Surabaya Menunggu Pedoman dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Dinas Pendidikan Kota Surabaya menunggu pedoman pelaksanaan pembelajaran dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai acuan untuk pelaksanaan metode belajar yang sesuai pada masa pandemi Covid-19.
Oleh
IQBAL BASYARI
·2 menit baca
SURABAYA, KOMPAS – Dinas Pendidikan Kota Surabaya menunggu pedoman pelaksanaan pembelajaran tahun ajaran 2020 dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pedoman itu digunakan sebagai acuan untuk pelaksanaan metode belajar yang sesuai pada masa pandemi Covid-19.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya Supomo di Surabaya, Kamis (4/6/2020) mengatakan, pihaknya belum memutuskan dimulainya pelaksanaan tahun ajaran baru sekaligus metode pembelajaran yang digunakan. Sampai saat ini, pembelajaran masih menggunakan sistem pembelajaran jarak jauh dan pendaftaran peserta didik baru (PPDB) secara daring.
“Kami masih menunggu pedoman resmi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menyusun metode pembelajaran yang paling sesuai dengan kondisi Surabaya,” katanya.
Hingga pedoman itu belum turun dan situasi Covid-19 di Surabaya belum mereda, pembelajaran masih tetap menggunakan metode jarak jauh seperti yang sudah dilakukan sejak Maret lalu. Siswa tidak datang ke sekolah, namun pembelajaran dilakukan secara daring.
Kami masih menunggu pedoman resmi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menyusun metode pembelajaran yang paling sesuai dengan kondisi Surabaya (Supomo)
Pedoman itu, lanjut Supomo, menjadi acuan untuk memutuskan metode pembelajaran yang sesuai di Surabaya sekaligus memastikan anak-anak tetap aman selama bersekolah. “Karena situasi masih dalam pandemi Covid-19, maka kesehatan anak-anak harus diutamakan,” ujarnya.
Namun demikian, PPDB tetap dilaksanakan pada 15 Juni secara daring. Tak ada lagi proses tatap muka secara langsung, seperti tahun lalu, agar tidak menimbulkan kerumunan yang rentan menyebabkan penularan Covid-19. Orangrua murid bisa mendaftar melalui peramban maupun aplikasi khusus yang sudah dibuat.
Berbagai skenario
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengungkapkan, Pemkot Surabaya sudah menyiapkan berbagai skenario apabila Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sudah memberikan pedoman. Jika pilihannya tetap metode pembelajaran jarak jauh, pelaksanaan yang sudah berjalan sekitar tiga bulan akan terus disempurnakan agar berjalan maksimal.
Namun apabila pilihannya adalah pembelajaran langsung tatap muka, ada beberapa protokol yang disiapkan untuk mengurangi risiko siswa terpapar Covid-19. Protokol itu untuk memastikan anak-anak tetap aman sejak keluar dari rumah, beraktivitas di sekolah, hingga kembali ke rumah.
Saat perjalanan ke sekolah misalnya, anak-anak harus dipastikan menerapkan protokol kesehatan. Salah satu pilihannya adalah menyediakan bus sekolah agar anak-anak tersebut bisa dipastikan selalu menjaga jarak satu sama lain.
“Yang lebih penting, anak-anak harus diajari mitigasi Covid-19 agar memahami cara-cara untuk mencegah penularannya agar mampu mencegah penularan mulai dari diri sendiri,” kata Risma.