Tingkatkan Minat Baca Masyarakat lewat Festival Readvolution
Perlu ruang-ruang inklusif yang luas yang memungkinkan minat baca masyarakat meningkat. Salah satu kelompok yang berpotensi diberdayakan untuk meningkatkan literasi adalah ibu-ibu.
Oleh
PRADIPTA PANDU
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Minat masyarakat Indonesia dalam membaca buku sampai saat ini masih belum tergolong tinggi. Festival Virtual Readvolution 2021 yang diselenggarakan pada 17-31 Juli 2021 diharapkan dapat menjadi ruang temu bagi seluruh pihak dalam meningkatkan minat baca masyarakat.
Festival Virtual Readvolution 2021 merupakan festival literasi yang diselenggarakan oleh yayasan Rumah Cerita Indonesia dan komunitas serta klub buku Baca Rasa Dengar. Terselenggaranya acara ini juga didukung oleh Kedutaan Besar Amerika Serikat untuk Republik Indonesia.
Festival menggandeng para penulis kawakan, akademisi, hingga aktivis budaya di Asia Tenggara. Sejumlah program yang dihadirkan, yaitu membedah berbagai isu penting di masyarakat mulai dari lingkungan hingga keberagaman. Isu-isu ini diangkat melalui kegiatan daring, seperti lokakarya, diskusi panel, dan sesi berbagi yang terbuka untuk masyarakat umum atau pelajar serta mahasiswa di Indonesia.
Saat pembukaan festival tersebut secara daring, Sabtu (17/7/2021), Direktur Program Festival Virtual Readvolution 2021 Tannia Margaret menyampaikan, festival virtual ini merupakan kegiatan yang bertujuan menciptakan ruang inklusif bagi orang-orang dengan berbagai latar belakang untuk bertemu dengan penggerak seni dan literasi dari seluruh Indonesia. Ruang pertemuan ini sekaligus sebagai ajang berbagi kecintaan terhadap buku dan membaca.
Kami percaya ketika ibu-ibu memiliki kemampuan literasi dan berpikir kritis yang bagus, mereka akan merasa lebih percaya diri saat berdiskusi dengan suami atau mengajarkan segala sesuatu ke anak.
”Saat berbagai kegiatan dapat dilakukan secara daring, kami merasa ini menjadi momen yang tepat untuk menyelenggarakan festival ini. Harapannya, semua peserta mendapat ilmu dan pengalaman serta perspektif baru. Terpenting, ruang baca inklusif akan semakin luas dan terbuka lebar,” ujarnya.
Sampai saat ini minat masyarakat Indonesia dalam membaca buku masih belum tergolong tinggi. Hasil Kajian Indeks Kegemaran Membaca yang dilakukan Perpustakaan Nasional pada 2020 menunjukkan, poin minat baca Indonesia 55,74 atau tergolong sedang. Rata-rata kegiatan membaca masyarakat Indonesia empat kali dalam sepekan dengan durasi membaca rata-rata 1 jam 36 menit per hari.
Pendiri Buibu Baca Buku, Puty Puar, mengatakan, peran orangtua yang suka membaca sangat penting dalam mengembangkan minat baca anak. Orangtua dapat memfasilitasi anak untuk membeli buku dan membacakannya. Hal ini diakui Puty sangat efektif meningkatkan minat baca, seperti yang dilakukan orangtuanya kepada dia.
Guna meningkatkan minat baca orangtua, khususnya ibu-ibu, ia pun mendirikan gerakan Buibu Baca Buku pada 2018. Ibu-ibu diharapkan bisa meningkatkan literasi karena di masyarakat Indonesia mereka menjadi pendidik utama di keluarga dan rekan diskusi suami dalam berbagai hal.
”Kami percaya ketika ibu-ibu memiliki kemampuan literasi dan berpikir kritis yang bagus, mereka akan merasa lebih percaya diri saat berdiskusi dengan suami atau mengajarkan segala sesuatu kepada anak. Hal yang kami sebut rasa berdaya ini pada akhirnya akan memberikan energi positif bagi keluarga,” ucapnya.
Belajar dari pengalaman Puty, orangtua perlu waktu yang tepat saat akan meningkatkan minat baca kepada anak agar mereka dapat fokus menerima materi dalam bacaan tersebut. Selain itu, orangtua juga tidak boleh memaksa jenis buku yang akan dibacakan ke anak. Orangtua harus mengikuti kemauan bacaan dari anak agar membangkitkan ketertarikan dan kesukaan mereka.