logo Kompas.id
Bebas AksesKLa Project yang Menikmati...
Iklan

KLa Project yang Menikmati Perjalanan

KLa Project memaknai rentang kariernya dengan mengecap perjalanan yang menyenangkan.

Oleh
DWI BAYU RADIUS
· 4 menit baca
Kla Project pada Senin (30/10/2023).
KOMPAS/RIZA FATHONI

Kla Project pada Senin (30/10/2023).

KLa Project dijadwalkan menggelar konser bertajuk ”Harmoni Cahaya” pada hari Selasa (31/10/2023) malam untuk merayakan kiprahnya selama 35 tahun di belantika musik Indonesia. Grup musik yang namanya mencuat sejak akhir 1980-an itu menjanjikan banyak kejutan untuk penontonnya.

Sehari sebelum konser berlangsung, Adi Adrian tampak serius memelototi kibornya diiringi sorot lampu hijau, ungu, biru, dan putih yang menghujaninya secara bergantian. Sementara itu, Romulo Radjadin alias Lilo asyik mencabik gitar dan Katon Bagaskara tentu saja mengalunkan suara merdunya.

Senin (30/10/2023) malam itu, KLa Project tengah menggelar geladi resik di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, yang berlangsung sekitar tiga jam sejak pukul 20.00. Beberapa bintang tamu juga berlatih dengan instrumen atau vokal diiringi tatapan beberapa kru di sisi panggung yang senantiasa siaga. Sejumlah penari yang akan memeriahkan konser tersebut juga ada di sana.

Selasa malam nanti, kursi dan lantai Tenis Indoor Senayan yang ada di hadapan mereka akan riuh oleh ribuan penonton. Kapasitas Tenis Indoor sekitar 4.700 penonton. Sampai Senin malam, 90 persen tiket untuk konser tersebut terjual.

Vokalis KLa Project, Katon Bagaskara, saat tampil dengan format Klakustik dalam hari kedua Synchronize Festival 2023 di Gambir Expo Kemayoran, Jakarta,  2 September 2023.
KOMPAS/RADITYA HELABUMI

Vokalis KLa Project, Katon Bagaskara, saat tampil dengan format Klakustik dalam hari kedua Synchronize Festival 2023 di Gambir Expo Kemayoran, Jakarta, 2 September 2023.

Diselingi istirahat hampir satu jam, Lilo sambil duduk santai bicara soal bagaimana KLa Project memaknai perjalanannya. Ia tak menyangka KLa Project bakal melangkah sejauh ini.

Katon pun ingat betul saat klip video pertamanya, ”Tentang Kita” ditayangkan di televisi, sebagai tonggak berdirinya grup musik tersebut. ”Tanggal 23 Oktober 1988. Padahal, kami sudah kumpul sejak tahun 1986. Sebenarnya, ’Tentang Kita’ juga sudah beredar sekitar tiga bulan,” ujarnya.

Tanpa berpikir panjang dan berembuk, Katon, Lilo, dan Adi sepakat, ”Jarak Dua Kota” jadi lagu yang paling mewakili perjalanan bermusik mereka.

Lagu dari album Kedua, tahun 1990, itu mereka anggap asyik didengar dengan demam new wave yang melanda kawula muda pada masanya. ”Kayak Duran Duran. Rasanya jadi balik ke orisinal kami, techno pop. Bunyi-bunyiannya lebih synthesizer atau padat ketimbang sebelumnya,” ucap Adi.

Katon menambahkan, meski lirik ”Jarak Dua Kota” tak terlalu mewakili, iramanya yang dinamis sangat lekat dengan rekam jejak KLa Project. ”Kami bukan mau mencapai tujuan, tapi menikmati perjalanan. Seperti hidup, nanti bisa ke sana sini,” timpal Adi.

KLa Project tampil dalam format akustik saat tampil di Prambanan Jazz Festival di kompleks Candi Prambanan, Sleman, DI Yogyakarta, pada 9 Juli 2023. KLa Project membawakan sejumlah lagu andalan mereka seperti ”Belahan Jiwa” dan ”Terpuruk Ku Di Sini”.
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

KLa Project tampil dalam format akustik saat tampil di Prambanan Jazz Festival di kompleks Candi Prambanan, Sleman, DI Yogyakarta, pada 9 Juli 2023. KLa Project membawakan sejumlah lagu andalan mereka seperti ”Belahan Jiwa” dan ”Terpuruk Ku Di Sini”.

