
Oleh
M Paschalia Judith J / ArisPrasetyo
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Menteri Kesehatan menetapkan pembatasan sosial berskala besar untuk wilayah DKI Jakarta guna mencegah meluasnya penyebaran Covid-19. Keputusan itu mensyaratkan pemenuhan kebutuhan pokok penduduk, khususnya pangan dan energi, yang cukup agar pembatasan tidak menimbulkan kekacauan.
Stok sejumlah komoditas pangan, seperti beras, gula, minyak goreng, dan bawang putih, dinilai mencukupi kebutuhan. Demikian pula dengan elpiji, bahan bakar minyak (BBM), dan listrik.
Arief Prasetyo Adi, Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya, badan usaha milik DKI Jakarta di bidang pangan, saat dihubungi, Selasa (7/4/2020), menyebutkan, stok beras di Pasar Induk Beras Cipinang tergolong aman, yakni mencapai 29.628 ton. Dalam rangka mengantisipasi lonjakan permintaan, pihaknya mencari sumber pasokan alternatif.
”Kami koordinasi dengan penggilingan-penggilingan di sejumlah sentra, baik Jawa Barat, Jawa Tengah, ataupun Sulawesi Selatan. Penggilingan yang utilitasnya belum maksimum, kami ajak kerja sama,” ujarnya.
Selain beras, Food Station mengelola cadangan komoditas lain, seperti gula, bawang putih, telur ayam, minyak goreng, dan tepung terigu. Menurut Arief, stok gula 500 ton dan akan tiba 1.000 ton. Pihaknya juga mencari sumber pasokan lain sebanyak 2.000 ton.
Rantai distribusi
Selain itu, 20 kontainer bawang putih akan datang pekan ini dan total ada 40 kontainer (kapasitas 29 ton) yang akan tiba di Jakarta hingga sebulan ke depan. Namun, Arief menyoroti telur ayam.
”Telur ayam tidak tahan lama sehingga keamanan pengiriman dari sentra di Jawa Barat dan Jawa Timur mesti terjamin,” ujarnya.
Peneliti Center for Indonesian Policy Studies, Felippa Ann Amanta, berpendapat, pemerintah mesti mencermati rantai distribusi pangan saat ini. Hal itu untuk menjamin distribusi pangan berjalan lancar dan kebutuhan warga tercukupi.
Terkait energi, warga DKI Jakarta dan sekitarnya diimbau tidak perlu panik. Kendati konsumsi elpiji di sejumlah wilayah naik selama pandemi Covid-19, pasokannya masih mencukupi.
Menurut Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fajriyah Usman, stok rata-rata BBM secara nasional cukup untuk kebutuhan 23 hari, sedangkan stok elpiji nasional cukup untuk kebutuhan 17 hari.
”Stok akan terus ditambah berdasarkan tingkat konsumsi masyarakat di setiap wilayah,” ujarnya.
Konsumsi BBM justru turun selama ada kebijakan pembatasan sosial karena penggunaan kendaraan berkurang. Khusus di DKI Jakarta dan sekitarnya, konsumsi elpiji 3 kilogram (kg) rata-rata naik 14 persen dengan penyaluran 6.540 ton per hari.
Wakil Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN memperkuat pasokan listrik, khususnya untuk Jakarta.
PLN menyiagakan 2.271 personel dan menyediakan 41 unit penyimpan daya dengan total kapasitas 7.070 kilovolt ampere (kVA), 23 unit gardu bergerak dengan daya 17.080 kVA, 10 unit genset 1.745 kVA, dan kabel listrik sepanjang 2.600 meter.