SMP di Kota Semarang Tak Serampangan Memulai Pembelajaran Tatap Muka
Ketentuan utamanya ada dua, yakni menjaga protokol kesehatan dan ruang kelas hanya diisi maksimal 50 persen dari kapasitas. Setiap SMP mengajukan proposal SOP tatap muka untuk kemudian dicek dan disetujui dinas setempat.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Semua SMP di Kota Semarang, Jawa Tengah, bersiap memulai pembelajaran tatap muka seiring penurunan kasus Covid-19 dan vaksinasi bagi guru. Namun, pelaksanaannya bertahap dengan persetujuan dinas pendidikan setempat. Prinsip kehatian-kehatian tetap diutamakan demi keamanan semua pihak.
Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP Kota Semarang Setyo Budi, Rabu (17/3/2021), mengatakan, setiap SMP akan mengirimkan proposal prosedur standar operasi (SOP) ke Dinas Pendidikan Kota Semarang. Selanjutnya, kesiapan sekolah akan dicek langsung dan jika dinyatakan memenuhi syarat, bisa memulai sekolah tatap muka pada tahun ajaran 2021/2022.
Menurut Budi, ada dua ketentuan utama, yakni menjaga protokol kesehatan dan ruang kelas hanya diisi maksimal 50 persen dari kapasitas. ”Jadi, misal dari total 32 murid, akan diisi 15 atau 16 murid. Masuknya gantian dengan sistem sif. Jadi, kelompok siswa tidak setiap hari ke sekolah, ada belajar di rumah juga,” ujar Budi.
Apabila telah disetujui, metode seperti itu setidaknya akan berlangsung selama 1-2 bulan awal sebagai masa transisi. Selain itu, menurut Budi, ada kemungkinan pelaksanaan uji coba pembelajaran tatap muka sebelum tahun ajaran 2021/2022 dimulai.
Ia menambahkan, SMP-SMP di Kota Semarang umumnya sudah menyiapkan sarana dan prasarana untuk pembelajaran tatap muka dengan protokol kesehatan sejak Januari 2021. Namun, mengingat saat itu Kota Semarang masih masuk zona merah penularan Covid-19, maka belum ada izin untuk pembelajaran tatap muka.
Menurut data siagacorona.semarangkota.go.id, Rabu (17/3/2021) malam, terdapat 32.358 kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Kota Semarang dengan rincian 298 orang dirawat, 29.539 orang sembuh, dan 2.521 orang meninggal. Angka kasus tersebut menurun dibandingkan beberapa bulan lalu. Pada 18 Januari 2021, misalnya, ada 1.002 kasus aktif atau dirawat.
Budi menuturkan, hal yang tak kalah penting adalah sosialisasi kepada orangtua murid. ”Setelah menyerahkan SOP dan diizinkan, kami akan langsung pertemuan daring dengan para orangtua untuk sosialisasi, apa-apa saja yang mesti diikuti nanti. Saat ke sekolah, siswa dianjurkan diantar orangtua. Protokol kesehatan dipastikan harus ketat," kata Budi yang juga Kepala SMPN 15 Semarang.
Di Kota Salatiga, sejumlah sekolah juga tengah menyiapkan pembelajaran tatap muka. Salah satunya adalah SMKN 1 Salatiga, yang telah menyediakan sarana dan prasarana hand sanitizer, peranti sterilisasi alat-alat di ruang praktik, serta pengaturan jarak dan tempat duduk siswa.
Kepala SMKN 1 Salatiga Sriyanto mengemukakan, pihaknya memastikan kesiapan orangtua dan para siswa. Dengan demikian, siswa tak menaiki sarana transportasi umum dan sembarangan mampir sepulang sekolah. Pembelajaran tatap muka pun akan dilakukan seefektif mungkin, semisal tidak perlu seharian penuh.
Harus 100 persen
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo meminta seluruh sekolah memastikan sarana prasarana protokol kesehatan dapat berjalan optimal. Harus ada tim asesor yang memantau protokol kesehatan berjalan 100 persen di sekolah-sekolah yang akan melaksanakan pembelajaran tatap muka.
”Harus 100 persen, tidak boleh 99,9 persen, baik fasilitas, sarana prasarana, maupun prosedurnya. Guru harus memastikan itu berjalan. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan saya minta mengontrol langsung," kata Ganjar.
Harus 100 persen, tidak boleh 99,9 persen, baik fasilitas, sarana prasarana, maupun prosedurnya. (Ganjar Pranowo)
Ia menekankan, pembelajaran tatap muka harus melalui tahap uji coba dan saat ini adalah waktu yang tepat untuk melakukannya. ”Sekarang uji coba, dan Juli nanti mungkin pelaksanaannya akan sedikit massal. Namun saya sudah komunikasi ke Mendikbud agar tetap mempertimbangkan zonasi, kalau yang zona merah, ya jangan,” kata Ganjar.
Menurut data corona.jatengprov.go.id, yang dimutakhirkan pada Rabu (17/3/2021) pukul 12.00, terdapat 164.491 kasus positif kumulatif di Jateng, dengan rincian 5.846 orang dirawat, 148.324 orang sembuh, dan 10.321 orang meninggal. Ada penambahan 632 kasus positif dalam 24 jam terakhir.