Iklan

Sewaktu KLa Project berusia lima tahun, mereka memperingati perjalanan mereka. Demikian pula saat rentang waktu perjalanan mereka mencapai 25 tahun. ”Jadi, kayak merayakan perjalanan. Bukan soal kami sudah sampai di momen ini. Ujungnya di mana, kami enggak tahu,” kata Adi.

Ia mengenang saat mereka sekadar bermusik. Mereka tak membayangkan KLa Project bakal melangkah bersama sampai saat ini. ”Enggak ada proyeksi, kami punya chemistry (hubungan) saja. Habis itu, kami melihat ada ruang kosong yang bisa diisi,” ucapnya.

KLa Project melaju dengan keyakinan dengan corak musik mereka yang unik hingga mendapatkan tempat tersendiri di belantika musik Indonesia. ”Sampai sekarang. Kalau ingin sukses, tentu ada impian, begitu. Anak muda yang berkumpul untuk mewujudkan gagasan-gagasan bermusiknya,” ujar Adi.

Tak heran, Katon tak bisa memproyeksikan perjalanan KLa Project ke depan, tetapi hanya ingin melanjutkan untuk menikmatinya. ”Dulu, kami ingin, misalnya masuk tangga lagu, tapi enggak berpikir 35 tahun bakal begini atau begitu,” katanya.

Pertunjukannya, kan, istimewa. Lagunya banyak. Pokoknya, penonton pulang kayak habis kawinan. Bawa bingkisan banyak.

Katon memandang industri rekaman sudah jauh berbeda. Saat ini, musisi biasanya hanya melepas lagu, bukan album, apalagi dengan format fisik. ”Kalau kaset, kan, ada epilog, prolog, dan inti sari di tengahnya. Sekarang, tujuannya biar cepat dikenal dan didengar,” katanya.

Tidak berhenti

KLa Project ingin pendengar menyimak lagu mereka berkali-kali agar mendapatkan maknanya. Adi berharap, 35 tahun KLa Project berkarya menjadi motivasi sekaligus inspirasi. ”Kami enggak berhenti. Bukan cuma bikin lagu, tapi setiap konser juga beda-beda gayanya,” katanya.

Mereka memeriahkan konsernya dengan aransemen yang dinamis, atraksi multimedia, permainan tata cahaya, hingga menggandeng musisi-musisi lain. ”Jadi, permainannya pun semakin indah. Intinya, kami hanya ingin berkesenian,” kata Adi.

KLa Project dalam konser bertajuk ”Karunia Semesta” di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, pada 5 Desember 2018.
KOMPAS/LASTI KURNIA

KLa Project dalam konser bertajuk ”Karunia Semesta” di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, pada 5 Desember 2018.

Lewat konser Harmoni Cahaya, KLa yang sudah menelurkan 10 album dengan total sekitar 90 lagu itu menjanjikan agenda yang tak terduga. ”Pertunjukannya, kan, istimewa. Lagunya banyak. Pokoknya, penonton pulang kayak habis kawinan. Bawa bingkisan banyak,” kata Adi sambil tertawa.

Kiprah Katon, Lilo, dan Adi selama 35 tahun tak pelak memayungi belantika musik Tanah Air dengan pengaruhnya terhadap sejumlah band dan musisi. Jikustik, Dewa 19, hingga P-Project hanya segelintir dari grup musik dengan karya-karya yang diwarnai nuansa KLa Project.

”Apresiasi bagi kami. Untung saja kami lebih dulu muncul lalu digemari. Jadi, berilah anak muda kesempatan karena mungkin keunggulan mereka belum diketahui,” kata Lilo.

Adi juga berharap jejaknya di dunia musik bisa menginspirasi pendengar dan musisi lain.

Mereka pun mengenang saat KLa Project vakum selama sewindu sejak tahun 2001. Trio itu mengistilahkan kekosongannya dengan sedikit kesasar. ”Mogok sedikit. Mungkin waktu itu jenuh dan mencoba kegiatan baru untuk bermusik dan berbisnis,” kata Katon.

Editor:
BUDI SUWARNA
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000