JAKARTA, KOMPAS — Bangsa Indonesia diminta untuk kembali melihat jati diri bangsa dalam menjalankan kehidupan kenegaraan. Salah satunya dengan melihat nilai-nilai yang ada dalam pewayangan yang sebenarnya banyak menggambarkan realitas hidup bangsa.
Hal itu terungkap dalam sarasehan yang merupakan bagian dari Kongres IX Sekretariat Nasional Pewayangan Indonesia (Sena Wangi), di Jakarta, Selasa (25/4). Acara tersebut bertujuan untuk menggali pemikiran tentang peran wayang dalam membentuk karakter bangsa.
”Dinamika kehidupan berbangsa saat ini jauh dari nilai-nilai luhur bangsa. Pancasila dikhawatirkan bisa tergeser. Karena itu, kami dari Sena Wangi ingin memberikan masukan dalam pendekatan terhadap Pancasila dengan prinsip-prinsip pemikiran filsafat wayang,” kata Ketua Bidang Sarasehan Sumari, dalam pembukaan sarasehan, di Gedung Pewayangan Kautaman, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta.
Selain pegiat Sena Wangi, juga hadir sejumlah organisasi pewayangan serta lembaga pendidikan wayang nonformal atau sanggar, serta pemerhati wayang.
Ketua Umum Sena Wangi Suparmin Sunjoyo mengatakan, Sena Wangi tidak hanya berpikir soal wayang sebagai pertunjukan.
”Kami ingin memberikan sumbangan pemikiran pada pemerintah, legislatif, dan masyarakat, bahwa nilai-nilai wayang dapat dipakai untuk kembali memperkokoh Pancasila,” kata Suparmin.
Sarasehan membahas filsafat wayang, pandangan Sena Wangi tentang pelaksanaan Pancasila, dan sosialisasi budi pekerti.