logo Kompas.id
Pendidikan & KebudayaanMasih Banyak Sekolah Tidak...
Iklan

Masih Banyak Sekolah Tidak Punya Toilet

Oleh
· 3 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Sanitasi sekolah di Indonesia masih buruk. Infrastruktur sanitasi seperti toilet atau jamban pun belum dimiliki semua sekolah.Dari analisis Data Pokok Pendidikan Tahun 2016 terungkap bahwa 1 dari 10 SD di Indonesia tidak memiliki jamban. Kalaupun memiliki jamban, tidak dapat digunakan dengan baik. Belum lagi soal perilaku hidup bersih dan sehat juga masih jadi tantangan. Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hamid Muhammad, di acara Konsultasi Publik Roadmap Sanitasi Sekolah di Jakarta, Jumat (22/9), mengatakan sungguh memprihatinkan jika infrastruktur dasar sanitasi seperti keberadaan toilet dan air bersih belum tersedia memadai di sekolah. "Kami minta pemerintah daerah untuk serius memantau kondisi pendidikan di daerah. Pendidikan dasar dan menengah sudah diotonomikan ke daerah. Jadi, pemerintah daerah harus melakukan kewajibannya. Jangan semua minta dikerjakan pemerintah pusat," ujar Hamid.Konsultasi Publik Roadmap Sanitasi Sekolah dihadiri antara lain perwakilan dari Kemdikbud, Kementerian Agama, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, serta perwakilan lembaga swadaya masyarakat, seperti Unicef. Hamid meminta agar ketersediaan toilet dan air bersih di sekolah bisa dituntaskan segera. Sekitar 15 persen sekolah dari total 217.352 sekolah tidak punya toilet sama sekali. Di samping itu, hanya sekitar 65 persen sekolah yang punya akses air bersih. Hamid mengancam akan memublikasikan daerah yang tidak serius menuntaskan masalah pendidikan di daerahnya. Selain soal sanitasi yang masih buruk, juga masih ada fakta persoalan kerusakan fisik kelas/sekolah. Menurut Hamid, Kemdikbud sudah sering menggelar rapat koordinasi dengan pemda untuk menyosialisasikan kebijakan pendidikan di tingkat nasional. Namun, tidak semua pemda serius membenahi pendidikan di daerahnya. Direktur Pembinaan SD, Kemdikbud, Wowon Widaryat mengatakan sanitasi sekolah, meliputi infrastruktur, perilaku hidup sehat dan bersih, serta manajemen sanitasi di sekolah mulai menjadi fokus. Apalagi sanitasi menjadi salah satu target dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 2030. "Pembangunan dan rehabilitasi SD harus memperhatikan soal sanitasi. Sarana toilet yang dilengkapi dengan air bersih dan tempat untuk cuci tangan serta terpisah untuk laki-laki dan perempuan diterapkan," ujar Wowon.Menurut Wowon, dalam dua tahun terakhir Kemdikbud mengembangkan model sanitasi sekolah yang dapat dikembangkan oleh pemerintah daerah. Toilet tidak lagi ditempatkan di belakang sekolah, tetapi di bagian depan agar kebersihan terjaga. Sementara itu, Staf Ahli Mendikbud Bidang Pembangunan Karakter Arie Budhiman mengatakan, pengadaan sanitasi di sekolah juga dapat dimanfaatkan menjadi bagian dari penguatan pendidikan karakter (PPK). Pola hidup bersih dan sehat harus dibiasakan juga di sekolah. "Dalam konteks roadmap sanitasi di sekolah, soal karakter pun bisa diintegrasikan. Kita ingin budaya hidup bersih dan sehat bisa dilakukan siswa untuk mewujudkan generasi cerdas berkarakter," kata Arie.Dari kajian Unicef, rasio toilet saat ini jauh dari ideal, yakni 1 : 93 siswa (ideal 1 : 60) untuk laki-laki dan perempuan 1 : 86 (ideal 1 : 50). Hanya 65 persen SD yang memiliki toilet terpisah menurut jender. Sekolah juga harus bekerja keras dalam membangun kebiasaan hidup bersih dan sehat di kalangan siswa. Hanya 12 persen anak usia 5-14 tahun yang mempraktikkan cuci tangan pakai sabun setelah buang air besar. Selain itu, baru sekitar 14 persen anak yang mencuci tangan pakai sabun sebelum makan. (ELN)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000