Bank menyesuaikan diri dengan kondisi perekonomian terkini yang terpukul pandemi Covid-19. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk merevisi target pertumbuhan kreditnya.
Oleh
Dimas Waraditya Nugraha
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Korporasi merespons kondisi perekonomian yang merosot akibat pandemi Covid-19 dengan menilik ulang target kinerja. Bank juga merevisi target pertumbuhan kredit pada tahun ini.
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk merevisi target pertumbuhan kredit pemilikan rumah (KPR) nonsubsidi dan komersial pada 2020 menjadi 0-3 persen. Sebelumnya, BTN optimistis KPR bisa tumbuh 8-10 persen.
”Perseroan khawatir akan dampak ekonomi yang lebih dalam terhadap debitor, yang akhirnya tidak dapat memenuhi kewajiban untuk mengangsur,” kata Direktur Finance, Planning, & Treasury Bank BTN Nixon LP Napitupulu, Senin (13/4/2020).
Pada Maret, BTN pernah mengungkapkan tidak berencana memangkas target pertumbuhan kredit tahun ini. Namun, akhirnya, Bank BTN memilih langkah untuk meningkatkan efisiensi serta memperkuat cadangan dan likuiditas. Dengan demikian, fungsi intermediasi bank terjaga.
Nixon menambahkan, di beberapa daerah yang aman dari penyebaran Covid-19, penyaluran kredit masih tetap berjalan. ”Kami harap kondisi ini tidak akan lama sehingga perekonomian dapat kembali berjalan normal dengan layanan yang dapat kami berikan dan Bank BTN dapat kembali melanjutkan Program Sejuta Rumah,” katanya.
Untuk menjaga likuiditas, menurut Nixon, perseroan juga secara hati-hati membeli surat utang pemerintah. Upaya menjaga likuiditas untuk memastikan cadangan dana tetap aman sekaligus meningkatkan pendapatan berbasis biaya melalui transaksi tresuri.
Kartu prakerja
Sementara itu, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk ditunjuk pemerintah sebagai Official Digital Banking Partner pada penyaluran insentif Kartu Prakerja. Insentif tersebut baik berupa pelatihan, survei, maupun penyediaan sistem manajemen kas yang terintegrasi.
Direktur Layanan dan Jaringan BNI Adi Sulistyowati melalui siaran pers menjelaskan, BNI berperan sebagai pengelola aliran dana Kartu Prakerja atau penyedia jasa pengelolaan pembayaran insentif dan uang survei peserta Kartu Prakerja. BNI juga akan mengelola pembayaran insentif pelatihan.
”BNI juga menjadi bank yang akan memastikan kebutuhan seluruh pemangku kepentingan dalam penyaluran Kartu Prakerja ini terpenuhi,” ujarnya.
Peran BNI dalam penyaluran insentif kartu prakerja, antara lain, membukakan rekening bagi peserta Kartu Prakerja, yaitu calon pencari kerja dan korban pemutusan hubungan kerja (PHK). BNI membukakan rekening bagi lembaga atau balai pelatihan.
”BNI juga membukakan rekening pasar dalam jaringan dan perusahaan pembayaran digital yang menjadi mitra kerja pemerintah dalam menyalurkan insentif Kartu Prakerja,” kata Adi.
Pembayaran insentif pelatihan dan uang survei peserta program Kartu Prakerja dapat dilakukan melalui rekening BNI, OVO, dan Link Aja. Pembayaran insentif dilakukan setelah peserta menyelesaikan proses pelatihan atau kursus. (DIM)