Kemitraan untuk Gairahkan SMK Pencetak Tenaga Kerja Konstruksi
Oleh
Yovita Arika
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Sekolah menengah kejuruan diupayakan untuk terus bergairah dalam menghadapi tantangan pembangunan negara. Kemitraan dengan perusahaan industri konstruksi pun menjadi salah satu cara untuk menghasilkan lulusan yang siap kerja di bidang konstruksi.
Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Hamid Muhammad mengatakan, banyak lapangan kerja yang tersedia untuk lulusan sekolah menengah kejuruan di bidang konstruksi. "Kompetensi di bidang ini luar biasa dibutuhkan sekarang, terutama untuk pembangunan di Indonesia Timur," kata Hamid di Jakarta, Kamis (22/11/2018).
Ia menyebutkan, saat ini terdapat sekitar 640 SMK yang memiliki jurusan bidang konstruksi. Namun, jurusan bidang konstruksi ini belum banyak. Jumlah siswa yang mengisi jurusan tersebut hanya sekitar 30.000 siswa. Sebagai perbandingan, SMK dengan jurusan keperawatan yang berjumlah sekitar 400 sekolah diminati sekitar 100.000 siswa.
Kondisi tersebut pun mendorong Kemdikbud berupaya melakukan berbagai terobosan, seperti menawarkan beasiswa kerja dan merevitalisasi pembelajaran SMK sesuai Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016, agar kompetensi siswa SMK dapat menyesuaikan kebutuhan industri. Ini dilakukan dengan terus menjalin kerja sama dengan pelaku industri.
Kemarin, Kemdikbud menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan produsen baja ringan, PT NS BlueScope Indonesia (BlueScope). Melalui kerja sama ini, siswa dan pendidik di SMK bidang konstruksi akan mendapatkan pembinaan dalam hal pemasangan baja ringan dengan teknologi konstruksi terkini.
"Melalui pusat latihan yang kami miliki, kami ingin membantu menghasilkan tenaga kerja terlatih yang mampu memahami baja ringan dan membangun bangunan berkualitas," kata Presiden Direktur BlueScope Yan Xu.
Nota kesepahaman tersebut menjadi wujud kepedulian dalam mempercepat kesiapan siswa SMK bidang konstruksi agar siap langsung terjun ke dunia kerja. Keterampilan baja ringan berguna antara lain untuk industri properti, elektronik, juga otomotif.
Tenaga terampil tersertifikasi
Perusahaan tersebut menargetkan 10.000 tenaga pendidik dan siswa SMK dari bidang konstruksi untuk dilatih dalam lima tahun. Siswa terlatih diharapkan dapat menjadi tenaga terampil yang tersertifikasi.
Kerja sama seperti ini diharapkan dapat mengoptimalkan adopsi 142 kompetensi keahlian yang ditawarkan kepada SMK melalui kerja sama industri.
Selain dengan industri, Kemdikbud juga telah melakukan kontrak kerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pada 2016. Kerja sama tersebut berupa kegiatan Uji Kompetensi Keahlian (UKK) dan Sertifikasi Kompetensi Siswa SMK Bidang Konstruksi.
"Kami juga menginisiasi pegembangan program pemagangan di proyek infrastruktur PUPR agar kemudian siswa SMK berpengalaman dan siap kerja ketika lulus," kata Direktur Kerjasama dan Pemberdayaan dari Bina Konstruksi PUPR Dewi Chomistriana (Kompas, 13/3/2018). Kerja sama tersebut telah mulai diterapkan di 13 SMK yang menjadi proyek percontohan. (ERIKA KURNIA)