logo Kompas.id
Pendidikan & KebudayaanAransemen Baru Segarkan...
Iklan

Aransemen Baru Segarkan Lagu-lagu Anak

Oleh
· 3 menit baca

JAKARTA, KOMPASLagu-lagu anak karya komponis lokal mulai banyak dilupakan, bahkan tidak lagi dikenal anak-anak zaman sekarang. Untuk menggairahkan kembali kecintaan terhadap lagu-lagu anak dalam negeri, dibutuhkan variasi-variasi aransemen baru.Begitu banyak lagu anak dalam negeri yang melegenda, seperti "Kupu-kupu" ciptaan Ibu Sud, "Bintang Kecil" ciptaan Daljono, atau "Kasih Ibu" ciptaan SM Muchtar. Akan tetapi, kedekatan anak-anak terhadap lagu-lagu itu makin lama semakin menghilang karena jarang diperkenalkan dan diajarkan."Minat anak-anak kita terhadap musik besar, tetapi orientasi pengajaran musik kita masih cenderung kebarat-baratan. Sementara itu, terhadap lagu-lagu anak dalam negeri, anak-anak kita tidak hanya lupa, tetapi tidak tahu lagi. Ini memprihatinkan," kata musisi Ananda Sukarlan, Selasa (28/3), saat dihubungi dari Jakarta.Pengenalan kembali lagu-lagu anak lokal kepada anak bisa dimulai, salah satunya, dari belajar musik. Ananda membuat beberapa variasi aransemen lagu-lagu anak sebagai bahan pembelajaran piano yang menyenangkan. Lagu "Kasih Ibu", misalnya, diaransemen ulang dengan tempo yang lebih cepat dan energik. Begitu pula lagu "Kupu-kupu" yang bisa ditampilkan dalam berbagai macam variasi. Bahkan, lagu "Bintang Kecil" bisa dimainkan dengan suara piano yang sahut-menyahut antara jari-jari tangan kanan dan kiri dengan sangat menyenangkan. Kedua tangan bisa memainkan melodi yang berbeda-beda sehingga lebih dinamis dan atraktif."Lagu-lagu ini bisa menjadi sarana belajar musik yang mengasyikkan dan menggembirakan. Lagu-lagu itu bisa diulang-ulang terus dengan sangat menyenangkan untuk melatih pendengaran anak-anak sehingga mudah menirukan dan mengingat," ucapnya.Belajar toleransi Tahun ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menggandeng para musisi, salah satunya Ananda, untuk melatih anak-anak sekolah dasar berlatih musik klasik. Pelatihan musik klasik ini bukan bertujuan mengajarkan anak-anak menjadi musikus, melainkan untuk mengasah otak dan rasa toleransi serta melatih anak-anak untuk bersosialisasi. Dalam permainan musik bersama-sama, anak-anak yang berasal dari bermacam-macam latar belakang akan bertemu dan bermain musik bersama. Di sana mereka belajar melebur menjadi satu dalam harmoni musik. Untuk menjalankan program ini, dibutuhkan tenaga pengajar pemain musik profesional sekitar 33-50 orang. Mereka akan mengajarkan teknik-teknik dasar bermain instrumen musik di dua hingga tiga sekolah dasar.Anak-anak yang mendapat pelatihan musik klasik akan dievaluasi. Mereka yang berbakat akan diteruskan berlatih musik dan diharapkan ke depan sekolah-sekolah bisa membuat orkes-orkes kecil setelah berlatih selama satu tahun. Menurut Direktur Jenderal Kebudayaan Kemdikbud Hilmar Farid, selain musik klasik, pendidikan seni lainnya, seperti seni rupa, pertunjukan, dan kriya, juga akan diperkenalkan langsung kepada anak-anak di sekolah. Ditargetkan 1.500 seniman bisa mengajar seni di sekolah-sekolah seluruh Indonesia.Untuk tahap awal, program ini akan digelar di 500-an sekolah terlebih dulu. Menurut rencana, program ini akan dimulai di Jakarta setelah APBN turun bulan ini. (ABK)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000