JAKARTA, KOMPAS — Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah sekaligus Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia Din Syamsuddin mengatakan, agama memiliki masa depan yang baik karena dapat menjadi penyelesai masalah peradaban dunia.
"Walau agama menghadapi kritik dari kalangan atheis dan sekularis, namun agama justru berperan efektif dan strategis dalam menanggulangi masalah-masalah peradaban sejak dari konflik hingga pemanasan global dan perubahan iklim," ucapnya dalam International Conference on The Future of Faith di Singapura, pekan lalu.
Menurut Din, keyakinan, nilai dan norma agama harus dimanifestasikan ke dalam sistem perilaku dan budaya yang positif untuk menjawab problematika kemanusiaan. Pranata keagamaan lunak ini memerlukan piranti keras yaitu organisasi sebagai intrumen pengarusutamaan etika agama untuk kemanusiaan dan peradaban.
“Agama semestinya ditampilkan pada dimensi kemanusiaan, karena memang sejatinya agama itu utk manusia dan kemanusiaan. Inilah yg dalam perspektif Islam disebut sebagai rahmatan lil \'alamin,” kata Din.
Mantan Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerja sama Antar Agama dan Peradaban ini memiliki agenda yang padat di luar negeri. Sebelum ke Singapura, pekan lalu ia menghadiri konperensi di Doha, Qatar kemudian menerima Bintang Jasa dari Pemerintah Jepang. Selanjutnya, ia berangkat ke Moskow untuk menghadiri sidang sebagai anggota Aliansi Strategis Russia-Dunia Islam.
Konperensi diselenggarakan oleh Majelis Ugama Islam Singapura (MUIS) dan Forum for Promoting Peace in Muslim Societies dari Abu Dhabi. Konperensi dalam rangka 50 Tahun MUIS ini dibuka Perdana Menteri Lee Hsien Loong dan dihadiri sekitar 1000 peserta baik Muslim dan non Muslim.
Din Syamsuddin diundang berbicara sebagai Ketua Dewan Pertimbangan MUI pada Sesi tentang Building Robust Religious Institution, bersama Presiden MUIS Amb. Alami dan Dr. Sanusi wakil dari Islamic Society of North America (ISNA).