logo Kompas.id
Pendidikan & KebudayaanKasar atau (Sok) Akrab?
Iklan

Kasar atau (Sok) Akrab?

Oleh
· 3 menit baca

Ketika saya mulai belajar bahasa Indonesia, disampaikan bahwa kamu hanya bisa dipakai dengan kerabat atau saudara yang amat dekat atau dengan anak kecil. Segala penggunaan yang lain dianggap kurang sopan, dan dengan jelas akan memperlihatkan kenyataan bahwa kami, para pelajar, belum memahami bahasa asing ini. Kami disuruh memakai kata Anda atau kata panggilan yang tepat, seperti mbak, mas, bu, pak, dan seterusnya. Kalau kita berkonsultasi dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia, ajaran ini sepertinya bisa dikatakan tepat. Kamu diartikan sebagai ’yang diajak bicara; yang disapa (dalam ragam akrab atau kasar)’. Bagian terakhir ini yang penting: akrab atau kasar. Anda, di lain pihak, diartikan KBBI sebagai ’sapaan untuk orang yang diajak berbicara atau berkomunikasi (tidak membedakan tingkat, kedudukan, dan umur)’. Dengan demikian, lebih amanlah memakai kata Anda.

Puluhan tahun kemudian, sebagai warga negara yang baik (walau bukan warga negara Indonesia), saya mencoba mendaftarkan kartu SIM saya di Indonesia, sesuai perintah Kementerian Komunikasi dan Informatika. Ternyata proses ini bagi orang yang tidak memiliki Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan Kartu Keluarga (KK) bagaikan hidup dalam novel Franz Kafka. Konon bisa mendaftar dengan menggunakan paspor, tapi peraturannya belum begitu jelas dan dengan jelas tidak berpihak pada para pelanggan. Untungnya, staf Kemkominfo bersahabat.

Bagaimanapun juga, waktu berhadapan dengan birokrasi ini, saya antara lain berkomunikasi lewat Internet dengan salah satu operator terbesar di Indonesia. Yang coba membantu saya ternyata bukan orang benar, tapi ”asisten virtual” (bernama Veronika) dan dia selalu memanggil saya (dan pelanggan lain, tentu) dengan pronomina kamu: ”Jangan lupa daftarkan nomor Kamu ya”, ”Tolong perjelas yang Kamu maksud ya”, ”Sembari menunggu, Kamu bisa mencoba hiburan di bawah ini”. Yang menarik di sini tentu bahwa dia memanggil saya Kamu (bukan Anda) dan bahwa dia mengawali kata ini dengan huruf kapital, seolah-olah ingin mengikuti jejak Anda yang selalu menggunakan huruf kapital pada awal kata. Mungkin dirasakan bahwa kekasaran atau keakraban berkurang jika menggunakan huruf kapital. Menariknya juga, ketika si asisten virtual ini tidak berhasil menyelesaikan masalah saya, seorang karyawan benaran mengambil alih dan dengan langsung memanggil saya Mas André.

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000