Joko Widodo, Prabowo Subianto, dan Galaxy Note 9
Ditugaskan untuk menghadiri peluncuran Galaxy Note 9 di Barclays Center merupakan kebanggaan sekaligus kebahagiaan tersendiri bagi saya yang sudah tiga tahun terakhir meliput teknologi dan gawai sampai akhirnya berada di Departemen Media Sosial Harian Kompas. Ini merupakan kesempatan berharga untuk belajar dari perhelatan peluncuran produk gawai kelas dunia.
Hanya saja, faktor Joko Widodo dan Prabowo Subianto harus diakui sedikit banyak berpengaruh dalam proses peliputan acara yang berlangsung di New York, Amerika Serikat itu.
Baca: Liputan Peluncuran Galaxy Note 9 dari New York
Saya datang meliput acara itu bersama sekitar 15 wartawan dari berbagai media dan pembuat konten sejak tanggal 7 menjelang tengah malam di New York, yang berjuluk Apel Besar itu. Setelah tiba di New York, kami diberi waktu satu hari untuk beristirahat sekaligus membiasakan diri terhadap perbedaan waktu 11 jam dengan Jakarta.
Perbedaan waktu ini terkadang mengakibatkan masalah pada jam biologis tubuh. Sehingga, tubuh sudah ingin diistirahatkan padahal di lokasi masih terang benderang.
Tidak hanya beristirahat, satu hari menjelang peluncuran telepon pintar itu saya mulai mematangkan rencana peliputan. Tidak hanya liputan acara utama saja, terkadang "oleh-oleh" yang harus dibawa pulang adalah tulisan yang melihat perjalanan itu dari sisi lain.
Trello saya gunakan untuk mengorganisasikan ide tulisan, bahan separuh jadi, hingga materi yang disiapkan sebelumnya. Setidaknya, dari Jakarta saya telah menyiapkan beberapa ide tulisan. Dan, setiba di New York, evaluasi pun dilakukan untuk memilah ide tulisan yang dapat dieksekusi. Ide tulisan mana misalnya, yang dapat dimodifikasi, maupun rencana tulisan yang harus dicoret karena berbagai pertimbangan.
Memanfaatkan fitur luring dari Google Maps, saya sebelumnya juga telah mengunduh peta dari New York sehingga dapat menghitung lama perjalanan yang dapat ditempuh dengan berjalan kaki dari tempat menginap. Hal ini juga penting agar kita bisa "mencuri" waktu dengan berkeliling di sela waktu senggang.
Kesempatan itu biasanya datang pagi hari sebelum memulai rangkaian kegiatan, serta malam hari menjelang tidur.
Embargo
Malam hari menjelang acara dilangsungkan, rombongan peliput dari Indonesia dikumpulkan di sebuah kafe di hotel tempat kami menginap. IT and Mobile Marketing Director Samsung Indonesia, Jo Semidang, bersama tim humas memberikan informasi mengenai detail dari ponsel pintar ini, sebelum diluncurkan esok paginya.
Hanya saja sebelumnya kami diminta untuk menandatangani dua lembar naskah perjanjian nondisclosure agreement (NDA) yang intinya bersepakat untuk tidak memuat isi pembicaraan itu hingga Presiden Mobile Communication Business Samsung Electronics Dong Jin Koh selesai memperkenalkan Galaxy Note 9 di atas panggung.
Praktik embargo seperti ini lazim dilakukan untuk memastikan Samsung tidak kecolongan. Maksudnya, pengumuman resmi mereka tidak didahului pemberitaan karena hal tersebut bisa mencederai reputasi perusahaan. Namun mereka perlu memberikan informasi tersebut agar menjadi informasi latar belakang bagi para peliput sehingga mereka bisa menyiapkan draft naskah dan siap diunggah begitu tenggat yang disepakati sudah tercapai.
