logo Kompas.id
Pendidikan & KebudayaanPeran Orangtua Siswa Digalang
Iklan

Peran Orangtua Siswa Digalang

Oleh
· 4 menit baca

JAYAPURA, KOMPAS — Pendidikan karakter di sekolah sesungguhnya bukan barang baru. Hanya saja, selama ini belum terimplementasi sebagai praksis pendidikan yang terinternalisasi dan terukur. Upaya pembudayaan nilai-nilai utama dari kelas hingga sekolah pun tidak optimal. Saatnya peran serta orangtua siswa dan masyarakat diperkuat.Terkait dengan itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menggalakkan kegiatan bimbingan teknis kepada kepala sekolah, pengawas, guru, dan komite sekolah.Sebanyak 112 kepala sekolah dan pengawas SD dan SMP di Papua dan Papua Barat mendapatkan bimbingan teknis untuk penerapan program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang digelar Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Jayapura sejak Selasa dan ditutup pada Kamis (27/7) malam. Peserta dilatih fasilitator hingga mampu membuat rencana tindak lanjut penerapan PPK berbasis budaya sekolah, kelas, dan masyarakat guna menguatkan lima karakter inti, yakni religius, nasionalis, integritas, gotong royong, dan mandiri. Kepala SMPN 1 Kamu, Kabupaten Dogiyai, Papua, Isaias Tigi mengatakan, PPK mendorong sekolah kembali memperkuat kegiatan sekolah untuk mendidik dengan fokus pada pembentukan karakter siswa. "Kami punya kegiatan pengembangan diri seperti olahraga dan seni. Namun, selama ini, ya, cuma sekadar supaya siswa punya kegiatan, tidak dipantau secara khusus oleh guru. Namun, setelah dapat pelatihan untuk implementasi PPK, kami perkuat kembali ekstrakurikuler dan menunjuk guru sebagai penanggung jawab untuk mengembangkan kegiatan dalam memperkuat lima karakter," ujar Isaias.Keterlibatan publikPembekalan bagi kepala sekolah untuk mampu menggalang keterlibatan publik dalam pendidikan karakter di sekolah juga membuat sekolah percaya diri menjalin kerja sama. Dalam masa orientasi siswa baru kemarin, misalnya, sekolah mengundang puskesmas untuk memberikan penyuluhan bahaya narkoba dan HIV/AIDS. Ada pula kerja sama dengan Danramil untuk memberikan materi wawasan kebangsaan. Selain itu, sekolah juga bekerja sama dengan kepolisian setempat untuk melatih siswa barisberbaris. Direktur Pembinaan Tenaga Kependidikan Garti Sri Utami mengatakan, pada tahun ini PPK menyasar 1.626 sekolah. Bimbingan teknis dilaksanakan per region, salah satunya Papua dan Papua Barat. Sekolah yang mendapatkan pelatihan diberi tugas untuk memberi dampak pada tiga sekolah lain di daerahnya. "Bimbingan teknis diberikan kepada pengawas, kepala sekolah, guru, dan komite sekolah supaya bisa punya pemahaman dan komitmen yang sama. Pelaksanaannya setelah pelatihan akan dipantau supaya PPK memberi dampak signifikan pada pembentukan karakter siswa dan prestasi belajar," ujar Garti. Pelatihan ini dilakukan secara aktif dan kolaboratif yang merangsang kepala sekolah dan pengawas mengeluarkan ide-ide kreatif untuk menerapkan PPK di sekolah masing-masing. Mereka diminta untuk membuat rencana tindak lanjut yang realistis sesuai kondisi dan potensi di daerah. Salah satu penguatan yang diberikan dalam pelatihan kepada kepala sekolah dan pengawas adalah membangun kemitraan dengan orangtua, pemerintah daerah, dunia usaha, dan organisasi masyarakat lainnya. Kemitraan ini dapat dimanfaatkan untuk memperkaya sumber belajar di sekolah yang mendukung PPK hingga bantuan dana serta sarana prasarana untuk meningkatkan mutu pembelajaran.Peserta juga diajak melihat langsung penerapan PPK di salah satu sekolah rujukan. Kunjungan untuk menggali implementasi PPK dilakukan di SD Negeri Inpres Harapan di Kabupaten Jayapura, Papua. Manajemen guru dan pembelajaraan di sekolah milik pemerintah ini dibantu Sekolah Lentera Harapan milik Yayasan Pendidikan Pelita Harapan.Kepala SDN Inpres Harapan Suhartini Hidayat mengatakan, sejak awal sekolah sudah fokus pada penguatan karakter 3R, yakni Respect, Responbility, dan Readiness. Namun, dengan dijadikan rujukan PPK, sekolah kembali menata program penguatan karakter, terutama mengintegrasikan lima nilai."Masih banyak yang mesti dibenahi di sekolah kami. Karena itu, kami menyambut baik ketika ditunjuk menjadi sekolah rujukan PPK karena kami kembali dicerahkan, terutama untuk menggalang kemitraan dengan masyarakat yang memang kami butuhkan untuk bersama-sama memajukan sekolah," kata Suhartini.Kemajuan belajarMenurut Suhartini, sekolah melibatkan orangtua untuk bersama-sama peduli terhadap perkembangan siswa. Selain dengan membuat penghubung antara guru dan orangtua, sekolah juga mengembangkan kegiatan yang memberi kesempatan kepada orangtua untuk datang ke sekolah dan mendapatkan presentasi dari anak mengenai pembelajaran/kegiatan di sekolah."Banyak orangtua yang kaget dan terharu. Tidak menyangka kalau anaknya mampu menunjukkan kemajuan belajar. Kegiatan seperti ini juga membantu orangtua untuk mampu mengenal potensi anaknya. Bagi para guru juga jadi refleksi untuk meningkatkan pelayanan kepada siswa," kata Suhartini.Selain itu, kata Suhartini, sekolah menerapkan keterlibatan publik. Hasilnya, kepala kampung mulai peduli. Ada dukungan untuk pembangunan ruang kelas baru yang dibutuhkan. Diharapkan sekolah yang belajar dalam dua shift karena kurang ruang kelas bisa cepat mendapat bantuan dengan proaktif menggalang kemitraan dengan orang tua dan masyarakat. (ELN)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000