logo Kompas.id
Pendidikan & KebudayaanKajian Hadrami Akan Diperdalam
Iklan

Kajian Hadrami Akan Diperdalam

Oleh
· 3 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Kajian mengenai keberadaan kaum Hadrami di Indonesia belum banyak dilakukan secara mendalam. Padahal, peranannya cukup besar dalam sejarah negeri ini. Untuk itu, berbagai penelitian diharapkan bisa lebih banyak dilakukan terkait kajian tersebut.Kaum Hadrami merupakan sebutan untuk orang Hadramaut, Yaman Selatan. Sebagian besar yang datang ke Nusantara pada tahun 1700 berasal dari kaum Sayid keturunan al-Hussain, cucu Nabi Muhammad SAW. Mereka datang untuk berdagang dan menyebarkan agama Islam. (LWC van den Berg, Orang Arab di Nusantara).Kepala Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Sri Sunarti Purwaningsih menyampaikan, keberadaan kaum Hadrami sebenarnya sangat dekat dengan kehidupan bangsa Indonesia. Hanya saja, tambah Sri, belum banyak kajian yang membahas secara jelas mengenai dinamika dan sejarah kaum Hadrami di Indonesia."Kami ingin lebih memberikan wawasan kepada masyarakat mengenai dinamika kaum Hadrami di Indonesia dalam berbagai bidang, seperti sosial, budaya, seni, ekonomi, dan politik. Keberadaannya pun sudah melekat dengan bangsa Indonesia," ujar Sri saat ditemui di sela-sela acara Konferensi Internasional "Dinamika Orang Hadrami di Indonesia", Rabu (22/11), di Jakarta.Sri menyampaikan, minimnya kajian mengenai kaum Hadrami di Indonesia disebabkan sebagian besar literatur masih berbahasa Arab. Selain itu, peneliti juga masih kesulitan menemukan sumber penelitian yang obyektif."Diharapkan, konferensi ini dapat memperkuat riset-riset yang sudah ada, sekaligus menstimulasi lebih banyak peneliti untuk mendalami kajian sejarah Hadrami di Indonesia," kata Sri.Kepala Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Jakarta Kementerian Agama Muhammad Adlin Sila menyampaikan, selama ini studi mengenai kaum Hadrami masih sebatas studi individual. Selain itu, kajian di perguruan tinggi pun masih menggunakan kajian Timur Tengah. "Padahal, setelah dicermati, ternyata kajian yang digunakan di perguruan tinggi merupakan kajian Hadramaut," ujarnya.Adlin menambahkan, kaum Hadrami yang datang ke Indonesia sudah berasimilasi dengan penduduk Indonesia. Menurut dia, proses ini merupakan salah satu cara agar pengajaran agama yang disebarkan lebih mudah diterima oleh masyarakat. "Mereka (kaum Hadrami) menyebarkan agama lewat budaya setempat. Contohnya, Maulid Nabi Muhammad SAW yang diperingati secara berbeda di setiap daerah, seperti Yogyakarta dengan Sekaten dan Makassar dengan Maudu," kata Adli.Bagian dari Indonesia Executive Director Menara Study and Research Center of Arab Descents di Indonesia Nabiel A Karim Hayaze mengatakan, sejarah kaum Hadrami di Indonesia merupakan bagian dari sejarah bangsa Indonesia. Ia menyampaikan, keturunan Arab di Indonesia sekitar 90 persen merupakan kaum Hadrami."Dari pendekatan yang terjalin, akulturasi tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di Hadramaut sana. Misalnya, ada sekitar 200 kosakata yang diserap di Hadramaut, seperti selimut, sarung, dan (sambal) belacan," ujar Nabiel.Ia mengatakan, peranan kaum Hadrami di Indonesia meliputi banyak aspek. Untuk itu, peranannya perlu disosialisasikan kepada masyarakat luas. Nabiel menyayangkan, meski peranannya cukup penting di Indonesia, studi tentang kaum Hadrami masih kurang digalakkan. "Kami harap dengan adanya lebih banyak kajian bisa menjadi pengetahuan baru mengenai keberadaan kaum Hadrami di Indonesia. Selain itu, menjelaskan kedatangan kaum Hadrami yang membawa Islam yang toleran yang bisa beradaptasi dengan masyarakat lokal," katanya. (DD04)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000