logo Kompas.id
Pendidikan & Kebudayaan"Marlina" Menuai Apresiasi...
Iklan

"Marlina" Menuai Apresiasi Penonton

Oleh
· 3 menit baca

CANNES, KOMPAS — Film Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak yang disutradarai Mouly Surya resmi diputar perdana di Festival Film Internasional Cannes 2017 di Cannes, Perancis, Rabu (24/5). Film berdurasi 93 menit itu mengadaptasi ide cerita dari sineas Garin Nugroho. Menurut laporan wartawan Kompas, Ambrosius Harto, yang menonton di Theatre Croisette di Cannes, Marlina yang diperankan aktris Marsha Timothy mendapat apresiasi meriah dari publik.Marlina bercerita tentang perempuan janda di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur, yang memenggal Markus, pemimpin kawanan perampok yang memperkosanya. Mouly membagi film berlatar panorama "Pulau Marapu", julukan Pulau Sumba, dalam empat babak: Perampokan, Perjalanan, Pengakuan, Kelahiran.Di babak kesatu, saat adegan Marlina terpaksa "melayani" Markus lalu memenggal kepala perampok yang diperankan oleh aktor senior Egi Fedly, penonton menghela napas. Apresiasi itu meningkat menjadi tepuk tangan di babak keempat saat adegan pemenggalan kepala Frans, anggota kelompok perampok, yang diperankan aktor Yoga Pratama. Frans dihabisi oleh Novi, kawan Marlina yang hamil tua dan hampir melahirkan karena mendengar teriakan minta tolong Marlina saat diperkosa Frans. Novi diperankan oleh Dea Panendra.Saat film yang lolos seleksi dan diputar di kategori Quinzaine Des Realisateurs (Directors\' Fortnight) selesai ditayangkan, penonton yang memenuhi 825 kursi bertepuk tangan. Saat tanya jawab seusai pemutaran, publik memuji keberanian dan daya kritis Mouly dalam berkarya.Adegan pemenggalan dan efek visual darah muncrat, menurut penonton, mengingatkan karya sineas dunia Quentin Tarantino. Selain itu, pengambilan gambar di Pulau Sumba yang mayoritas padang rumput menyadarkan bahwa Indonesia tidak melulu hutan hujan tropis. Keunikan IndonesiaMouly dianggap piawai mengabadikan keindahan lanskap Sumba sehingga turut membuka pandangan penonton bahwa keindahan Indonesia tidak melulu daerah yang selama ini dikenal sebagai tujuan wisata.Suatu adegan yang memperlihatkan Novi membuat tanda salib juga mengingatkan penonton bahwa Indonesia tidak terdiri dari satu suku, agama, ras, dan golongan, tetapi beragam. Penduduk Indonesia mayoritas beragama Islam bahkan menjadi komunitas Muslim terbesar dunia. Namun, di Sumba, masyarakat masih banyak yang menganut kepercayaan lokal dan sebagian lainnya Katolik dan Kristen. Ini menandakan keunikan dan kekayaan Indonesia yang beragam.Penonton lainnya memandang Marlina seolah mengatakan, apa yang dialaminya bisa terjadi di kalangan perempuan mana saja. Di dunia, perempuan masih dianggap berada di bawah lelaki. Marlina dianggap membawa misi feminisme bahwa perempuan perlu bertindak atas penindasan dan kesewenang-wenangan. Mouly mengatakan, apa yang terjadi dalam Marlina bisa terjadi dalam masyarakat Indonesia tetapi tidak menggambarkan budaya orang Nusantara secara umum. "Setiap daerah di negeri saya memiliki pandangan dan kebudayaan berbeda," ujarnya.Penonton juga memuji penjiwaan peran dari Marsha, Dea, Egi, dan Yoga.

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000