logo Kompas.id
Pendidikan & KebudayaanKeberadaan Subak Bali Harus...
Iklan

Keberadaan Subak Bali Harus Dipertahankan

Oleh
· 2 menit baca

GIANYAR, KOMPAS — Eksistensi sistem subak di Bali harus dipertahankan. Sistem pengairan pertanian itu diakui sebagai warisan budaya Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) sejak 2012. Karena itu, upaya menjaga sistem pengairan tersebut menjadi tanggung jawab dunia. Terkait hal itu, Badan Pelestarian Pusaka Indonesia bersama Dinas Kebudayaan Kabupaten Gianyar bekerja sama membuka program sekolah magang lapangan di Bali dengan Fakultas Desain Universitas Kyoto, Jepang. Pada Jumat (22/9), sekolah lapangan Bali Internship Field School 2015 menuntaskan kelompok ketiga dengan mahasiswa asing pascasarjana berjumlah empat orang."Sekolah ini penting untuk bertukar informasi dan teknologi demi kelestarian sistem subak di Bali. Para mahasiswa ini terjun ke sawah dan mempelajari sistem subak. Lalu mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu ini memberi saran bagi kelangsungan subak," kata Ketua Bali Internship Field School 2015, yang juga Ketua Badan Pelestarian Pusaka Indonesia, Catrini Pratihari Kubontubuh, seusai acara penutupan Sekolah Lapangan, di Museum Subak, Gianyar, Jumat (22/9). Angkatan ketiga ini mengusung tema "Keberlanjutan, Tantangan, dan Strategi Subak, dari Informasi ke Emosi". Mereka mengusulkan agar Museum Gianyar yang akan dibuka Februari tahun depan lebih lengkap dari Museum Subak di Tabanan.Desain dan teknologiCatrini mengungkapkan masukan dari para mahasiswa pascasarjana itu penting, terutama terkait desain dan teknologi. Harapannya, museum subak di Gianyar mengarah pada ajakan peduli dan edukasi, tak hanya menyajikan visual atau sejarah.Selain itu, museum subak terbaru ini juga bisa menggerakkan emosi pengunjung agar peduli kelestariannya dan mendengar keluhan petani yang sulit melakukan regenerasi. Di sisi lain, subak terancam dengan alih fungsi lahan.Prof Windia, pakar subak dari Universitas Udayana, mengapresiasi adanya sekolah lapangan ini. Harapannya, jalinan itu tak hanya saat berada di Bali. Sumbang saran harus berkelanjutan agar hasil sekolah lapangan tak sebatas berbagi ilmu. Kepala Museum Subak Tabanan menilai model baru museum subak di Gianyar memperkaya pengetahuan warga tentang subak Bali dan kedua museum bisa saling melengkapi. Museum Subak Gianyar dibangun di Pantai Masceti dengan anggaran pusat Rp 27,5 miliar dan dana Kabupaten Gianyar Rp 6 miliar. (AYS)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000