logo Kompas.id
Pendidikan & KebudayaanWarga Berdaulat Ciptakan...
Iklan

Warga Berdaulat Ciptakan Peluang Maju Bersama

Oleh
· 3 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Kemampuan manusia Indonesia melakukan perubahan nyata untuk kesejahteraan bersama sangat dibutuhkan di dalam pembangunan bangsa. Kekuatan utama negara ialah dari kepiawaian rakyatnya guna menciptakan kesempatan untuk maju bersama di segala bidang.Demikian disampaikan Pemimpin Redaksi Republika Irfan Junaidi dalam acara pemberian penghargaan Tokoh Perubahan Republika 2016, Selasa (25/4) malam, di Jakarta. Penghargaan diberikan kepada enam individu yang dinilai berhasil menyejahterakan masyarakat sekitar dengan aksi-aksi konkret. Mereka menunjukkan, pemberdayaan masyarakat bisa dilakukan dengan berbagai cara dan skala.Keenam tokoh tersebut adalah Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati; pendiri Yayasan Bumi Sehat, Robin Lim; pendiri Universitas Amikom Yogyakarta, M Suyanto; pendiri perusahaan kosmetik Wardah, Nurhayati Subakat; pendiri Baitul Maal Attanwil Beringharjo, Mursida Rambe; serta pendiri Koperasi Tani Maju Bersama Desa Santong di Lombok Utara, Artim Yahya.Menurut Redaktur Pelaksana Harian Republika Subroto, proses pemilihan tokoh dilakukan sejak 2016. Nama-nama mereka direkomendasikan oleh internal redaksi harian Republika, kemudian disaring.Komisaris Utama Republika Erick Thohir mengatakan, tema kesejahteraan masyarakat melalui keadilan sosial sengaja dipilih karena sebagai sila kelima Pancasila, keadilan sosial masih sukar diwujudkan. "Kita tidak bisa bergantung kepada pemerintah saja. Kuncinya ada pada kerja sama seluruh komponen masyarakat untuk mewujudkan keadilan di ekonomi, pendidikan, pekerjaan, kesempatan berusaha, dan kesehatan," ujar Erick dalam sambutannya.Sementara itu, Irfan Junaidi mengapresiasi keenam tokoh perubahan. "Lee Kuan Yew pernah mengatakan, masyarakat Indonesia masih terlalu bergantung kepada sumber daya alam. Namun, keenam tokoh membuktikan bahwa kedua tangan mereka bisa menyejahterakan sesama," ujarnya.Ia juga menyoroti belum terbukanya kesempatan berusaha bagi seluruh rakyat. Usaha-usaha mikro dan kecil masih sukar bertahan karena menghadapi korporasi-korporasi yang bermodal besar dan berakses luas.Inspirasi dari bawahSalah satu pemenang Tokoh Perubahan 2016, Artim Yahya, mendirikan koperasi tani pada tahun 2000 di Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat. Ia mengadvokasi warga setempat untuk bertani, bukan ke luar negeri untuk menjadi buruh migran. Bersama warga, dia dipercaya pemerintah mengelola hutan produksi 758 hektar yang mencakup empat desa dan dua kecamatan.Hutan tersebut awalnya adalah padang ilalang, tetapi dengan kerja keras petani disulap menjadi hutan yang menghasilkan antara lain durian, manggis, kemiri, dan madu. "Sudah dibuka sentra pengolahan kemiri dan madu agar petani bisa berjualan produk turunan," kata Artim.Sementara Mursida Rambe dengan Baitul Maal Attanwil Beringharjo, Yogyakarta, berhasil menyelamatkan 65 persen dari 6.000 pedagang kaki lima di Pasar Beringharjo dari jeratan rentenir. "Pinjam Rp 10 juta bisa berakhir dengan utang Rp 100 juta karena bunganya terus berbunga," katanya.Berawal dengan modal Rp 1 juta, kini BMT Beringharjo memiliki omzet Rp 133 miliar yang diputar di pedagang kaki lima pasar melalui pola bagi hasil. (DNE)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000