Cegah Kekerasan Seksual, Wali Kota Padang Ingatkan Peran Orangtua Melindungi Anak
Wali kota juga segera mengkaji upaya pendidikan dini tentang organ genital kepada anak-anak untuk mencegah anak menjadi korban kejahatan seksual.
Oleh
YOLA SASTRA
·3 menit baca
PADANG, KOMPAS — Wali Kota Padang Hendri Septa mengingatkan pentingnya peran orangtua dalam melindungi anak dari tindak kekerasan seksual yang banyak terungkap di Padang akhir-akhir ini. Ia juga segera mengkaji kemungkinan pendidikan dini tentang organ genital kepada anak-anak untuk mencegah anak menjadi korban kejahatan seksual.
Hendri Septa, Selasa (23/11/2021), mengatakan, ia sangat mengutuk tindak kekerasan seksual terhadap anak, apalagi dilakukan oleh anggota keluarga sendiri. Hendri berharap aparat penegak hukum memberikan hukuman seberat-beratnya bagi para pelaku.
”Saya sangat mengutuk perbuatan yang tidak bisa diterima akal sehat ini. Saya akan kawal ini, sampai pelaku dihukum betul-betul berat. Hukuman berat harus diberikan kepada pelaku ’sakit’ ini, biar menjadi pelajaran bagi orang lainnya,” katanya.
Hingga November 2021 sudah 85 kasus kekerasan seksual terhadap anak yang ditangani Polresta Padang. Angka tersebut meningkat hampir dua kali lipat jika dibandingkan dengan data 2020 sebanyak 48 kasus.
Pada November 2021 ada enam kasus baru yang ditangani Polresta Padang. Pelaku umumnya orang-orang terdekat, mulai dari ayah, kakek, paman, kakak, sepupu, hingga tetangga.
Menurut Hendri, permasalahan kekerasan seksual terhadap anak ini menjadi perhatian serius pemkot. Sebelumnya, dalam berbagai kesempatan, termasuk pengajian tiap Jumat, Hendri menyampaikan kepada masyarakat untuk menjaga anak masing-masing. Jangan biarkan anak luput dari pengawasan orangtua sebab predator seksual anak itu ada di mana-mana.
”Orangtua perannya sangat besar dalam menjaga anak-anak. Sementara pemerintah menjadi fasilitator. Sekitar 918.000 jiwa penduduk Padang, bagaimana pemerintah bisa melihatnya,” ujarnya.
Hendri melanjutkan, dirinya akan membicarakan persoalan ini dengan dinas pendidikan, dinas pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, serta anggota pembinaan kesejahteraan keluarga (PKK). Ia mengusulkan agar semua orangtua diminta mulai memberikan pembelajaran awal tentang organ genital kepada anak.
Orangtua perannya sangat besar dalam menjaga anak-anak. Sementara pemerintah menjadi fasilitator. Sekitar 918.000 jiwa penduduk Padang, bagaimana pemerintah bisa melihatnya.
”Anak harus diberi pemahaman tentang organ tubuhnya yang tidak boleh dipegang orang lain. Kalau ada yang melakukan, anak akan melarang atau melaporkannya. Mungkin sebagian besar masyarakat masih menganggap ini tabu. Tapi, ini kan untuk melindungi anak. Siapa yang bisa mendeteksi orang-orang ’sakit’ (predator seks anak) itu di tengah masyarakat,” ujarnya.
Hendri menambahkan, dirinya tidak begitu paham permasalahan kenapa orang-orang terdekat, bahkan anggota keluarga, menjadikan anak-anak sebagai target kekerasan seksual. Ia akan mengomunikasikan hal ini dengan psikolog dan pakar lainnya serta membahas ini dengan DPRD.
Pendampingan
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (P3AP2KB) Kota Padang mengatakan, dinas melakukan pendampingan proses pemulihan terhadap anak-anak korban kekerasan seksual.
Bagi korban yang tidak mendapatkan rasa aman dari keluarga, kata Editiawarman, dinas akan membawanya ke rumah aman untuk pemulihan. Sementara bagi korban yang mendapatkan rasa aman di keluarganya, dinas melakukan pendampingan untuk pemulihan.
Editiawarman menambahkan, banyaknya kasus yang terungkap akhir-akhir ini diharapkan membuka mata semua pihak. ”Sudah banyak kasus terungkap, semua terkejut, tertampar, dan malu. Kami berharap tidak berhenti di situ. Ayo kita semua, orangtua, keluarga, masyarakat, masyarakat sipil, dan lembaga lainnya bersama-sama tingkatkan perlindungan kepada anak-anak kita,” ujarnya.