Fasilitas Bukan Jaminan Lahirkan Anak-anak Berprestasi
Oleh
Sonya Hellen Sinombor
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Menteri Sosial Idrus Marham memastikan, kegiatan Gebyar Prestasi Keluarga Sejahtera Indonesia yang akan diselenggarakan Kementerian Sosial di Bumi Perkemahan dan Graha Wisata Pramuka di Cibubur, Jakarta Timur, Minggu (12/8/2018), akan menjadi ajang menarik. Sebab, acara tersebut sekaligus menjadi momentum untuk membuktikan kepada publik bahwa prestasi seseorang tidak hanya bergantung pada fasilitas yang tersedia.
”Kami ingin mengumumkan kepada masyarakat Indonesia bahwa fasilitas bukan jaminan melahirkan anak-anak berprestasi. Anak-anak Program Keluarga Harapan banyak yang berprestasi dengan fasilitas yang sangat minim,” ujar Idrus pada acara Coffee Morning dengan media di kantor Kementerian Sosial, Jumat (10/8/2018) di Jakarta.
Idrus bahkan menyerukan kepada seluruh anak-anak Indonesia agar tidak selalu bergantung pada fasilitas yang banyak. Sebab, faktanya, hingga hari ini ada banyak anak-anak pejabat dan orang kaya di Tanah Air yang tidak berprestasi, bahkan hidupnya menderita, akibat sangat bergantung kepada orangtua karena tidak ada kemandirian.
Selain menampilkan anak-anak dari keluarga miskin yang berprestasi, Idrus menegaskan, tujuan Gebyar Prestasi juga menampilkan idealisme dalam rangka menciptakan tradisi kehidupan bangsa Indonesia yang mengedepankan prestasi dan ide.
”Parameter orang ada pada prestasi, bukan ada pada pejabat atau anak orang kaya. Yang berhak memimpin bangsa ini adalah orang-orang yang berprestasi, tanpa melihat lagi anaknya siapa, bapaknya siapa. Ini loh idealismenya,” ujarnya.
Parameter orang ada pada prestasi, bukan ada pada pejabat atau anak orang kaya. Yang berhak memimpin bangsa ini adalah orang-orang yang berprestasi.
Menurut Idrus, ini karena hanya dengan cara tersebut Indonesia bisa menjamin adanya produktivitas kebangsaan, termasuk bisa memastikan Indonesia bersaing dengan negara lain. Ia mempertanyakan bagaimana masyarakat mengharapkan kinerja dan produktivitas kepada orang yang tidak berprestasi.
”Bagaimana kita mengharapkan produktivitas di DPR ketika orang-orang yang ada di sana terpilih hanya karena popularitas dan uang, bukan karena prestasi. Sebab, prestasi hanya bisa dicapai dengan kecerdasan, baik tidak melahirkan produktivitas, hanya melahirkan silaturahmi,” tutur Idrus yang juga mantan anggota DPR dari Fraksi Partai Golkar.
Di samping memotivasi dan mendorong tradisi prestasi pada anak-anak, menurut Idrus, tujuan Gebyar Prestasi adalah menebarkan benih-benih kemandirian untuk masa depan sehingga dapat mengangkat dari kondisi kemiskinan keluarga yang permanen.
”Tetapi, pada Gebyar Prestasi itu sebenarnya kami ingin menyampaikan, Presiden Jokowi telah menyebar benih-benih, anak-anak bangsa yang berprestasi, yang diproyeksikan ke depan apabila sukses 10-15 tahun ke depan, mereka sudah dapat mengatasi kemiskinan secara struktural karena keluarganya diangkat,” tuturnya.
Dihadiri Presiden
Kepala Pusat Penyuluhan Sosial Kementerian Sosial Tati Nugrahati menjelaskan, Gebyar Prestasi yang diketuai Ismail Cawidu akan dihadiri Presiden Joko Widodo dan diikuti sekitar 6.000 peserta. Di antara peserta terdapat sekitar 2.500 anak berprestasi, 1.500 keluarga penerima manfaat Program Keluarga Harapan. Hadir juga anak-anak penyandang disabilitas dan anak berprestasi lainnya.
”Presiden Jokowi akan bertemu dan bermain bersama dengan ribuan anak-anak berprestasi,” katanya.
Gebyar Prestasi akan dikemas unik dan menarik dengan ciri khas anak-anak yang gembira, penuh warna, disertai kegiatan dan pengalaman seru. Arena acara didesain menggunakan pendekatan galaksi alam semesta.
Akan ada satu panggung utama (Planet Matahari) yang dikelilingi oleh sembilan planet, yakni planet gerak, ilmu, hati, seni, unik, kreatif, dolanan, ceria, dan kuliner.