Tingkatkan Kompetensi Guru dan Infrastruktur Internet
Peningkatan kompetensi guru di bidang digital dan menambah infrastruktur internet penting dilakukan karena pandemi Covid-19 belum jelas kapan berakhir.
Oleh
Emilius Caesar Alexey
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Kementerian Pendidikan perlu memberi perhatian lebih besar untuk meningkatkan kompetensi guru di bidang digital dan menambah infrastruktur internet. Peningkatan pada dua sisi tersebut penting dilakukan karena pandemi Covid-19 belum jelas kapan berakhir sehingga kualitas pembelajaran dengan sistem daring harus diperbaiki.
Hal itu diungkapkan Ketua Umum Ikatan Alumni Universitas Pendidikan Indonesia (IKA UPI), Enggartiasto Lukita saat menjadi pembicara pembuka pada acara webinar bertajuk Guru Digital vs Pandemi: Menyoal Kompetensi Guru Era Digital, yang diselenggarakan oleh Ikatan Alumni Universitas Pendidikan Indonesia (IKA UPI), Sabtu (4/07/2020) di Bandung. Hadir sebagai narasumber pada acara tersebut Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda; Direktur GTK Kemendikbud RI Rachmadi Widdiharto; Ketua Lembaga Kajian Kebijakan Pendidikan PB PGRI Ace Suryadi; dan Komisioner KPAI Retno Listyarti.
“Saya ingin mengajak kita semua untuk melihat masalah ini secara utuh. Indonesia bukan hanya Jakarta, juga bukan hanya Jawa. Persoalan dalam proses belajar mengajar secara daring ini adalah di daerah-daerah luar Jawa. Dari berbagai laporan dan survei, hanya 60 persen daerah yang memiliki infrastruktur internet yang baik, dan perangkat keras yang diperlukan,” kata Enggar.
Di tengah kesenjangan teknologi, masalah lain yang juga harus menjadi perhatian adalah kesenjangan kompetensi guru. Menurut Enggar, banyak guru tidak mengerti apa yang harus dilakukan dalam sistem pembelajaran daring dan kondisi itu juga terjadi di wilayah Jabodetabek. Hal itu membuat para guru hanya terpaku memberi tugas dan masyarakat mengeluhkan pola itu.
Kesenjangan infrasturktur internet dan kompetensi guru itu adalah dampak pandemi yang harus segera disikapi oleh pemerintah. Setidaknya, kata dia, pemerintah memberikan peta jalan dan pedoman yang jelas kepada lembaga pendidikan dan guru sehingga mereka tahu apa yang harus dilakukan.
“Saya harus menyatakan, guru tidak bisa disalahkan. Banyak guru yang tidak siap dan hanya sekadar memberikan tugas ke siswa. Hal itu terjadi karena panduan mengenai penyesuaian kurikulum dalam kondisi ini belum terpublikasi dan tersosialisasi secara merata di seluruh daerah. Mereka tidak memiliki pilihan selain hanya memberikan tugas,” kata Enggar, dalam siaran pers.
Mantan Menteri Perdagangan itu menduga, panduan tidak tersosialisasi secara merata karena Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK), sebagai lembaga yang menghasilkan tenaga pendidik, kurang diberikan peran oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayan (kemendikbud). LPTK seharusnya diberi peran menyiapkan standar kompetensi yang wajib dimiliki semua guru di semua daerah. Dengan demikian, semua guru di semua daerah, punya satu kesamaan kualitas, atau setidaknya, punya satu pandangan tentang apa yang harus dilakukan.
Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda, mendukung pernyataan Enggar. Menurutnya, peran LPTK sangat penting untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi guru. Kualitas pendidikan ditentukan oleh kualitas guru dan kualitas guru ditentukan oleh LPTK. Oleh karena itu, sudah saatnya peran LPTK ditingkatkan.
“Hari Kamis (2/7/2020) lalu kami di Komisi X DPR RI sudah menggelar rapat kerja dengan Menteri Pendidikan Nadiem Makarim membahas peta jalan pendidikan Indonesia. Salah satu yang kami bahas antara lain peran LPTK ini. Namun, pembahasan itu belum final,” kata Syaiful.
Syaiful mengatakan, pihaknya juga sudah meminta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk meningkatkan peran LPTK. Misalnya dalam membuat guru agar adaptif dengan segala kondisi. Kurikulum juga harus mampu disesuaikan dengan kondisi saat ini.
“LPTK perlu membantu para guru untuk beradaptasi dengan kondisi pandemi ini. Namun, Kemendikbud memang perlu memberi mandat langsung bagi LPTK untuk meningkatkan kemampuan para guru pada masa pandemi,” kata Syaiful