Dalam pertemuan tersebut, Jo menegaskan beberapa informasi terkait spesifikasi yang akan diumumkan di acara Galaxy Unpacked seperti dua varian ponsel berdasarkan kapasitas RAM dan penyimpanan internal yakni 6GB/128GB serta 8GB/512GB, koneksi bluetooth pada pena stilus ponsel tersebut atau S-Pen, serta spesifikasi baterai yang mencapai 4.000 miliampere per jam.
https://soundcloud.com/eldidito/audioblog-lddtnyc-4
Informasi tersebut tentu bukan sesuatu yang baru. Di jagat dunia maya, informasi produk biasanya sudah "bocor" entah karena disengaja atau tidak. Hampir semua informasi yang kami dengar malam itu sudah kami ketahui. Pertemuan itu jadinya hanya memastikan pengetahuan yang telah kami miliki.
Beberapa jam sebelumnya, saya bahkan telah menulis kumpulan rumor terkait Galaxy Note 9 di laman kompas.id. Rumor itu terjawab malam itu dan semuanya benar. Hanya saja, informasi yang sudah terverifikasi tersebut belum dapat diunggah sebagai artikel sampai presentasi DJ Koh rampung.
Kerja tim
Satu jam sebelum acara, rombongan media dari Indonesia sudah tiba di Barclays Center di daerah Brooklyn. Kami kemudian bergabung dengan 1.200 wartawan lainnya dari berbagai negara untuk menyingkap Galaxy Note 9 untuk pertama kalinya.
Setelah menunjukkan kode QR yang didapatkan dari surat elektronik pengundang beberapa minggu sebelumnya, kami pun mendapatkan dua jenis gelang, satu gelang silikon dan satu gelang berupa lampu LED tanpa ada tombol untuk ditekan.
Pada hari biasa, Barclays Center digunakan sebagai arena olahraga. Setidaknya, 18.000 penonton dapat ditampung untuk pertandingan basket sedangkan untuk konser dapat hingga 19.000 penonton. Panggung utama yang dipergunakan Samsung untuk memperkenalkan Galaxy Note 9 memakai separuh dari lapangan olahraga dengan layar raksasa.
Tidak hanya wartawan, pembuat konten dari negara lain juga datang seperti Marques Brownlee yang dikenal dengan persona MKBHD yang terlihat di jajaran kursi penonton.
Begitu masuk ke dalam ruangan, para peliput dibebaskan mencari tempat duduk sendiri. Namun, kami memilih untuk duduk di wilayah yang sama dengan alasan memudahkan bagi perwakilan Samsung untuk mengajak kami ke lokasi wawancara berikutnya.
Setelah menunggu hingga pukul 11.00 waktu setempat, video promosi Galaxy Note 9 segera dimulai dan presentasi pun dimulai. Dimulai dari DJ Koh, dilanjutkan oleh Senior Director Smartphone Marketing Samsung Drew Blackard, Director of Product Marketing Jonathan Wong, Senior Director of Marketing Elina Vives hingga Vice president of AI Strategy Ji Soon Yi.
Ditampilkan pula pembicara tamu yakni Daniel Ek, Chief Executive Officer Spotify, lantas ditutup oleh DJ Koh lagi.
Perlu dicatat bahwa sebagian peserta rombongan dari Indonesia merupakan media digital yang memiliki fokus pada pemberitaan teknologi. Itulah sebabnya kami sangat antusias menghadiri acara Samsung seperti ini.
Para peliput adalah bagian dari tim yang mengerjakan konten ini secara keseluruhan yang berlokasi di New York dan Jakarta. Ada yang datang ke acara untuk melaporkan suasana, tapi ada juga beberapa wartawan yang siap sedia di Jakarta untuk membuat laporan yang lebih detail dengan menonton siaran langsung.
Beberapa media seperti Jagat Review, liputan6.com, detik.com, maupun kompas.com juga mengerahkan tim di Jakarta.
Ada pula pembuat konten seperti Ario Pratomo yang lebih dikenal dengan persona internet @Sheggario, atau Putu Reza dengan @papersboy memilih untuk fokus membuat konten video begitu acara presentasi usai.
