62 Lukisan pada Masa Awal Kemerdekaan Indonesia Dipamerkan
Sebanyak 62 lukisan karya pelukis tersohor Indonesia ditampilkan secara daring atas kerja sama Indonesia dan Rusia. Lukisan itu berasal dari tahun 1950-an hingga 1960-an.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Indonesia dan Rusia bekerja sama menggelar pameran virtual yang menampilkan 62 lukisan karya para seniman Indonesia. Lukisan-lukisan itu dibuat pada masa awal kemerdekaan Indonesia, yakni tahun 1950-an hingga 1960-an. Masa itu juga menandai tahap awal perkembangan seni rupa Indonesia.
Kepala Galeri Nasional Indonesia Pustanto mengatakan, pada 2016 ada pameran yang menampilkan sejumlah lukisan karya seniman Indonesia pada era 1950-an hingga 1960-an di Rusia. Hal itu memantik ide untuk menampilkan karya-karya serupa di Indonesia. Karya para seniman dinilai penting karena dibuat pada periode awal kemerdekaan RI.
Artinya, ini menandai tahap awal perkembangan seni rupa Indonesia. Itu sebabnya, kami pikir akan menarik apabila karya-karya koleksi Museum Seni Ketimuran di Moskwa ditampilkan ke publik di Indonesia, bersanding dengan karya dari era yang sama koleksi Galeri Nasional Indonesia.
”Artinya, ini menandai tahap awal perkembangan seni rupa Indonesia. Itu sebabnya, kami pikir akan menarik apabila karya-karya koleksi Museum Seni Ketimuran di Moskwa ditampilkan ke publik di Indonesia, bersanding dengan karya dari era yang sama koleksi Galeri Nasional Indonesia,” ucap Pustanto pada pembukaan pameran secara daring, Selasa (23/11/2021) malam.
Pameran bertajuk ”Peralihan Zaman” itu menampilkan 62 lukisan. Sebanyak 24 lukisan merupakan koleksi Galeri Nasional Indonesia dan 38 lukisan lainnya koleksi Museum Seni Ketimuran di Moskwa, Rusia.
Adapun pameran ini kolaborasi Galeri Nasional Indonesia; Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi; Museum Seni Ketimuran di Moskwa; Kedutaan Besar Federasi Rusia di Jakarta; serta Indonesian Heritage Society. Pameran ini dapat diakses melalui laman galnasonline.id.
Salah satu kurator pameran, Asikin Hasan, mengatakan, lukisan yang dipamerkan merupakan potret Indonesia pasca-kemerdekaan. Itu adalah masa ketika perspektif para seniman terhadap seni bergeser.
Pada masa kolonial, lukisan kerap menampilkan keindahan alam Nusantara atau Mooi Indie. Para seniman melihat realitas secara berbeda setelah kemerdekaan. Keindahan alam pada lukisan mulai ditinggalkan, kemudian digantikan lukisan bertema kerasnya kehidupan wong cilik atau rakyat kecil.
”Lukisan ini buah karya mereka yang tergabung dalam sanggar Pelukis Rakyat yang dibangun pada 1947. Siapa Pelukis Rakyat? Mereka adalah kelompok yang pada masa perjuangan tidak hanya merekam peristiwa Indonesia pada masa sulit, tetapi ikut pula dalam kecamuk perang untuk mempertahankan bangsa. Mereka adalah saksi pertempuran Agresi Militer I dan II,” kata Asikin.
Adapun Pelukis Rakyat didirikan oleh Hendra Gunawan dan Affandi. Sementara itu, pelukis-pelukis yang karyanya ditampilkan pada pameran, antara lain, adalah Hendra Gunawan, S Sudjojono, Trubus Soedarsono, Misbach Thamrin, Dullah, dan Djoko Pekik.
Sebagian besar karya yang ditampilkan telah direstorasi oleh Museum Seni Ketimuran, Moskwa. Direktur Jenderal Museum Seni Ketimuran, Moskwa, Alexander Sedov mengatakan, sebelumnya, sebagian lukisan dalam kondisi sangat rusak. Sejumlah langkah restorasi yang sangat kompleks pun dilakukan.
Duta Besar Federasi Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva mengatakan, pameran ini menggambarkan kerja sama dan hubungan erat antara Rusia dan Indonesia. ”Saya meyakini bahwa pameran ini akan memperkuat kerja sama kebudayaan kedua negara dan membantu warga negara Indonesia dan Rusia untuk mengenal satu sama lain melalui seni,” ucap Vorobieva.
Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid berharap agar kerja sama kedua negara menguat. Ia menambahkan, peluang kerja sama kebudayaan kedua negara masih sangat luas dan bisa dijajaki bersama.