logo Kompas.id
Bebas AksesMangrove Berperan Mewujudkan...
Iklan

Mangrove Berperan Mewujudkan Nol Emisi Karbon

Untuk mencapai nol emisi karbon pada 2060, semua pihak diharapkan dapat turut membantu pemulihan dan perlindungan hutan mangrove.

Oleh
Atiek Ishlahiyah Al Hamasy
· 4 menit baca
Pekerja PT Freeport Indonesia (PTFI) memanggul boibit mangrove yang akan ditanam di atas pulau-pulau baru hasil sedimentasi tailing di kawasan Muara Sungai Ajkwa, Mimika, Papua, Jumat (18/3/2022). PTFI mulai melakukan revegetasi di atas area pengendapatan tailing mulai tahun 2005.
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO

Pekerja PT Freeport Indonesia (PTFI) memanggul boibit mangrove yang akan ditanam di atas pulau-pulau baru hasil sedimentasi tailing di kawasan Muara Sungai Ajkwa, Mimika, Papua, Jumat (18/3/2022). PTFI mulai melakukan revegetasi di atas area pengendapatan tailing mulai tahun 2005.

JAKARTA, KOMPAS — Indonesia berkomitmen mencapai nol emisi karbon pada tahun 2060. Untuk mewujudkan hal ini, peran mangrove sebagai karbon biru bisa sangat signifikan sebagai penyerap ataupun penyimpan karbon. Masyarakat dan semua pemangku kepentingan perlu terus bergerak untuk mendukung pengelolaan dan perlindungan hutan mangrove di Indonesia.

Karbon biru adalah karbon yang tersimpan di ekosistem pesisir dan laut. Ada tiga jenis ekosistem pesisir dan laut, yaitu mangrove, rawa pasang surut, dan lamun. Mangrove sebagai karbon biru merupakan salah satu aksi mitigasi perubahan iklim.

”Upaya pengelolaan lingkungan tidak hanya tugas pemerintah, tetapi juga tugas semua pihak. Kita semua harus menjadi bagian dari solusi,” ujar Sekretaris Utama Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) Ayu Dewi Utari dalam webinar Kompas Talks dengan tema ”Invest in Our Planet-Hutan Mangrove sebagai Penyerap Karbon”, Selasa (9/5/2023).

Ia mengatakan, hilangnya mangrove dalam tiga dekade terakhir telah menghasilkan emisi gas rumah kaca yang cukup besar. Pemerintah saat ini pun sedang menyusun rancangan peraturan pemerintah terkait pengelolaan dan perlindungan ekosistem mangrove.

Baca juga: Tata Kelola Ekosistem Karbon Biru Diperbaiki

Menurut Ayu, menghindari konversi mangrove akan mengurangi hingga 30 persen emisi nasional dari sektor tata guna lahan. Dalam posisi inilah, rehabilitasi mangrove penting untuk dijalankan dengan baik.

Lahan mangrove yang direhabilitasi oleh Badan Restorasi Gambut dan Mangrove di Kalimantan Utara pada Minggu (20/11/2022).
DOKUMENTASI BADAN RESTORASI GAMBUT DAN MANGROVE

Lahan mangrove yang direhabilitasi oleh Badan Restorasi Gambut dan Mangrove di Kalimantan Utara pada Minggu (20/11/2022).

Ayu berharap masyarakat dan pemangku kepentingan mulai bergerak untuk mendukung perencanaan pembangunan hutan mangrove. Ia berharap pula banyak lembaga yang turut berkontribusi dalam perlindungan dan rehabilitasi hutan mangrove, khususnya untuk pengurangan angka emisi karbon di Bumi.

Ia menuturkan, tak jarang dijumpai masyarakat pesisir yang tidak setuju penanaman mangrove dan menganggapnya dapat mengganggu keberadaan tambak. Oleh karena itu, pihaknya harus berdiskusi dan melakukan pendekatan dengan masyarakat sebelum melakukan penanaman mangrove.

