FotografiFoto CeritaMerawat Keberagaman dalam...
KOMPAS/RADITYA HELABUMI
Bebas Akses

Merawat Keberagaman dalam Karnaval Bontang

Semangat merawat keberagaman budaya menjadi modal kuat melestarikan jati diri bangsa dan mendorong sektor pariwisata.

Oleh
RADITYA HELABUMI JAYAKARNA
· 2 menit baca

Sejak pagi warga sudah berbondong-bondong memadati kawasan Simpang Tiga Ramayana, Kota Bontang, Kalimantan Timur, untuk menyaksikan Bontang City Carnival 2023, Sabtu (21/10/2023).

Sebelum pukul 07.00 Wita, tribune penonton yang dibangun di sisi kiri dan kanan Jalan MH Thamrin telah dipenuhi penonton. Meski tidak cukup besar, tribune penonton bertingkat tersebut terasa istimewa bagi warga karena untuk pertama kalinya mereka dapat menikmati atraksi di panggung utama karnaval dan parade budaya tahunan itu dengan lebih nyaman.

Naik ke atas mobil bak terbuka.
KOMPAS/RADITYA HELABUMI

Naik ke atas mobil bak terbuka.

Senyum peserta karnaval.
KOMPAS/RADITYA HELABUMI

Senyum peserta karnaval.

Bendera Merah Putih.
KOMPAS/RADITYA HELABUMI

Bendera Merah Putih.

Pada tahun ini karnaval dan pawai budaya Bontang City Carnival mengusung tema ”Kreativitas Hebat Harmoni Budaya Beradab”. Sebanyak 95 kelompok peserta yang mewakili instansi pemerintah, swasta, sekolah, sanggar kesenian, dan kelompok masyarakat lainnya turut berpartisipasi dalam acara yang juga untuk merayakan Hari Ulang Tahun Ke-24 Kota Bontang.

Karnaval dimulai di Pendopo Wali Kota Bontang di Jalan Awang Long menuju ke Jalan Thamrin dan Simpang Tiga Ramayana yang digunakan sebagai panggung utama. Pertunjukan di panggung utama dibuka oleh Marching Band Pupuk Kaltim yang membawakan tiga buah lagu.

Pemain trompet.
KOMPAS/RADITYA HELABUMI

Pemain trompet.

Atraksi di panggung utama.
KOMPAS/RADITYA HELABUMI

Atraksi di panggung utama.

Kesenian Bantengan.
KOMPAS/RADITYA HELABUMI

Kesenian Bantengan.

Mendinginkan wajah.
KOMPAS/RADITYA HELABUMI

Mendinginkan wajah.

Tari Enggang.
KOMPAS/RADITYA HELABUMI

Tari Enggang.

Kreasi kostum dengan beragam tema dan kesenian ditampilkan para peserta yang tidak hanya berasal dari Kota Bontang, tetapi juga beberapa kota lain di Kalimantan Timur. Selain kesenian tradisional Kalimantan Timur, seperti tari enggang dari suku Dayak Kenyah, peserta juga menampilkan kesenian dari daerah lain, seperti bantengan, kuda lumping, dan tari saman.

Penjual mainan anak-anak.
KOMPAS/RADITYA HELABUMI

Penjual mainan anak-anak.

Berkeliling menawarkan minuman.
KOMPAS/RADITYA HELABUMI

Berkeliling menawarkan minuman.

Tanpa alas kak.i
KOMPAS/RADITYA HELABUMI

Tanpa alas kak.i

Si rambut merah.
KOMPAS/RADITYA HELABUMI

Si rambut merah.

Hiasan kepala.
KOMPAS/RADITYA HELABUMI

Hiasan kepala.

Bontang City Carnival pertama kali digelar pada tahun 2012 sebagai salah satu perayaan memperingati hari lahir Kota Bontang yang dikenal sebagai kota pendatang. Saat itu tema yang diusung adalah ”Etnis Kontemporer”. Karnaval kemudian rutin digelar setiap tahun dan sempat terhenti selama dua tahun karena pandemi.

Penyelenggaraan tahun ini merupakan yang kedua kalinya pascapandemi. Semangat warga untuk merawat keberagaman budaya menjadi modal yang kuat untukmelestarikan kebudayaan dan mendorong pertumbuhan ekonomi melalui sektor pariwisata di Bontang.

Menonton dari balik pagar.
KOMPAS/RADITYA HELABUMI

Menonton dari balik pagar.

Latihan bersama sebelum karnaval di Kampung Adat Guntung.
KOMPAS/RADITYA HELABUMI

Latihan bersama sebelum karnaval di Kampung Adat Guntung.

Memuat data...
Memuat data...
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000