logo Kompas.id
Pendidikan & KebudayaanMinat Baca dan Dana Jadi...
Iklan

Minat Baca dan Dana Jadi Penghambat

Oleh
· 2 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Gerakan Literasi Sekolah di Jakarta merupakan salah satu bentuk pendidikan karakter dengan membaca buku. Namun, pelaksanaannya saat ini terkendala dua faktor, yakni rendahnya minat baca siswa dan kurangnya dana bagi pengadaan buku.Masalah itu diungkapkan Siti Rustini, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 6 Jakarta, di Melawai, Jakarta Selatan, Senin (18/9). Siti menjelaskan, Gerakan Literasi Sekolah (GLS) di SMKN 6 Jakarta sudah dijalankan sejak dua tahun terakhir. Program dilakukan dengan mewajibkan semua siswa membaca buku pada pagi hari, 15 menit sebelum pelajaran pertama. Pada tahun pertama, siswa diizinkan membaca buku apa pun meski tetap diawasi guru. Saat ini sekolah menerapkan aturan jenis bacaan harus sesuai tema yang ditentukan setiap bulan."Minat baca anak-anak di sini secara umum bagus. Setelah membaca buku, mereka kami beri kebebasan mengekspresikan secara kreatif intisari bacaan tersebut melalui puisi, tulisan, dan gambar," kata Siti.Namun, Siti menambahkan, masalah yang dihadapi sekolah saat ini adalah kekurangan dana pengadaan buku bacaan bagi program GLS. Dengan 800 murid yang bersekolah di SMKN 6, buku bacaan yang disediakan perpustakaan hanya 100 judul buku dengan rata-rata 10 eksemplar per judul buku. Buku-buku tersebut diadakan menggunakan dana bantuan operasional sekolah."Karena terbatas, anak-anak harus membeli sendiri buku bacaan untuk GLS, lalu kemudian saling bertukar buku bacaan jika sudah selesai membacanya," kata Elfrida Simanjuntak, Kepala Perpustakaan SMKN 6, Senin.Minat rendahMasalah lain yang jadi kendala GLS adalah minat baca siswa yang rendah. Seperti ditemukan di SMKN 29 Penerbangan di Melawai, Jakarta Selatan. "Kami punya rekanan penerbit buku, setiap semester kami adakan 20 judul buku, maksimal lima eksemplar setiap buku," kata Hari Hardiansyah, guru Bahasa Indonesia SMKN 29, Senin (18/9).Namun, minat baca siswa masih rendah. "Siswa di sini sekitar 900 orang lebih, tetapi yang meminjam buku di perpustakaan hanya enam orang per hari. Persentasenya pun lebih banyak meminjam buku pelajaran untuk keperluan mengerjakan tugas," ujar Andy Utomo, petugas perpustakaan SMKN 29.Hari menambahkan, pihaknya sudah menyiapkan cara merangsang minat baca siswa dengan membuat kegiatan ekstrakurikuler jurnalistik. Menurut rencana, kegiatan tersebut akan dilakukan pada tahun ajaran 2018. (DD03)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000