Waskita Beton Precast Mulai Garap 3 Proyek
PUTRAJAYA, KOMPAS — Pada awal tahun ini, PT Waskita Beton Precast Tbk siap mengerjakan tiga kontrak pembangunan jalan tol dengan nilai Rp 1,4 triliun. Pendanaan ini didapatkan dari hasil penawaran saham dan pinjaman bank.Ketiga proyek itu adalah ruas jalan tol Pematang Panggang sepanjang 790 kilometer, tol Kayu Agung-Palembang-Betung sepanjang 540 kilometer, dan tol Mesuji-Lampung 150 kilometer."Pendanaan proyek tersebut akan didapatkan dari hasil penawaran saham publik dan pinjaman perbankan," kata Direktur Utama Waskita Beton Precast Jarot Subana, akhir pekan lalu, di Putrajaya, Malaysia, seperti dilaporkan wartawan Kompas,Joice Tauris Santi. Diperkirakan, ruas tol tersebut selesai dikerjakan dalam waktu dua tahun. Jarot belum menyebutkan bank mana saja yang akan turut dalam sindikasi untuk membiayai proyek-proyek tersebut.Sepanjang tahun ini, Waskita Beton Precast menargetkan nilai kontrak baru sebesar Rp 12,2 triliun. Nilai tersebut setara dengan 154 persen dari target tahun 2016 yang sebesar Rp 7,9 triliun.IndukProyek jalan tol Kayu Agung-Palembang-Betung merupakan salah proyek jalan tol yang dikerjakan oleh induk perusahaan, yaitu Waskita Karya. Direncanakan, ruas itu akan tersambung dengan ruas tol Terbanggi Besar-Kayu Agung.Waskita Beton Precast juga berencana menambah dua pabrik beton pracetak baru. Hingga akhir tahun lalu, total pabrik yang dimiliki ada 10, dengan total kapasitas produksi 2,6 juta ton. Selain itu ada juga 41 pabrik pengadukan beton (batching plant) yang tersebar di seluruh proyek. Hingga akhir tahun, pabrik pengadukan akan ditambah menjadi 83 unit.Laba bersihWaskita Beton Precast juga menargetkan laba bersih sebesar Rp 1,13 triliun pada tahun ini. Angka ini naik 13 persen dari target sebelumnya. Target pendapatan juga naik 4 persen menjadi Rp 7,71 triliun dari target sebelumnya.Sementara itu, analis Samuel Sekuritas, Akhmad Nurcahyadi, mengatakan,tetap berpandangan positif terhadap pertumbuhan Waskita Beton Precast pada tahun ini. Beberapa hal yang mendorong pertumbuhan itu, menurut Akhmad dalam risetnya, adalah sinergi dengan perusahaan induknya, yaitu Waskita Karya, komitmen Rencana Jangka Panjang Nasional, kontinuitas pertumbuhan kontrak, dan ekspansi untuk menangkap pasar beton pracetak.