Baca juga: Kartu Truf Mangrove

Menyerap jutaan karbon

Iklan

Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro, Denny Nugroho Sugianto, mengatakan, mangrove dianggap sebagai karbon birukarena memiliki potensi dalam penyerapan jumlah karbon yang lebih tinggi secara alami. Mangrove mampu menyimpan karbon yang melebihi kemampuan hutan tropis di dataran.

”Hal ini karena tumbuhan mangrove dapat menyerap karbon dioksida dan mengubahnya menjadi karbon organik, yang disimpan dalam akar, batang, daun, dan bagian lainnya,” ujar Denny.

https://cdn-assetd.kompas.id/KputMuNMmUStBlYOEn-ozyFg1mU=/1024x812/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F08%2F03%2F49f7585f-5f27-460e-845e-37747cb0f58a_jpg.jpg

Kemampuan mangrove dalam menyerap karbon merupakan jasa ekosistem yang penting pada kondisi perubahan iklim secara global. Adapun manfaat lain dari keberadaan hutan mangrove yaitu air di sekitar akan menjadi lebih bening, sebagai rantai makanan, dan menjadi habitat baru bagi ekosistem laut.

Hutan mangrove di Indonesia rata-rata mampu menyerap 52,85 ton CO2 per hektar per tahun yang lebih tinggi dua kali lipat dibandingkan dengan estimasi global (26,42 ton CO2 per hektar per tahun). Selain itu, mangrove memiliki potensi penyerapan karbon 170,18 Mt CO2 per tahun dari sekitar 3,3 juta hektar luas mangrove di Indonesia.

Baca juga: Pastikan Keberlanjutan Penanaman Mangrove

Vice President Environmental PT Freeport Indonesia (PT FI) Gesang Setyadi menyampaikan, pihaknya berupaya menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 30 persen pada tahun 2030. Komitmen tersebut dilakukan PT FI sejak 2004 melalui berbagai cara, salah satunya dengan mangrove.

Berdasarkan hasil penelitian PT FI, sedimen tailing sangat cocok untuk habitat mangrove. Tumbuhan mangrove dinilai memiliki peran menjadi karbon biru yang merupakan salah satu bentuk aksi mitigasi perubahan iklim dunia.

https://cdn-assetd.kompas.id/7YuUxSe-fy5Z3zld6yPTxdRTaGE=/1024x1504/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F02%2F25%2F65609c4e-b9a6-4d00-9a87-73d297b56a44_png.png

Hingga saat ini, PT FI melakukan kegiatan penanaman mangrove di area terbuka sehingga menjadi dataran baru yang ditumbuhi mangrove. Adapun jenis mangrove yang banyak ditanam ialah Rhizophora mucronata. Selain itu, ada juga jenis Rhizophora apiculata, Sonneratia alba, Sonneratia casiolaris, Avicenia marina, Bruguiera gymnorrhiza, dan Nipah fruticans.

Selain itu, ia menyimpulkan, hutan mangrove juga memberikan dampak positif dari segi ekosistem ataupun perekonomian daerah masyarakat sekitar. Pihaknya pun berkomitmen menanam 10.000 hektar mangrove pada rentang tahun 2023-2032.

”Pada tahun-tahun sebelumnya, kami menanam 20 hektar tumbuhan mangrove per tahun. Namun, mulai tahun ini, kami berkomitmen menanam 500 hektar mangrove per tahun. Kami juga akan selalu mengajak masyarakat lokal agar terlibat penanaman di wilayah mereka,” ujar Gesang.

Baca juga: Menyemai Mangrove, Menjaga Dunia

Pekerja PT Freeport Indonesia (PTFI) sedang menanam bibit mangrove pada pulau-pulau baru hasil sedimentasi tailing di kawasan Muara Sungai Ajkwa, Mimika, Papua, Jumat (18/3/2022).
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO

Pekerja PT Freeport Indonesia (PTFI) sedang menanam bibit mangrove pada pulau-pulau baru hasil sedimentasi tailing di kawasan Muara Sungai Ajkwa, Mimika, Papua, Jumat (18/3/2022).

Editor:
ICHWAN SUSANTO
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000