Tarik Minat Turis, Mainan Tradisional Anak Dipamerkan di Bandara
Oleh
Yovita Arika
·2 menit baca
TANGERANG, KOMPAS – Permainan tradisional anak dari berbagai daerah di Indonesia dipamerkan di Terminal 3 Keberangkatan Internasional Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang. Hal ini untuk mengenalkan budaya Indonesia kepada turis asing, khususnya dari negara yang berpartisipasi dalam perhelatan Asian Games 2018. Diharapkan, ini mampu menarik minat turis untuk kembali lagi ke Indonesia.
Pameran ini digelar atas kerja sama Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan PT Angkasa Pura II. Sebanyak 75 permainan tradisional ditampilkan dalam pameran yang digelar pada 27 Agustus hingga 15 September 2018 ini. Setiap mainan diberi deskripsi tertulis mengenai asal usul dan cara memainkannya. Setiap pengunjung bandara diperbolehkan memainkan mainan yang dipamerkan.
Direktur of Airport Service and Fasility Angkasa Pura II, Ituk Herarindri, mengatakan, hal ini diharapkan mampu memberi pengalaman baru bagi atlet, official, dan pendukung negara peserta Asian Games 2018. Ia mengatakan, bandara sebagai pintu gerbang negara punya peluang untuk membantu promosi budaya Indonesia melalui pameran ini.
"Saat kontingen luar negeri pulang, mereka bisa memiliki pengalaman yang baru ketika memainkan permainan ini. Harapannya, mereka terkesan dengan kebudayaan di Indonesia," kata Ituk, Senin (27/8/2018).
Ituk mengatakan, hal itu merupakan upaya agar orang-orang dari luar negeri bisa kembali lagi ke Indonesia untuk berwisata. Permainan tradisional anak sengaja dipilih untuk mengenalkan kekayaan budaya di Indonesia kepada orang dari luar negeri agar memiliki pengalaman yang unik dan berkesan saat bermain mainan tradisional anak.
Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid mengatakan, letak ruang pameran yang dekat permainan anak di bandara diharapkan mampu menarik anak-anak dari berbagai negara untuk singgah ke lokasi pameran. "Intinya, supaya orang jatuh cinta kepada Indonesia," kata Hilmar.
Mainan yang dipamerkan antara lain congklak, gasing, dam-daman, dan biji karet. Perancang pameran, Endi Aras, mengatakan, permainan tradisional bisa memberi ruang komunikasi kepada turis asing. Turis bisa bertanya mengenai asal usul, nilai-nilai, dan cara memainkan mainan tradisional yang dipamerkan. Menurut Endi, hal itu merupakan langkah awal yang baik untuk membuat turis asing penasaran dengan kekayaan budaya di Indonesia. (SUCIPTO)