logo Kompas.id
Pendidikan & KebudayaanKeluarga Didorong sebagai...
Iklan

Keluarga Didorong sebagai Benteng Utama

Oleh
· 3 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Peringatan Hari Anak Nasional pada 23 Juli 2017 menjadi momentum untuk mendorong keluarga di Indonesia betul-betul menjadikan keluarga sebagai benteng utama dan lembaga pertama dalam melindungi anak-anak. Seluruh masyarakat Indonesia juga harus bangkit dan peduli terhadap perlindungan anak dari berbagai kekerasan."Keluarga berperan penting dalam memenuhi hak anak dan memberikan perlindungan khusus bagi seluruh anak Indonesia. Sebab, keluarga merupakan awal mula pembentukan kematangan individu dan struktur kepribadian seorang anak. Anak-anak akan mengikuti dan mencontoh orang tua dengan berbagai kebiasaan dan perilaku," ujar Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Yohana Susana Yembise, di Kementerian PPPA, Jakarta, Senin (17/7).Puncak peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2017 yang dipusatkan di Pekanbaru, Riau, akan dihadiri Presiden Joko Widodo. HAN 2017 mengusung tema "Perlindungan Anak Dimulai dari Keluarga". "Tema ini sangat relevan dengan kondisi terkini di Tanah Air. Saat ini, anak tidak hanya menjadi korban, tetapi juga menjadi pelaku kejahatan," ujarnya.Karena itu, lanjut Yohana, perlu ada kajian mendalam dan upaya mencari solusi terbaik atas kasus-kasus kekerasan, baik yang menjadikan anak sebagai korban maupun sebagai pelaku.Selain melindungi anak, keluarga juga harus berperan aktif memberikan pola asuh yang mengacu pada Konvensi Hak Anak, yakni nondiskriminasi, kepentingan terbaik bagi anak, hak hidup, kelangsungan hidup dan perkembangan, serta menghargai pandangan anak.Menurut Yohana, selain kekerasan, terutama kekerasan seksual, belakangan banyak kasus yang melibatkan anak-anak. Ia mencontohkan kasus yang melibatkan anak-anak di bawah umur seperti perkawinan anak. Ancaman rokok Ancaman rokok juga membayangi anak-anak. Yohana mengutip data Kementerian Kesehatan tahun 2016 yang menunjukkan peningkatan tajam perokok di usia anak-anak. "Dalam kurun waktu kurang dari 20 tahun terjadi peningkatan perokok pemula usia 10-14 tahun sebesar 100 persen, yaitu dari 8,9 persen di tahun 1995 menjadi 18 persen di tahun 2013," papar Yohana. Gizi anak-anak Indonesia juga masih menjadi persoalan. Hingga kini masih ada sekitar 37 persen anak Indonesia menderita stunting (masalah kurang gizi kronis). Menurut Ketua Panitia HAN 2017 Lenny N Rosalin, puncak peringatan HAN 2017 di Riau akan dihadiri lebih dari 5.000 anak Indonesia. Salah satu agenda penting HAN 2017 adalah pembacaan Suara Anak Indonesia yang diwakili oleh Forum Anak Nasional.Kepala Biro Hukum dan Humas KPPPA Hasan menyatakan, hingga kini pemerintah terus menyusun dan mengawal proses berbagai regulasi untuk memperkuat perlindungan anak. Selain menyusun peraturan pemerintah (PP) untuk pelaksanaan Perppu Nomor 1 Tahun 2016 tentang Perlindungan Anak, pemerintah juga menggodok rancangan PP tentang restitusi bagi anak korban tindak pidana. (SON)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000