Berpikir Positif Bukan Berarti Tak Kritis Hadapi Pandemi
Berpikir positif membuat seseorang lebih siap menghadapi situasi tidak menentu di tengah pandemi Covid-19. Hal itu harus disertai sikap kritis untuk bisa tetap bertahan.
Oleh
Deonisia Arlinta
·3 menit baca
Menjaga pikiran agar tetap positif sangat penting untuk dilakukan. Dengan berpikir positif, seseorang bisa menjadi lebih optimistis dan siap menghadapi situasi tidak menentu yang terjadi di tengah pandemi Covid-19 atau penyakit yang disebabkan virus korona tipe baru, saat ini.
”Namun, berpikir positif saja tidak cukup untuk bisa berhasil menjalani situasi pandemi. Kita juga harus berpikir kritis untuk bisa bertahan. Berpikir positif itu juga ada tempat dan batasnya,” tutur motivator Merry Riana, dalam konferensi pers tanpa tatap muka di Jakarta, Selasa (16/6/2020).
Berpikir positif saja tidak cukup untuk bisa berhasil menjalani situasi pandemi. Kita juga harus berpikir kritis untuk bisa bertahan.
Ia mengatakan, berpikir positif sekaligus berpikir kritis bisa diterapkan dengan tetap waspada dalam menjalani aktivitas di masa transisi menuju tatanan baru. Jangan sampai pikiran positif yang dimiliki justru membawa dampak buruk.
Seseorang boleh berpikir positif bahwa kondisi saat ini akan segera berlalu. Namun, itu tidak berarti bisa melakukan segala sesuatu tanpa pertimbangan. Prinsip kehati-hatian dengan menjalankan protokol kesehatan yang ketat serta tidak keluar rumah jika tidak mendesak harus tetap dipatuhi. ”Lebih baik parno (waspada) daripada sembrono,” kata Merry.
Setidaknya ada tiga hal penting yang bisa dilakukan untuk menjaga pikiran yang positif di masa pandemi ini. Hal itu meliputi, waspada pada berbagai kondisi, berperilaku positif, dan berperilaku produktif.
Menurut Merry, pikiran positif saja tidak cukup jika tidak disertai dengan perilaku yang positif. Seseorang harus melakukan tindakan yang memang harus dilakukan. Misalnya, untuk jadi sukses, seseorang juga harus berusaha menjalankan berbagai tindakan yang membuat dirinya sukses. Tindakan tersebut pun perlu dilakukan secara disiplin.
Tetap produktif
Selain itu, seseorang juga harus berupaya untuk tetap produktif di tengah berbagai keterbatasan saat ini. Setidaknya perilaku produktif itu bisa dilakukan dengan bangkit dari keterpurukan, berpenampilan menarik, dan tidak menyerah dengan keadaan.
Secara sederhana, itu bisa dilakukan dengan bangun lebih pagi, membersihkan diri secara rutin, dan menjalankan kegiatan yang digemari. Waktu yang lebih banyak dihabiskan di rumah bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan diri, seperti memasak ataupun bercocok tanam.
”Kamulah yang bertanggung jawab atas hidupmu sendiri. Kendalikan emosimu atau emosi itu yang akan mengendalikanmu. Jangan pernah menyalahkan orang lain atas kegagalan dan kesedihan karena kebahagiaanmu adalah urusanmu sendiri,” ucap Merry.
Sebelumnya, anggota Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Reisa Broto Asmoro, mengatakan, selain menjaga kesehatan mental, seseorang juga perlu memperhatikan asupan nutrisi agar daya tahan tubuh yang dimiliki bisa tetap terjaga. Asupan tersebut, antara lain, protein, karbohidrat, vitamin, dan air.
”Tidur yang cukup serta aktivitas fisik yang teratur pun penting untuk diperhatikan agar daya tahan tubuh bisa meningkat. Daya tahan tubuh ini penting untuk melawan risiko penularan berbagai penyakit,” katanya.