Peluang Bisnis Terbuka, Industri Jasa Logistik Tetap Perlu Adaptasi
Peluang bisnis tetap terbuka untuk industri logistik. Peluang baru terbuka, tetapi industri logistik perlu beradaptasi.
Oleh
BM Lukita Grahadyarini
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pandemi Covid-19 telah mendisrupsi bisnis di berbagai lini ekonomi Indonesia. Kendati demikian, peluang baru tetap terbuka, salah satunya bagi industri jasa logistik.
Presiden Direktur JNE Mohamad Feriadi, yang juga Ketua Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos dan Logistik Indonesia (Asperindo), mengemukakan, masyarakat saat ini membutuhkan banyak jasa pengiriman di tengah pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Ini karena terjadi pergeseran dari belanja luar jaringan (luring) menjadi belanja secara dalam jaringan (daring).
”Terjadi pergeseran belanja dari luring ke daring. Seakan-akan masa depan datang lebih cepat, tidak pernah kita duga dan inginkan, terjadi begitu cepat. Pergeseran ini digerakkan kondisi dan teknologi yang dibutuhkan saat ini,” ujarnya dalam dialog bisnis ”Strategi Sektor Logistik di Tengah Pandemi Covid-19: Apa dan Bagaimana Persiapan Menghadapai Ramadhan dan Lebaran” yang diselenggarakan JNE-Bisnis Indonesia, di Jakarta, Kamis (30/4/2020).
Feriadi menambahkan, industri logistik mendapat peluang dari kondisi pergeseran pola belanja. Hampir semua jenis kebutuhan saat ini dipenuhi secara daring, seperti sembako, alat kesehatan, dan makanan.
Dalam kondisi normal, industri logistik rata-rata tumbuh 15 persen per tahun. Pandemi Covid-19 dinilai membuka makin banyak peluang baru, tetapi hal itu tergantung kondisi perusahaan. Usaha di sektor logistik belum tentu naik otomatis di tengah pergeseran pasar.
Lebih lanjut, Feriadi menjelaskan, perusahaan logistik yang biasanya melayani perkantoran atau perusahaan dengan skema bisnis untuk bisnis (B to B) akan terdampak dalam hal distribusi. Hal itu lantaran perkantoran, pabrik, dan perusahaan banyak ditutup sementara dan berhenti berproduksi.
Sebaliknya, perusahaan logistik dengan jangkauan lebih luas ke perusahaan, e-dagang, dan bisnis lewat sosial media memiliki banyak peluang tumbuh. Artinya, semakin banyak peluang baru, tetapi industri yang menjadi juara adalah mereka yang punya teknologi mumpuni, jaringan luas, dan pilihan dalam layanan.
”Peluang baru itu antara lain dari perluasan e-dagang dan mitra UMKM. Pembeli, penjual, dan stok barang bisa saling terhubung dengan teknologi. Logistik sekaligus menjadi pendorong ekonomi,” katanya.
Semakin banyak peluang baru, tetapi industri yang menjadi juara adalah mereka yang punya teknologi mumpuni, jaringan luas, dan pilihan dalam layanan.
Feriadi menambahkan, pertumbuhan logistik JNE selama bulan Ramadhan tahun ini ditargetkan bisa menembus 20 persen. Tahun-tahun sebelumnya, pertumbuhan logistik JNE selama Ramadhan di kisaran 30 persen. JNE optimistis peluang baru terbuka, di antaranya lonjakan pengiriman barang atau hadiah ke kampung halaman sebagai dampak larangan mudik.
Upaya JNE mendorong logistik antara lain meningkatkan pengiriman lewat udara ataupun logistik darat. JNE saat ini memiliki sekitar 10.000 armada di darat, dan akan memanfaatkan jasa pengiriman kargo udara di tengah PSBB.
Bisnis penerbangan
Secara terpisah, maskapai penerbangan Citilink fokus mengoptimalisasi armada dengan melayani pengiriman kargo, baik untuk rute domestik maupun internasional, menyusul ditutupnya sementara operasional penerbangan reguler dan penerbangan khusus (carter) penumpang di tengah pandemik Covid-19.
Adapun armada untuk kargo meliputi pesawat jenis Airbus A320 dengan kapasitas angkut 15 ton dan Airbus A330 dengan kapasitas angkut 24 Ton.
”Citilink telah mengoperasikan penerbangan kargo secara penuh untuk membantu kelancaran proses distribusi logistik di berbagai wilayah,” ujar Direktur Utama Citilink Juliandra, dalam siaran pers.
Layanan pengiriman kargo dilakukan melalui penerbangan kargo carter ataupun regular yang menghubungkan berbagai kota, seperti Medan, Banjarmasin, Pontianak, dan Makassar. Selain itu, penerbangan dengan jadwal-jadwal tertentu ke kota Manado, Balikpapan, Batam, Pekanbaru, Surabaya, Denpasar, Padang, Palembang, da Kupang. Adapun rute internasional mencakup Singapura dan kota-kota di China.
”Untuk kebersihan dan sterilisasi kabin pesawat, Citilink juga melakukan desinfeksi armada ketika melakukan pengiriman logistik ke berbagai daerah,” kata Juliandra.