JAKARTA, KOMPAS — Dosen dari kalangan generasi milenial yang berprestasi cemerlang disiapkan. Melalui program pendidikan magister menuju doktor untuk sarjana unggul atau PMDSU, calon dosen disiapkan unggul dalam riset dan inovasi yang mampu mengangkat mutu perguruan tinggi.
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir di acara Anugerah Dosen dan Tenaga Kependidikan (Diktendik) Berprestasi 2018 di Jakarta, Senin (29/10/2018) malam, mengatakan PMDSU yang merangkul talenta lulusan sarjana beprestasi cemerlang untuk menjadi dosen, diberi beasiswa kuliah empat tahun dari magister ke doktor. Program ini untuk percepatan tersedianya dosen bergelar doktor yang sudah punya publikasi internasional.
"Saya menantang supaya PMDSU ini bisa dikembangkan lagi dengan merangkul calon dosen dari sejak mahasiswa S1. Target saya dosen baru PMDSU sudah bisa jadi doktor di usia 25 tahun," kata Nasir.
Menurut Nasir, tantangan pengembangan dosen Indonesia yakni mendorong mereka untuk mengembangkan bidang ilmunya lewat riset dan inovasi, serta pemanfataan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran. "Dosen dari kalangan milenial potensial. Mereka yang ikut PMDSU juga terbukti produktif menghasilkan publikasi internasional," ujar Nasir.
Nasir menambahkan perguruan tinggi juga perlu menambah guru besar atau profesor. Namun, kenaikan jabatan akademik menjadi guru besar, umumnya terkendala publikasi. Saat ini, jumlahnya 5.811 orang. Seharusnya, profesor Indonesia perlu ditingkatkan di kisaran 8.000 - 10.000 orang.
"Guru besar diharapkan produktif dalam menghasilkan riset bermutu untuk publikasi dan bermutu," jelas Nasir.
Dari segi jumlah publikasi internasional terindeks Scopus, Indonesia sudah di urutan kedua di ASEAN setelah Malaysia. Jika lektor kepala dan guru besar Indonesia yang totalnya hampir 40.000 orang produktif, publikasi Indonesia bisa melampaui Malaysia.
Direktur Jenderal Sumber Daya Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Kemenristek dan Dikti, Ali Ghufron Mukti, mengatakan Apresiasi Diktendik Berprestasi sudah dilaksanakan selama 15 tahun. Terdapat tujuh penghargaan yang diberikan bagi Diktendik Berprestasi. Ada dua penghargaan untuk kategori dosen, yakni dosen bidang sains dan teknologi dan sosial humaniora. Adapun lima penghargaan lainnya untuk tenaga kependidikan, meliputi pranata laboratoriun pendidikan, pustakawan, arsiparis, pengelola keuangan, dan administrasi akademik berprestasi.
"Tenaga kependidikan juga strategis dalam pengelolaan perguruan tinggi yqng bqik. Mereka juga diberi kesempatan utuk kuliah lagi hingga ke luqr negeri," ujar Ghufron.
Menurut Ghufron, dosen berpendidikan S3 sebanyak 37.567orang dan berpendidikan S2 sebanyak 187.125 orang.
Adapun jumlah sertifikasi dosen sebanyak 112.999 dosen. Para doswn yang sudah mengikuti sertifikasi dosen akan dievaluasi kinerjanya.
Terkait penyediaan calon dosen dari program PMDSU, kata Ghufron, di angkatan pertama berjumlah 56 mahasiswa, bisa menghasilka 125 jurnal bereputasi. Tiap tahun, jumlah peserta PMDSU ditingkatkan.
Peraih Anugerah Diktendik Berprestasi kategori Dosen Bidang Sains dan Teknologi terbaik diraih
Septelia Inawati Wanandi (Universitas Indonesia) dan
Adapun tenaga kependidikan kategori pranata laboratorium terbaik diraih Rosydiati (Institut Teknologi Bandung), sedangkan pengelola keuangan diraih
Heni Taryani (Institut Pertanian Bogor).
Adapula kategori pustakawan yang diraih Luluk Tri Wulandari (Universitas Indonesia), sedangkan administrasi akademik diraih Angga Yuhistira (Institut Pertanian Bogor). Untuk kategori arsiparis diraih