Sekolah Bersiap meski Belum Ada Kepastian Pembelajaran Tatap Muka
Pembelajaran jarak jauh diperkirakan masih menjadi pilihan di awal semester kedua, awal tahun depan. Meskipun begitu, pihak sekolah tetap menyiapkan kebutuhan untuk menghadapi pembelajaran tatap muka.
Oleh
FAJAR RAMADHAN
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Belum ada kejelasan mengenai pembelajaran tatap muka di sekolah-sekolah di Jakarta pada semester kedua, awal tahun 2021. Pihak sekolah, orangtua, dan siswa masih harus menunggu perkembangan pengendalian kasus Covid-19.
Kamis (17/12/2020) dan Jumat (18/12/2020) ini, para wali kelas di SD Negeri Karet Tengsin 15, Jakarta Pusat, melaksanakan pembagian rapor secara virtual kepada para orangtua siswa. Sebelum rapor dalam bentuk dokumen format PDF tersebut dibagikan, pihak sekolah melakukan sosialisasi kepada para orangtua siswa melalui pertemuan virtual.
Dari pertemuan tersebut, pertanyaan demi pertanyaan dari orangtua bermunculan. Mereka terutama penasaran dengan mekanisme pembelajaran pada semester kedua yang akan diselenggarakan mulai 4 Januari 2021.
”Setelah selesai sosialisasi, saya berikan waktu untuk tanya jawab. Kebanyakan menanyakan soal pembukaan sekolah itu, bahkan sampai menggebu-gebu,” kata Kepala SD Negeri Karet Tengsin 15 Painah saat ditemui pada Jumat siang.
Painah hanya bisa menjelaskan kepada para orangtua siswa bahwa hingga dua pekan sebelum masuk semester kedua, belum ada keputusan resmi terkait pembelajaran tatap muka. Pihak sekolah masih menunggu arahan dari Dinas Pendidikan DKI Jakarta mengenai pembelajaran tatap muka. Dia berjanji, setelah ada arahan dari dinas, semua orangtua akan dilibatkan dalam diskusi mengenai pembukaan sekolah.
Setelah selesai sosialisasi, saya berikan waktu untuk tanya jawab. Kebanyakan menanyakan soal pembukaan sekolah itu, bahkan sampai menggebu-gebu.
Seperti diketahui, kasus harian Covid-19 di Jakarta saat ini masih relatif tinggi. Dalam tiga hari terakhir, misalnya, jumlah kasus berada di atas 1.000 kasus, yakni Selasa (15/12/2020) sebanyak 1.117 kasus, Rabu (16/12) sebanyak 1.221 kasus, dan 1.277 kasus pada Kamis. Data ini dirangkum dari laporan Tim Komunikasi Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional.
”Kami juga mengamati sekarang kasus masih tinggi. Tetapi, kami hanya bisa menunggu arahan,” tambah Painah.
Kendati demikian, SD Negeri Karet Tengsin 15 sudah menyiapkan seluruh sarana dan prasarana untuk mendukung proses pembelajaran tatap muka di masa pandemi. ”Kami sudah buat delapan tempat cuci tangan baru. Kami sudah beli 10 boks masker, hand sanitizer untuk setiap kelas, dan tiga alat pengukur suhu,” katanya.
Mereka sudah memisahkan jalur masuk dan keluar bagi para siswa agar tidak berpapasan. Tangga sekolah bagian kanan akan digunakan untuk jalur masuk, sementara untuk jalur keluar menggunakan tangga sisi kiri. Tanda panah juga sudah ditempelkan di setiap anak tangga sebagai penunjuk arah naik-turun.
Selain itu, pihak sekolah mengatur jarak pada bangku kelas agar siswa bisa menjalankan pembatasan sosial. Beberapa meja sudah diberikan tanda silang agar tidak ditempati siswa.
”Begitu siswa masuk, tidak diperbolehkan keluar lagi. Olahraga masih ditiadakan dan kantin ditutup,” ujarnya.
Pada tahun ajaran ini, terdapat 13 rombongan belajar di SD Negeri Karet Tengsin 15. Setiap rombongan belajar berisi 32 siswa. Jika nantinya akan menggelar pembelajaran tatap muka, kemungkinan Painah akan membagi setiap rombongan belajar menjadi dua sif. Rombongan belajar pertama masuk pukul 07.00-09.30, sedangkan rombongan belajar kedua masuk pukul 10.00-12.30.
Kepala SD Negeri Tomang 01 Rusna Simarmata juga belum bisa memastikan mengenai waktu pembukaan sekolah pada semester kedua nanti. Tidak jauh berbeda, orangtua siswa berkali-kali selalu menanyakan mengenai pembelajaran tatap muka ini.
Jika melihat angka penularan Covid-19 di Jakarta yang masih tinggi, Rusna memperkirakan pembukaan sekolah belum dilakukan pada 4 Januari mendatang. ”Meskipun kalau kami pantau di Tomang ini masih masuk zona hijau, tetapi di Jakarta masih tinggi,” ujarnya.
Hingga jangka waktu 4 Januari 2021 tersebut, Rusna berencana membuat 15 tempat cuci tangan di depan kelas. Tempat cuci tangan ini akan melengkapi 16 tempat cuci tangan yang sudah ada sebelumnya.
Rusna juga akan mempersilakan orangtua yang masih keberatan melepaskan anaknya masuk sekolah untuk tetap mengikuti proses belajar-mengajar di rumah. Sebelum sekolah nantinya dibuka, dia akan mengajak para orangtua berdiskusi.
Dede (40), orangtua siswa kelas III dan V SD Negeri Bendungan Hilir 09, mengaku belum mendapatkan pengumuman apa pun dari pihak sekolah mengenai pembukaan sekolah. Pengumuman itu pun belum ada saat ia datang ke sekolah untuk mengambil rapor kedua anaknya pada Jumat siang.
Saat ini, Dede mengaku bimbang. Di satu sisi, ia sudah kewalahan mendampingi anak-anaknya belajar, di sisi lain ia juga masih berat melepas anaknya kembali masuk sekolah mengingat angka penularan Covid-19 kembali meninggi.
”Sekarang, kan, kasusnya naik lagi. Jadi kepikiran. Kayaknya mending jangan masuk dulu,” ujarnya saat ditemui.
Sementara Daryati (43), orangtua siswa kelas I SD, setuju jika sekolah kembali dibuka. Dengan catatan, sekolah harus menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Beberapa kali ia sudah dimintai pendapat oleh pihak Sekolah Dasar Kasih Ananda 1 Jakarta Utara, tempat anaknya bersekolah.
”Sudah ditanya satu-satu. Baru disuruh buat surat pernyataan. Katanya kalau dibuka bakal diselenggarakan dua kali sepekan. Saya setuju-setuju saja kalau kayak gitu,” ungkapnya.
Hingga berita ini diturunkan, Dinas Pendidikan DKI Jakarta belum memberikan tanggapan mengenai rencana pembukaan sekolah pada semester kedua.