Pada 2019, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat telah mengusulkan rendang sebagai warisan budaya tak benda Indonesia ke dalam warisan budaya tak benda UNESCO untuk pengusulan tahun 2021 melalui Kemendikbud.
Oleh
Cyprianus Anto Saptowalyono
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Ibu Negara Iriana Joko Widodo mengatakan bahwa kita mesti memperjuangkan agar rendang dapat dinobatkan sebagai warisan budaya tak benda dari Indonesia oleh Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau UNESCO. Sebelumnya, rendang telah diakui sebagai salah satu hidangan terlezat di dunia.
CNN Internasional pada 2011 telah menobatkan rendang sebagai hidangan terlezat dalam daftar 50 hidangan di dunia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada 2013 pun mengakui rendang sebagai warisan budaya tak benda Indonesia dari Sumatera Barat.
Rendang menempati posisi ke-11 sebagai makanan terenak di dunia pada 2021 versi CNN Travel.
”Namun, itu tidak cukup. Kita harus berjuang lebih. Target kita, rendang bisa dinobatkan sebagai warisan budaya tak benda dari Indonesia oleh UNESCO,” kata Ibu Negara Iriana Joko Widodo pada acara ”Memasak Rendang Sedunia dalam Rangka Pencatatan Rendang sebagai Warisan Budaya Dunia dari Sumatera Barat, Indonesia, ke UNESCO” yang digelar secara daring, Sabtu (21/8/2021).
Oleh karena itu, Iriana menuturkan, hari ini dilakukan kegiatan memasak rendang bersama untuk menunjukkan kekayaan kuliner Indonesia kepada dunia. ”Kita yakinkan kepada dunia bahwa rendang layak dicintai dan diakui oleh UNESCO dan dunia. Bukan hanya itu, kita ingin agar rendang dicintai dan tersaji di seluruh dunia,” katanya.
Target kita, rendang bisa dinobatkan sebagai warisan budaya tak benda dari Indonesia oleh UNESCO. (Ibu Negara Iriana Joko Widodo)
Pada kesempatan tersebut, Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah menyampaikan, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat menyambut baik dan mengapresiasi inisiatif Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) II Padang menyelenggarakan kegiatan memasak rendang serentak di seluruh dunia.
Kegiatan ini, menurut Mahyeldi, merupakan momentum penting yang perlu dicatat karena pertama kali dilaksanakan dan mengangkat warisan budaya dari Sumatera Barat dengan melibatkan masyarakat sedunia.
Mahyeldi menjelaskan, randang dalam bahasa Minang atau rendang yang sering kita sebut merupakan salah satu makanan tradisional khas Minangkabau, Sumatera Barat, yang terkenal di penjuru dunia dan tentu di Nusantara. Rendang atau randang diambil dari kata marandang, yakni suatu proses pengolahan lauk berbahan dasar santan kelapa yang dimasak sampai kandungan airnya berkurang.
Merujuk Kamus Besar Bahasa Indonesia, rendang memiliki arti daging yang digulai dengan santan sampai kuahnya kering sama sekali sehingga yang tinggal hanyalah potongan daging dengan bumbunya.
”Pada tahun 2019 Pemerintah Provinsi Sumatera Barat telah mengusulkan rendang warisan budaya tak benda Indonesia ke dalam intangible cultural heritage UNESCO untuk pengusulan tahun 2021 melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia,” kata Mahyeldi.
Pada tahun 2019 Pemerintah Provinsi Sumatera Barat telah mengusulkan rendang warisan budaya tak benda Indonesia ke dalam intangible cultural heritage UNESCO untuk pengusulan tahun 2021 melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (Mahyeldi Ansharullah)
Mahyeldi menuturkan, untuk mendukung hal tersebut, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat telah menyelenggarakan berbagai aktivitas, seperti meresmikan Kampung Randang di Kota Payakumbuh sejak 2012. Selain itu, pemprov juga telah melakukan berbagai festival rendang, mulai tingkat lokal, regional, nasional, hingga internasional.
Warisan budaya
Pada 2012, Balai Pelestarian Budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah melakukan riset dan penelitian serta inventarisasi karya budaya rendang serta menerbitkan buku tentang rendang. ”Kita berharap, sebagai warisan budaya, rendang dapat ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda dunia, intangible cultural heritage UNESCO,” kata Mahyeldi.
Rendang sebagai warisan budaya, lanjut Mahyeldi, selain dikenal secara nasional ataupun internasional, juga memberikan dampak positif terhadap ekonomi rumah tangga masyarakat. Dukungan semua pihak diperlukan dengan berbagai aktivitas yang mendorong penetapan rendang sebagai warisan budaya tak benda dunia dari Indonesia.
Menurut Mahyeldi, kegiatan memasak rendang secara serentak di dunia yang diselenggarakan hari ini merupakan salah satu upaya memasyarakatkan rendang kepada masyarakat dunia.
”Dan, memberikan penguatan nilai penting yang terkandung di dalam rendang sebagai warisan budaya yang perlu kita lindungi dan dikembangkan sehingga memberi manfaat bagi masyarakat sekaligus langkah pewarisan kepada generasi berikutnya,” ujarnya.
Ketua Penyelenggara Memasak Rendang Sedunia yang juga Komandan Lantamal II/Padang Laksamana Pertama Hargianto menuturkan, hingga kini rendang belum didaftarkan sebagai makanan asli Indonesia di UNESCO karena terkait dokumen dan persyaratan yang perlu dilengkapi.
”Maka dari itu, gerakan memasak rendang bersama ini merupakan momentum dalam rangka pendaftaran rendang sebagai warisan budaya Indonesia (ke) UNESCO,” katanya.