Pengumuman
Ketika peluncuran dilakukan, di Indonesia sedang berlangsung pemberitaan soal pengumuman calon wakil presiden untuk didaftarkan ke Komisi Pemilihan Umum. Ada dua nama yang bertarung untuk Presiden RI 2019-2024 yakni Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
Sejak pagi hari sudah ramai pemberitaan tentang Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Ma\'ruf Amin yang diumumkan sebagai cawapres Jokowi. Keputusan itu terbilang mengejutkan mengingat nama yang semula diduga bakal dipilih adalah ahli hukum Mahfud MD.
Pada malam hari, situasi makin berlangsung intens. Pengumuman pencalonan Jokowi-Ma\'ruf Amin dilakukan di Restoran Plataran Menteng pada pukul 20.00 WIB. Reportase langsung dilakukan di kompas.id untuk merekam menit demi menit perkembangan situasi di kantor partai pendukung dengan pengerahan wartawan untuk melaporkan kondisi di banyak titik.
Pada malam yang sama, partai pengusung Prabowo juga tidak mau kalah. Mereka sudah menyiapkan panggung di kediaman Prabowo di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan. Tidak kalah menarik, sosok yang bakal menjadi pendamping Prabowo pun juga mengundang perdebatan karena muncul tarik menarik antara partai pendukung.
Salah satunya adalah Partai Demokrat yang sempat mengajukan Agus Harimurti Yudhoyono sebagai salah satu cawapres untuk Prabowo. Pada pukul 21.00, Prabowo malah meninggalkan kediaman untuk menuju ke kediaman Susilo Bambang Yudhoyono selaku Ketua Umum Partai Demokrat.
Akhir dari perkembangan peristiwa hari itu adalah pengumuman pasangan cawapres untuk Prabowo yakni Sandiaga Uno yang saat ini menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta. Reportase langsung terus berlanjut untuk memperkaya dari berbagai sudut pandang dan narasumber.
Dari Barclays Center, saya pun harus menyadari bahwa gaung acara peluncuran ponsel ini harus sedikit mengalah pada perkembangan politik dalam negeri.
Saya pun mengubah rencana, dari semula ingin melaporkan di berbagai platform, mulai di kompas.id dan media sosial Harian Kompas, memilih untuk melaporkan secara biasa untuk kemudian dilanjutkan dengan reportase yang lebih mendalam esok harinya.
Jadilah saya merangkum informasi yang didapatkan dari acara utama, informasi dari penuturan Jo Semidang hari sebelumnya, serta pengalaman mengutak atik perangkat saat penonton diperkenankan untuk turun ke panggung utama dan mencoba perangkat secara langsung.
Saat berada di panggung utama, saya memilih untuk mengumpulkan materi artikel laporan awal secara mendalam. Mulai dari kesan awal saat mencoba, foto produk, foto sekeliling, hingga video singkat. Kesempatan itu juga dimanfaatkan untuk mengamati kesibukan para jurnalis maupun pembuat konten lain yang langsung memenuhi meja-meja berisi produk uji coba dan mulai merekam.
Mereka langsung mengambil gambar dengan berbagai teknik dengan menggunakan peralatan yang ada seperti gimbal, tripod atau sejenisnya. Ada juga langsung memulai sesi siaran langsung di media sosial, entah Facebook Live maupun Instagram Live.
Yang menarik, tanpa merasa terganggu, mereka masing-masing segera memberikan reportase dalam bahasa masing-masing. Yang paling utama adalah menyajikan informasi soal perangkat terbaru Samsung ini kepada audiens mereka di negara asal.
Apa yang terjadi siang itu (atau malam hari di Indonesia) adalah dua hal yang tidak terkait, tapi mau tidak mau harus berkorelasi. Inilah pentingnya menyiapkan rencana cadangan saat perkembangan situasi di lapangan terjadi di luar bayangan.