”GoLantang” demi Warga Lanjut Usia

BKKBN meluncurkan aplikasi ”GoLantang” yang bisa diakses masyarakat untuk meningkatkan kualitas kehidupan warga lanjut usia.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

Warga lanjut usia mendatangi kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sleman, Kecamatan Sleman, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, untuk mengurus KTP-el, Rabu (3/6/2020).

JAKARTA, KOMPAS — Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, Senin (15/6/2020), meluncurkan aplikasi ”GoLantang” untuk penduduk lanjut usia. Selain meningkatkan motivasi warga lanjut usia dan perawat (caregiver) untuk melakukan berbagai kegiatan produktif dalam rangka mewujudkan lanjut usia tangguh, aplikasi tersebut juga untuk mengintegrasikan data dari berbagai institusi pemerintahan terkait warga lanjut usia.

Peluncuran aplikasi GoLantang (lansia tangguh) dilakukan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo, bersamaan dengan seminar daring bertema ”Menua itu Pasti, Sejahtera itu Pilihan. Yuk Siapkan Hari Tuamu” dalam Rangka Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) ke-24 tahun 2020.

Adapun sasaran aplikasi GoLantang adalah warga lanjut usia (lansia) yang berjumlah 25,64 juta jiwa (Badan Pusat Statistik/BPS, 2019). Kelebihan GoLantang adalah data tentang lansia terintegrasi dari berbagai sumber basis data baik dari BKKBN, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Sosial, Kementerian Kesehatan, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, BPS, dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).

Tri Budi Wahyuni Rahardjo, Guru Besar Gerontologi  Universitas Respati Indonesia (Urindo) dan Council Member of Active Ageing Consortium Asia Pasific, menyambut baik peluncuran aplikasi tersebut.”Kami berharap GoLantang menjadi satu wadah interaksi antara masyarakat dan warga lansia,” katanya.

Ia pun berharap agar aplikasi ini bisa diakses masyarakat dan pemerintah. Lebih lanjut, ia menyarankan agar kebijakan  dari berbagai kementerian terkait warga lansia juga masuk ke aplikasi GoLantang yang memiliki data kelanjutusiaan.

Tidak hanya sekadar data, aplikasi tersebut juga bisa memberi akses kepada semua warga lansia di Tanah Air untuk mencari berbagai informasi, termasuk mencari pertolongan dari aspek kesehatan dan hukum. ”Kalau bisa, lewat aplikasi ini warga lansia bisa mengakses pelayanan-pelayanan, terutama untuk warga lansia yang mengalami kekerasan. Selain itu, bisa juga masuk informasi sekolah warga lansia,” tutur Tri Budi.

KOMPAS/ZULKARNAINI

Seorang pedagang berusia lanjut tanpa masker menawarkan barang dagangan kepada pembeli di Pasar Peunayong, Kota Banda Aceh, Aceh, Minggu (31/5/2020).

Meski baru diluncurkan, Hasto berharap aplikasi tersebut akan bermanfaat bagi warga lansia. Dengan integrasi data dan menu interaktif, menurut dia (Hasto), diharapkan GoLantang akan mampu memprofilkan warga lansia secara personal dan berdasarkan wilayah.

Apalagi dalam aplikasi GoLantang juga disediakan berbagai fitur atau menu bagi warga lansia yang mengakses aplikasi tersebut, terutama informasi tentang tujuh dimensi warga lansia, lokasi, dan data panti untuk warga lansia, termasuk informasi tentang Covid-19. Dalam aplikasi tersebut juga dilengkapi kalkulator kesehatan, permainan (game), dan akses bertanya langsung kepada Kepala BKKBN.

Selain  Hasto dan Tri Budi, seminar daring  yang dipandu Rosiana Silalahi (Pemimpin Redaksi Kompas TV) juga menghadirkan pembicara Nurhayati Subakat (Founder & CEO Wardah Cosmetics) dan Happy Trenggono (CEO United Balimuda Group).

Banyak orangtua di tahun 2020

Hasto dalam materinya, ”Peran Keluarga dalam Mengatasi Masalah Kesehatan Reproduksi Pada Lansia”, mengingatkan bahwa umur manusia cepat sekali, tidak lama, dan proses menua itu pasti.  Proses menua merupakan proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi.

Ia mengatakan, pada masa mendatang Indonesia akan memiliki banyak orang tua atau warga lansia. Ini ditunjukkan dengan perkiraan proporsi para warga lansia tahun 2050 sampai 2100 akan jauh meningkat dibandingkan proporsi tingkat dunia.

Sebab, Indonesia sekarang angka harapan hidup masih rendah dan nanti akan meningkat terus.

”Sebab, Indonesia sekarang angka harapan hidup masih rendah dan nanti akan meningkat terus,” katanya. Namun, sayangnya, menurut Hasto, hingga kini masih banyak sekali warga lansia di Tanah Air yang telantar dan membutuhkan perhatian.

Baca juga : Vaksinasi demi Menjaga Kualitas Kehidupan Warga Lanjut Usia